SLIDER

Friday, September 28, 2018

Traveling to Toraja Part 2 "Wisata Adat dan Budaya Toraja"



Hari Rabu 12 September 2018

kita tiba di Penginapan Wisma maria I, di Rantepao sekitar jam 9 pagi, Kita pun membersihkan diri dan istirahat sejenak, sementara para driver dan yang lain tidur untuk istirahat, aku ,ms Nana, nte Ria dan Da memutuskan untuk berjalan - jalan berkeliling rantepao. Literaly jalan kaki, ya kita jalan ke pasar, melihat - lihat kota rantepao dan ternyata di pasar menjual beberapa suvenir naluri belanja pun bergejolak dan kalaplah mereka berbelanja :D. sampai ga sadar waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang … kita pun bergegas kembali ke penginapan. Setelah bersiap kembali sambil membangunkan yang lain. Sebelum berangkat untuk mengunjungi beberapa tempat di Toraja kita makan siang terlebih dahulu di salah satu tempat makan dekat penginapan yang menyajikan berbagai makanan halal dengan berbagai pilihan menu masakan, mulai menu traditional toraja hingga menu modern seperti steak juga nasi goreng. Ada yang memilih nasi goreng, ada yang memilih menu makanan traditional, selesai  makan kitapun menuju tujuan pertama kita yaitu "Londa".







"LONDA"
terletak di desa Senda Uai, 5 kilometer sebelum Rantepao dari Makale. Kalau kita datang dari arah Makale, di pinggir jalan sudah ada papan petunjuk nya kok "Londa" tinggal ikuti jalannya saja. Tiba di kawasan Londa dari Kejauhan aku sudah melihat berjejer jejer sepeda lipat lengkap dengan atribut bendera dan panier mereka, ternyata adalah rombongan Ghosbaster dari Tangerang. Waaaw tidak menjadi kejutan ternyata event Jamselinas Makassar ini dijadikan ajang beberapa orang untuk sekalian berkunjung ke Toraja sekalian. Jika pas makan siang tadi kita bertemu rombongan Surabaya yang di pandu oleh Pandu Sepang eh sekarang kita bertemu dengan rombongan Gosbaster tangerang yang ternyata terbang dari jakarta - Makassar - Palopo lanjut ke Rantepao. Setelah ngobrol sebentar kita pun lanjut menjelajahi Goa Londa. 





Goa londa adalah salah satu kuburan khas Toraja, ya masyarakat toraja mempunyai kebiasaan untuk tidak menguburkan jasad orang yang telah meninggal, hal ini berkaitan dengan sejarah kebudayaan orang Toraja itu sendiri dan juga keadaan alam di tana toraja yang di dominasi oleh pegunungan karst. Londa adalah Goa yang terletak di lereng tebing, merupakan salah satu spot obyek kunjungan di Toraja Utara. Di pintu masuk kita bisa menemukan peti - peti, dan tau - tau atau boneka orang yang telah meninggal. Di dalam goa kita bisa menemukan puluhan tengkorak yang telah berumur puluhan hingga ratusan tahun. Meskipun berisi peti mati maupun puluhan tengkorak, namun di goa Londa tidak tercium bau . Di Londa kita ditemani oleh pemandu yang menceritakan berbagai kisah dan cerita yang ada.  Mulai sejarah londa hingga kisah romeo dan Juliet.  Di sekitar londa juga terdapat toko souvenir dengan harga cukup terjangkau. Setelah dari Londa kita melanjutkan perjalanan ke Kete' Kesu.





"Kete' Kesu" 

Kete' Kesu adalah salah satu desa adat yang ada di Toraja terletak sekitar 5 kilometer juga dari Rantepao. Kalau masuk rantepao akan ada simpang kerbau, nanti akan ada persimpangan akanada papan petunjuk menuju kete kesu. Kete' kesu adalah desa adat dimana terdapat beberapa rumah adat Toraja yaitu Tongkonan yang berjajar rapi, nah kalau sering lihat flyer atau brosur mengenai Toraja yang ada foto deretan tongkonan nha itu foto di Kete' Kesu. Tongkonan di kete' kesu berumur hingga ratusan tahun, di dalam deretan Tongkonan ini juga terdapat museum koleksi benda adat kuno Toraja, untuk bisa masuk Museum kita harus membayar lagi tiket seharga 10.000 rupiah. 

