kita tiba di Penginapan Wisma maria I, di Rantepao sekitar jam 9 pagi, Kita pun
membersihkan diri dan istirahat sejenak, sementara para driver dan yang lain
tidur untuk istirahat, aku ,ms Nana, nte Ria dan Da memutuskan untuk berjalan -
jalan berkeliling rantepao. Literaly jalan kaki, ya kita jalan ke pasar,
melihat - lihat kota rantepao dan ternyata di pasar menjual beberapa suvenir
naluri belanja pun bergejolak dan kalaplah mereka berbelanja :D. sampai ga
sadar waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang … kita pun bergegas kembali ke
penginapan. Setelah bersiap kembali sambil membangunkan yang lain. Sebelum
berangkat untuk mengunjungi beberapa tempat di Toraja kita makan siang terlebih
dahulu di salah satu tempat makan dekat penginapan yang menyajikan berbagai
makanan halal dengan berbagai pilihan menu masakan, mulai menu traditional
toraja hingga menu modern seperti steak juga nasi goreng. Ada yang memilih nasi
goreng, ada yang memilih menu makanan traditional, selesai makan kitapun menuju tujuan pertama kita
yaitu "Londa".
"LONDA"
terletak di desa
Senda Uai, 5 kilometer sebelum Rantepao dari Makale. Kalau kita datang dari
arah Makale, di pinggir jalan sudah ada papan petunjuk nya kok
"Londa" tinggal ikuti jalannya saja. Tiba di kawasan Londa dari
Kejauhan aku sudah melihat berjejer jejer sepeda lipat lengkap dengan atribut
bendera dan panier mereka, ternyata adalah rombongan Ghosbaster dari Tangerang.
Waaaw tidak menjadi kejutan ternyata event Jamselinas Makassar ini dijadikan
ajang beberapa orang untuk sekalian berkunjung ke Toraja sekalian. Jika pas
makan siang tadi kita bertemu rombongan Surabaya yang di pandu oleh Pandu
Sepang eh sekarang kita bertemu dengan rombongan Gosbaster tangerang yang
ternyata terbang dari jakarta - Makassar - Palopo lanjut ke Rantepao. Setelah
ngobrol sebentar kita pun lanjut menjelajahi Goa Londa.
Goa londa adalah
salah satu kuburan khas Toraja, ya masyarakat toraja mempunyai kebiasaan untuk
tidak menguburkan jasad orang yang telah meninggal, hal ini berkaitan dengan
sejarah kebudayaan orang Toraja itu sendiri dan juga keadaan alam di tana
toraja yang di dominasi oleh pegunungan karst. Londa adalah Goa yang terletak
di lereng tebing, merupakan salah satu spot obyek kunjungan di Toraja Utara. Di
pintu masuk kita bisa menemukan peti - peti, dan tau - tau atau boneka orang
yang telah meninggal. Di dalam goa kita bisa menemukan puluhan tengkorak yang
telah berumur puluhan hingga ratusan tahun. Meskipun berisi peti mati maupun
puluhan tengkorak, namun di goa Londa tidak tercium bau . Di Londa kita
ditemani oleh pemandu yang menceritakan berbagai kisah dan cerita yang
ada. Mulai sejarah londa hingga kisah
romeo dan Juliet. Di sekitar londa juga
terdapat toko souvenir dengan harga cukup terjangkau. Setelah dari Londa kita
melanjutkan perjalanan ke Kete' Kesu.
"Kete' Kesu"
Kete' Kesu adalah
salah satu desa adat yang ada di Toraja terletak sekitar 5 kilometer juga dari
Rantepao. Kalau masuk rantepao akan ada simpang kerbau, nanti akan ada
persimpangan akanada papan petunjuk menuju kete kesu. Kete' kesu adalah desa
adat dimana terdapat beberapa rumah adat Toraja yaitu Tongkonan yang berjajar
rapi, nah kalau sering lihat flyer atau brosur mengenai Toraja yang ada foto
deretan tongkonan nha itu foto di Kete' Kesu. Tongkonan di kete' kesu berumur
hingga ratusan tahun, di dalam deretan Tongkonan ini juga terdapat museum
koleksi benda adat kuno Toraja, untuk bisa masuk Museum kita harus membayar
lagi tiket seharga 10.000 rupiah.
