Salah satu kelebihan dari sepeda lipat adalah kepraktisanya karena bisa dilipat, sehingga memudahkan kita apabila ingin membawanya kemanapun memenami perjalanan kita. Entah mungkin tidak seperti yang dibayangkan orang bahwa ternyata setelah dalam keadaan terlipat pun sepeda lipat tidak akan mempunya bentuk yang kecil dan praktis seperti yang orang - orang mungkin bayangkan, tentu saja terkecuali sepeda lipat bermerk dengan harga yang tentu saja fantastis. Ditulisan ini sih saya membahas pengalaman saya ketika membawa sepeda lipat diatas kereta, P.S Sepeda saya adalah Pocket Rocket dari Wimcycle yang dimana meskipun dilipat masih terlihat cukup besar.
Dan ternyata juga meskipun pemilik sepeda lipat berharap dengan kepraktisanya dapat membawa seli (alias sepeda lipat) di berbagai angkutan umum sering terbentur dengan beberapa insiden meskipun suda ada aturan yang jelas mengenai tata cara membawa sepeda lipat di angkutan umum, entah kerena kurang nya sosialisasi, atau karena anggapan bahwa yang kita bawa adalah "Sepeda" masalah ini terutama kerap muncul bagi pelanggan Angkutan Kereta terutama kereta Ekonomi.
Sepeda kita di Belakang pintu |
Saya memang
sudah beberapa kali membawa sepeda dalam kereta api, baik kereta api Bisnis
maupun Ekonomi, untuk kereta api Eksekutif tidak akan ada masalah,yaah namanya
juga kereta eksekutif pasti akan lebih banyak layanan kepada penumpang. Dan karena di setiap gerbong terdapat rak untuk
tempat kita menaruh barang, sehingga kita dapat menempatkan seli kita disana
tanpa ada gangguan.
|
Untuk kereta
bisnis kita dapat menaruh sepeda lipat kita di antara kursi di deret kursi yang
berada di dekat toilet. Pada kereta bisnis di deretan kursi yang berada didekat
toilet terkadang ada sedikit jarak sehingga kita bisa menempatkan seli kita
disitu. Dua kali saya membawa seli ke
Jakarta dengan kereta Bisnis Senja Utama, hanya sekali ketika petugas
mempermasalahkan saya membawa seli di gerbong kereta, dia hanya mengatakan lain
kali tidak boleh. Tanpa banyak melawan saya Cuma mengiyakan dan bilang
"maaf".
"maaf".
Nhah untuk
kereta ekonomi terkadang persoalan sudah mulai muncul ketika kita hendak
memasuki peron, bisa - bisa kita dilarang masuk oleh petugas yang mengetahui
kita membawa sepeda. PT KAI memang sedang memperbaiki pelayanan publik terhadap
penumpang kereta Ekonomi, oleh karena itu berbagai macam peraturan mulai
diberlakukan untuk membatasi barang bawaan penumpang. Agar diatas gerbong tidak
akan mengganggu penumpang yang lain. Untuk sepeda dan sepeda lipat sendiri PT
KAI sudah mengaturkan di Pasal 14 dalam peraturan penumpang Kereta yang
berbunyi
" Khusus sepeda lipat atau speda biasa
yang dikemas sedemikian rupa dalam keadaan komponen - komponennya tidak dirakit
menjadi sepeda utuh dapat dibawa kedalam kabin kereta penumpang dan ditempatkan
pada tempat yang tidak mengganggu atau membahayakan penumpang lain serta tidak
akan minimbulkan kerusakan pada kereta tidak dikenakan biaya "
peraturan penumpang kereta |
kita dapat
melihat peraturan tersebut di bagian belakang lembar pemesanan tiket, saya
sering mengambil beberapa lembar dan kemudian saya stabilo sebagai modal untuk
saya bawa ke atas kereta.