Selain tongkonan di kete' kesu juga terdapat kuburan adat yang terletak di area belakang rumah adat, kuburan adat yang ada di kete' kesu juga berupa goa dan tebing, kita bisa menemukan kuburan bayi dan juga beberapa peti mati tradisional atau disebut juga erong.  Erong atau peti mati tradisional ada yang berbentuk seperti tanduk kerbau, hmmm atau perahu (atap tongkonan). 









Halaman kete' kesu di kelilingi oleh ladang hijau, selain tongkonan dan kuburan adat juga terdapat tanah seremonial yang dihiasi oleh beberapa menhir. Desa kete' kesu merupakan kawasan cagar budaya, dan pusat upacara adat Toraja yang meliputi upacara pemakaman adat (rambu solo), upacara memasuki rumah adat baru (rambu Tuka) serta upacara adat lain.  Jika ingin menyaksikkan berbagai ritual ini kita bisa berkunjung di hari Juni - Desember. Oiyaa pada bulan - bulan terntentu diadakan juga festival toraja di kete' kesu. 

Dari kete' kesu kita langsung kembali ke Rantepao karena hari sudah sore, di malam hari hanya aku, avit, da, dan tayux yang keluar berjalan kaki hingga kawasan singki', untuk menikmati kopi toraja rekomendasi dari om Pandu sepang, kemudian makan malam dikawasan lapangan yang dekat dari penginapan, kemudian di susul oleh miss Nana dan nte Ria. 



Keesokannya jam 4 pagi kita telah bersiap, karena pagi ini adalah jadwal kita menyaksikan sunrise di kawasan Lolai Toraja. Beruntung om Ali driver kita sudah biasa berkunjung ke Toraja, jadi ketika sedikit lupa arah jalan, cukup bertanya sebentar sudah bisa langsung melaju kembali. Menuju lolai kita mengikuti arah ke Singki melawati jembatan Singki' melewati tempat kita ngopi semalam, dan terus naik ke atas, jalannya terus menanjak dan berkelak - kelok. Menurut om Ali jalan menuju lolai sekarang sudah lebih mulus dari tahun kemarin, sekarang jalannya sudah diaspal halus dan cukup lebar. Ketika kita berangkat keadaan masih gelap gulita. Kita pun berhenti di daerah totombi.

Kamis 13 September 2018



 "Lolai"

Berlokasi di desa lembang, Benteng Mamullu, kecapatan Kepalapitu Lolai terletak di ketinggian 1.300 mdpl dengan julukan negeri diatas awan. Ya karena dari puncak totombi kita bisa melihat rantepao dan kawasan sekitarnya, yang tertutup gundukan awan atau kabut yang terlihat seperti lautan awan. Disini kita juga bisa menikmati keindahan sunrise, namun sayang saat kita berkunjung, ternyata angin sedang besar sehingga awan menyebar begitu juga sunrise yang tertutup mendung. Namun pemandangan yang kita dapat tetap sangat indah. 




Di totombi terdapat beberapa tongkonan yang disewakan untuk menginap dengan harga yang bervariasi, di kawasan ini juga sudah terdapat toilet yang cukupbersih karena dikelola dengan baik. Ya tentu saja karena di Lolai ini sering di adakah festival Toraja Explorer tiap tahunnya. Jika tidak ingin menginap di tongkonan kita bisa juga mendirikan tenda di sekitar kawasan ini. 







Puas menikmati lolai, kita kembali ke penginapan, untuk sarapan dan bersiap packing karena kita langsung check out meninggalkan penginapan untuk kembali ke Makassar. Sekitar pukul 10 kita telah meninggalkan penginapan dan melanjutkan perjalanan,sebelum lanjut kita mampir ke sebuah kedai kopi Toraja untuk membeli tentu saja Kopi Toraja. Kemuadian lanjut kali ini tujuan kita selanjutnya adalah Bori Kalimbuang. Untuk tujuan kali ini kita membutuhkan bantuan Miss G, aliah googole maps :D. dalam perjalanan kali ini kita kembali bertemu dengan beberapa rombongan pesepeda lipat. Setelah sedikit berputar - putar dan menikmati ketersesatan, kita tiba juga di daerah Bori Kalimbuang. 