Selain tongkonan di
kete' kesu juga terdapat kuburan adat yang terletak di area belakang rumah
adat, kuburan adat yang ada di kete' kesu juga berupa goa dan tebing, kita bisa
menemukan kuburan bayi dan juga beberapa peti mati tradisional atau disebut juga
erong. Erong atau peti mati tradisional
ada yang berbentuk seperti tanduk kerbau, hmmm atau perahu (atap tongkonan).
Halaman kete' kesu
di kelilingi oleh ladang hijau, selain tongkonan dan kuburan adat juga terdapat
tanah seremonial yang dihiasi oleh beberapa menhir. Desa kete' kesu merupakan
kawasan cagar budaya, dan pusat upacara adat Toraja yang meliputi upacara pemakaman
adat (rambu solo), upacara memasuki rumah adat baru (rambu Tuka) serta upacara
adat lain. Jika ingin menyaksikkan
berbagai ritual ini kita bisa berkunjung di hari Juni - Desember. Oiyaa pada
bulan - bulan terntentu diadakan juga festival toraja di kete' kesu.
Dari kete' kesu kita
langsung kembali ke Rantepao karena hari sudah sore, di malam hari hanya aku,
avit, da, dan tayux yang keluar berjalan kaki hingga kawasan singki', untuk
menikmati kopi toraja rekomendasi dari om Pandu sepang, kemudian makan malam dikawasan
lapangan yang dekat dari penginapan, kemudian di susul oleh miss Nana dan nte
Ria.
Keesokannya jam 4
pagi kita telah bersiap, karena pagi ini adalah jadwal kita menyaksikan sunrise
di kawasan Lolai Toraja. Beruntung om Ali driver kita sudah biasa berkunjung ke
Toraja, jadi ketika sedikit lupa arah jalan, cukup bertanya sebentar sudah bisa
langsung melaju kembali. Menuju lolai kita mengikuti arah ke Singki melawati
jembatan Singki' melewati tempat kita ngopi semalam, dan terus naik ke atas,
jalannya terus menanjak dan berkelak - kelok. Menurut om Ali jalan menuju lolai
sekarang sudah lebih mulus dari tahun kemarin, sekarang jalannya sudah diaspal
halus dan cukup lebar. Ketika kita berangkat keadaan masih gelap gulita. Kita
pun berhenti di daerah totombi.
Kamis 13 September 2018
Kamis 13 September 2018
Berlokasi di desa
lembang, Benteng Mamullu, kecapatan Kepalapitu Lolai terletak di ketinggian
1.300 mdpl dengan julukan negeri diatas awan. Ya karena dari puncak totombi
kita bisa melihat rantepao dan kawasan sekitarnya, yang tertutup gundukan awan
atau kabut yang terlihat seperti lautan awan. Disini kita juga bisa menikmati
keindahan sunrise, namun sayang saat kita berkunjung, ternyata angin sedang
besar sehingga awan menyebar begitu juga sunrise yang tertutup mendung. Namun
pemandangan yang kita dapat tetap sangat indah.
Di totombi terdapat
beberapa tongkonan yang disewakan untuk menginap dengan harga yang bervariasi,
di kawasan ini juga sudah terdapat toilet yang cukupbersih karena dikelola
dengan baik. Ya tentu saja karena di Lolai ini sering di adakah festival Toraja
Explorer tiap tahunnya. Jika tidak ingin menginap di tongkonan kita bisa juga
mendirikan tenda di sekitar kawasan ini.
Puas menikmati
lolai, kita kembali ke penginapan, untuk sarapan dan bersiap packing karena
kita langsung check out meninggalkan penginapan untuk kembali ke Makassar.
Sekitar pukul 10 kita telah meninggalkan penginapan dan melanjutkan
perjalanan,sebelum lanjut kita mampir ke sebuah kedai kopi Toraja untuk membeli
tentu saja Kopi Toraja. Kemuadian lanjut kali ini tujuan kita selanjutnya
adalah Bori Kalimbuang. Untuk tujuan kali ini kita membutuhkan bantuan Miss G,
aliah googole maps :D. dalam perjalanan kali ini kita kembali bertemu dengan
beberapa rombongan pesepeda lipat. Setelah sedikit berputar - putar dan
menikmati ketersesatan, kita tiba juga di daerah Bori Kalimbuang.