Membawa
sepeda lipat diatas kereta comuter Solo - Jogja, Solo - Semarang saya tidak
pernah ada masalah. Ketika membawa seli untuk pertama kalinya di atas kereta
Ekonomi jarak jauh yaitu Solo - Blitar dengan kereta Matramaja, saya pun
membawa lembar pemesanan tiket yang telah saya stabilo untuk berjaga - jaga dan
saya bawa ke atas kereta. Saat itu barang bawaan saya cukup banyak bukan hanya
Sepeda lipat saja. Untuk mempermudah saya melewati petugas peron saya
menggunakan jasa poter , karena saya berbikepacking bersama pasangan saya
otomatis ada 2 sepeda lipat. Poter pun saat itu menempatkan sepeda saya diatas
gerbong, pada saat itu gerbong yang saya naiki ada pintu disebelah barat yang
tidak bisa dibuka, maka poter
menempatkan dua sepeda saya disitu. Dia mengatakan tidak apa pintu tidak bisa
dibuka jadi tidak akan mengganggu.
barang bawaan ketika ke Blitar |
Ketika mulai
pemeriksaan tiket oleh petugas, timbulah "perbincangan" tersebut,
dengan pertanyaan yang kurang disukai oleh kita para selier
"siapa
yang memperbolehkan membawa sepeda lipat keatas gerbong",
saya pun
mengeluarkan lembaran kertas tersebut dan mengatakan "disini tertulis bla
bla blaa boleh" , petugas tersebut pun menjawab "tapi harusnya
ditaruh di gerbong bagasi, baik akan saya tanyakan ke masinis" dan
akhirnya setelah menunggu, ternyata petugas tersebut tidak kembali dan kita
tidak mendapat gangguan kembali hingga ti di stasiun Blitar.
salah satu spot di kabin kereta untuk menaruh sepeda |
Tali yang saya gunakan untuk mengikat sepeda |
Pengalaman
kedua ketika membawa seli diatas gerbong kereta Ekonomi menuju Malang, kembali
terjadi percakapan yang kurang mengenakan karena petugas yang melantangkan
suaranya alias sedikit membentak memarahi kita yang membawa seli diatas kereta.
"SIAPA
YANG NGEBOLEHIN MEMBAWA SEPEDA DIATAS GERBONG GINI!!"
Akupun
menjawab dengan tenang dan percaya diri sambil menatap matanya (sambil nahan
emosi saya ga suka di bentak bentak)
"Pasal
14
peraturan penumpang kereta api, bahwa sepeda dan sepeda lipat yang
tidak dirakit diperbolehkan dibawa diatas gerbong tanpa dipungut
biaya.."
Dia pun
terdiam sejenak sedikit kaget dan tertegun dengan jawabanku atau kaget ada
aturan seperti itu.dan kemudian menjawab
"Ya
tapi seharusnya jangan ditaruh di depan pintu, menghalangi jalan nanti"
katanya ..
Akupun Cuma
menjawab
"oh
maaf saya pindahkan"
Dan seli
saya pindahkan di lorong disamping toilet.
Setelah itu
tidak ada lagi gangguan perbincangan ..
Ketika saya
berencana akan bersepeda ke TN Baluran dimana start point dari ketapang
banyuwangi, saya menggunakan Kereta Sri tanjung berangkat dari stasiun
Purwosari hingga ketapang banyuwangi.
Belajar dari pengalaman saya sebelumnya saya pun pergi ke stasiun
sebelum membeli tiket saya pun menanyakan kejelasan peraturan membawa sepeda
lipat ke atas kereta. Oleh CS nya dengan ramah dia menunjukan peraturan no 14
yang telah distabilo bahwa saya tidak perlu khawatir seli boleh dibawa naik ke
atas kereta tanpa dipungut biaya.
Merasa tidak
puas karena biasanya masalah timbul ketika masuk peron, saya pun bertanya pada
petugas peron bolehkah saya membawa seli ketas kereta. Senada dengan CS petugas
peron pun mengiyakan bahwa saya dapat membawa seli saya keatass kereta, saya
tidak perlu khawatir, namun jika seli saya melebihi berat bagasi yang
ditentukan saya hanya akan dikenai biaya tambahan kelebihan bagasi. Ketika saya
menjelaskan berat seli hanya berkisar 10kg petugas pun mengatakan tidak apa -
apa. Melihat saya yang masih khawatir petugas meminta saya untuk kembali
bertanya ke CS. Kali ini petugas CS yang berbeda saya kembali menanyakan
kejelasan membawa seli diatas kereta dan sama seperti kemarin dia pun
mengatakan "Boleh".