"Bori Kalimbuan" 

Bori kalimbuang terletak di desa Sesean, Toraja Utara. Kawasan bori kalimbuang adalah kawasan peninggalan megalitikum di Toraja, di kawasan ini kita akan menemukan bebatuan Menhir, Menhir adalah batuan tegak berdiri menjulang. Tidak sembarang orang bisa membangun menhir, hanya keluarga bangsawan atau pemuka adat lah yang bisa dibangunkan menhir dengan upacara adat Rapasan Sapurandanan dengan mengurbankan sejumlah 24 ekor kerbau. 



Batu - batuan menhir ini diambil dari pegunungan sekitar yang dibawa secara bergotong royong, perlu berhari - hari bahkan berbulan - bulan untuk memaha batu tersebut menjadi sebuah menhir. 

Menjelajahi bori kalimbuang kita bisa menemukan , Liang Pa' sebuah kompleks kuburan batu di Bori Kalimbuang, yaitu sebuah batu besar berbentuk oval yang dilubangi sebagai tempat peletakkan jenazah. Pembuatan tiap lubang pada liang pa' ini juga diiringi dengan upacara adat. Di satu lubang biasanya tempat satu keluarga . 

Masih di Bori Kalimbuang, di arah yang berbeda dari Liang Pa, kita bisa menemukan kuburan bayi dan tongkonan yang dihiasi oleh 200 kepala kerbau waw. 



Selesai di Bori Kalimbuang, kita kembali ke Rantepao untuk makan siang, sekali lagi kita bertemu dengan rombongan pesepeda lipat yang akan ikut Jamselina namun menyempatkan diri ke Toraja. Selesai makan siang kita langsung melesat  menuju makasar. Namun kita mampir dulu di Makale, om Ali berbaik hati berhenti di Plaza Makale memberi kita kesempatan berfoto di depan patung Panglipu, patung selamat datang Toraja. Setelah itu kita berkungjung ke Buntu Burake,

"Buntu Burake"

Terletak tidak jauh dari kota makale, sekitar 15 menit perjalanan dengan jalan yang sempit dan berliku namun telah beraspal halus. Buntu burake adalah wisata religi dimana kita bisa menemukan patung yesus memberkati Toraja setinggi 40 meter yang terletak di ketinggian 1.200 mdpl. Selain patung, di kawasan ini juga terdapat Goa Maria, dan beberapa spot untuk kita menikmati pemandangan Makale dari atas. 





Yang spesial dari Buntu Burake ini juga adanya jembatan Kaca untuk mengasah adrenalin, namun ketika kita berkungjung jembatan ini sedang di renovasi. Kembali kita bertemu rombongan sepeda lipat di kawasan ini. Setelah menikmati pemandangan dan berfoto - foto. Kita kembali melanjutkan perjalanan menuju Makassar.




Demikian petualangan dua hari kita di Tana Toraja, meski rasanya belum cukup kita harus kembali ke Makassar untuk event Jamselinas, semoga masih ada kesempatan untuk kembali ke Toraja. Perjalanan ke Makassar tentu juga bukan perjalanan cepat, karena kita harus kembali menempuh 8 jam perjalanan. Ada beberapa insiden, pertama mobil om Anton mengalami pecah ban, yang kedua ketinggalan di belakang :D. di mobil om Ali kita sempat singgah di beberapa tempat, salah satunya toko roti khas Toraja. Di Pare - pare karena satu dan lain hal om Ali pamit tidak bisa melanjutkan perjalanan, dan digantikan oleh om Yusuf (kalau ga salah) seorang pembalap sepeda. Lepas pare - pare kita mampir ke toko yang menjual telor asin khas pare - pare. Dan lanjut hingga Makassar, ktia tiba di penginapan sekitar jam 2 malam. Dan kemudian langsung istirahat untuk menjelajahi makassar keesokan harinya.



0 comments:

Post a Comment