Selain kraton
kasunanan hardiningrat dan Kraton Mangkunegaraan, mungkin tidak banyak yang
tahu bahwa di Solo juga ada benda cagar budaya peninggalan sejarah Kraton
Kartasura. Ya keberadaan kraton
kartasura tidak lepas dari sejarah dinasti kerajaan Mataram yaitu Surakarta dan
Yogyakarta. diawali
munculnya pemberontakan Trunojoyo pada tahun 1650 terhadap Sunan Amangkurat I
di Keraton Plered yang menyebabkan Sunan melarikan diri daerah Imogiri dan
meneruskan perjalanannya ke arah barat. Namun dalam perjalanan itu, Sunan
Amangkurat I meninggal di Wanayasa (daerah Banyumas) pada 10 Juli 1677 dan
dimakamkan di Tegalwangi, Kabupaten Tegal. Sebelum meninggal, Sunan Amangkurat
I sempat mengangkat Pangeran Adipati Anom sebagai penggantinya dengan gelar
Sunan Amangkurat II. Putra lain Sunan Amangkurat I yaitu Pangeran Puger
melarikan diri ke arah Bagelen (Purworejo) dan mengangkat dirinya sebagai raja
dengan gelar Susuhunan Ing Ngalaga. Setelah kembali ke Plered, ia menobatkan
dirinya menjadi Raja Mataram. Dan dengan bantuan VOC sunan amangkurat II
berhasil menghentikan pemberontakan Trunojoyo, dan kemudian mendirikan kraton
disebelah barat pajang yaitu wanakerta. Yang kemudian diberi nama kraton
Kartasura Hardiningrat. Untuk lebih jelas mengenai sejarah Keraton Kartasura dapat dibaca disini .
Namun kini
keberadaan kraton Kartasura hanya tinggal sisa - sisa benteng yang sudah
terlupakan :(. Untuk menuju petilasan kartasura cukup mudah dicapai, terletak
di desa Sitihinggil makam haji. Jalan masuknya terletak di Jl. Slamet Riyadi
Kartasura (bukan surakarta/solo). Sekitar 6-7km dari rumah saya yang terletak
di laweyan. Dari pinggir jalan slamet riyadi kita akan melihat plang penunjuk
jalan "petilasan kraton kartosura" tinggal masuk ke gang saja ikuti
jalan kita akan melihat beteng bekas peninggalan kraton kartasura.
Namun kini petilasan
kraton kartasura sudah menjadi kompleks perkampungan dan pemakaman umum (namun
untuk pemakaman sudah ditutup oleh kraton tidak boleh lagi ada yang
dimakamkan). Petilasan ini lebih tepat disebut sebagai beteng daripada kraton
karena melihat bentuknya yang tersisa adalah sebuah benteng.
Masuk kekawasan
petilasan kita tidak diminta tiket masuk, namun jurukunci makam terkadang
meminta sumbangan sukarela bila kita
memakai jasanya untuk mengetahui seluk beluk kraton. Selain sebagai kompleks
pemakaman, petilasan kraton kartasura juga dipakai sebagai tempat ziarah. Dan
orang - orang dengan kepercayaan untuk mencari wangsit.
meskipun keberadaan petilasan Kraton Kartasura adalah sebagai Barang peninggalan purbakala yang dilindungi namun entahlah apa peran pemerintah disini, karena memang tidak tampak ada pengelolaan dari pemerintah seperti yang sudah sudah ditemukan pada barang peninggalan purbakala lainya.
0 comments:
Post a Comment