"Bori Kalimbuan"
Bori kalimbuang
terletak di desa Sesean, Toraja Utara. Kawasan bori kalimbuang adalah kawasan
peninggalan megalitikum di Toraja, di kawasan ini kita akan menemukan bebatuan
Menhir, Menhir adalah batuan tegak berdiri menjulang. Tidak sembarang orang
bisa membangun menhir, hanya keluarga bangsawan atau pemuka adat lah yang bisa
dibangunkan menhir dengan upacara adat Rapasan Sapurandanan dengan mengurbankan
sejumlah 24 ekor kerbau.
Batu - batuan menhir
ini diambil dari pegunungan sekitar yang dibawa secara bergotong royong, perlu
berhari - hari bahkan berbulan - bulan untuk memaha batu tersebut menjadi
sebuah menhir.
Menjelajahi bori
kalimbuang kita bisa menemukan , Liang Pa' sebuah kompleks kuburan batu di Bori
Kalimbuang, yaitu sebuah batu besar berbentuk oval yang dilubangi sebagai
tempat peletakkan jenazah. Pembuatan tiap lubang pada liang pa' ini juga
diiringi dengan upacara adat. Di satu lubang biasanya tempat satu keluarga .
Masih di Bori
Kalimbuang, di arah yang berbeda dari Liang Pa, kita bisa menemukan kuburan
bayi dan tongkonan yang dihiasi oleh 200 kepala kerbau waw.
Selesai di Bori
Kalimbuang, kita kembali ke Rantepao untuk makan siang, sekali lagi kita
bertemu dengan rombongan pesepeda lipat yang akan ikut Jamselina namun
menyempatkan diri ke Toraja. Selesai makan siang kita langsung melesat menuju makasar. Namun kita mampir dulu di
Makale, om Ali berbaik hati berhenti di Plaza Makale memberi kita kesempatan
berfoto di depan patung Panglipu, patung selamat datang Toraja. Setelah itu
kita berkungjung ke Buntu Burake,
"Buntu
Burake"
Terletak tidak jauh
dari kota makale, sekitar 15 menit perjalanan dengan jalan yang sempit dan
berliku namun telah beraspal halus. Buntu burake adalah wisata religi dimana
kita bisa menemukan patung yesus memberkati Toraja setinggi 40 meter yang
terletak di ketinggian 1.200 mdpl. Selain patung, di kawasan ini juga terdapat
Goa Maria, dan beberapa spot untuk kita menikmati pemandangan Makale dari atas.
Yang spesial dari
Buntu Burake ini juga adanya jembatan Kaca untuk mengasah adrenalin, namun
ketika kita berkungjung jembatan ini sedang di renovasi. Kembali kita bertemu
rombongan sepeda lipat di kawasan ini. Setelah menikmati pemandangan dan
berfoto - foto. Kita kembali melanjutkan perjalanan menuju Makassar.
Demikian petualangan
dua hari kita di Tana Toraja, meski rasanya belum cukup kita harus kembali ke
Makassar untuk event Jamselinas, semoga masih ada kesempatan untuk kembali ke
Toraja. Perjalanan ke Makassar tentu juga bukan perjalanan cepat, karena kita
harus kembali menempuh 8 jam perjalanan. Ada beberapa insiden, pertama mobil om
Anton mengalami pecah ban, yang kedua ketinggalan di belakang :D. di mobil om
Ali kita sempat singgah di beberapa tempat, salah satunya toko roti khas
Toraja. Di Pare - pare karena satu dan lain hal om Ali pamit tidak bisa
melanjutkan perjalanan, dan digantikan oleh om Yusuf (kalau ga salah) seorang
pembalap sepeda. Lepas pare - pare kita mampir ke toko yang menjual telor asin
khas pare - pare. Dan lanjut hingga Makassar, ktia tiba di penginapan sekitar
jam 2 malam. Dan kemudian langsung istirahat untuk menjelajahi makassar
keesokan harinya.
0 comments:
Post a Comment