Dan pada
Hari H dengan sedikit was was saya memasuki peron di stasiun purwosari dengan
membawa seli, salah satu petugas peron sempat menanyakan apakah seli boleh
dibawa naik, karena meskipun beratnya hanya 10 kg tapi volume setelah terlipat
cukup besar. Ternyata dijawab oleh petugas peron lainya, dia sudah menanyakan
hal tersebut sebelumnya keatasannya dan dia bilang "BOLEH"
saya menaruh seli diatas rak |
Selama
perjalanan dari stasiun purwosari menuju Banyuwangi tidak ada masalah yang
muncul dari petugas diatas kereta. Dua kali saya naik Kereta Sri Tanjung dan
setiap naik dari Stasiun purwosari saya tidak pernah mendapatkan masalah. Namun
sebaliknya setiap naik dari stasiun Banyuwangi Baru, Ketapang Banyuwangi,
selalu saja ada masalah. Ketika perjalanan pertama saya mendapat masalah dari
petugas peron, yang meskipun mengijinkan seli saya naik keatas kereta tapi
melarang seli ditaruh di lorong gerbong maupun dibalik pintu, sehingga harus
menaruhnya di kolong kursi dan diatas rak (karena seli saya ada boncengan yang
terlalu besar untuk masuk dikolong). Pada perjalanan kedua dari Banyuwangi,
saya sudah tidak mendapat masalah dari petugas peron, dia tidak ikut hingga
keatas gerbong hanya mengatakan
"seli
ditaruh dibawah kursi Ya"
Dan karena
saya malas, maka saya meletakan seli dilorong. Tidak ada masalah yang timbul
hingga stasiun Tanggul dimana petugas diatas kereta berganti untuk yang ketiga
kalinya (FYI petugas diatas kereta jarak jauh akan berganti - ganti sesuai
dengan pos masing - masing), menanyakan keberadaan Seli diatas gerbong, yang
kembali menimbulkan perbincangan, sehingga kita memindahkan seli di ujung
lorong gerbong yang kosong.
Meskipun
peraturan oleh KAI sudah tertulis dengan jelas bahwa sepeda dan sepeda lipat
dapat dibawa diatas gerbong apabila dalam keadaan yang tidak dirakit, namun ternyata entah
karena kurang pengetahuan nya petugas akan peraturan tersebut, atau karena
masih belum familiar dengan seli yang berada di atas gerbong, atau hanya
arogansi petugas. Namun hendaknya apabila kita menghadapi masalah tersebut
tidak ikut terbawa emosi, semuanya kembali pada kepentingan umum untuk
kenyamanan penumpang. Harapanya sih ada ketegasan dalam Implementasi peraturan
no 14, dan sosialisasi oleh KAI kepada petugas - petugas di atas kereta.
Jadi berikut
beberapa tips berdasarkan pengalaman saya ketika kamu membawa Seli di atas
kereta Ekonomi
- Sebetulnya kita dapat menempatkan seli yang telah terlipat di lorong gerbong di desamping toilet karena mempunyai space yang sedikit agak lebar
- Jika kita berangkat dari stasiun awal, kita dapat meletakan seli kita di bawah kursi (tidak dalam keadaan terlipat, hanya handle nya saja yang dilipat) atau jika kamu cukup kuat letakan seli diatas rak jangan lupa di tali dengan kuat. (permasalahan tentu akan timbul ketika akan turun, bersiaplah menurunkan seli sebelum tiba di stasiun tujuan agar tidak terburu - buru)
- Kamu dapat meletakan seli di gerbong restorasi, gerbong ini hanya digunakan sebagai restauran tempat penumpang jika hendak makan, sehingga cukup longgar dengan Ijin tentunya, gerbong restorasi biasanya adalah gerbong yang ke-empat dari rangkaian gerbong yang ada.
- Jika memungkinkan pesanlah tiket di gerbong 1, karena sebelum gerbong 1 akan ada gerbong 0, dimana gerbong tersebut tidak digunakan untuk penumpang umum, sehingga kamu dapat menaru seli kamu diujung lorong antara gerbong 1 dan gerbong 0 agar tidak mengganggu penumpang lain.
- Kamu dapat membawa seli dan diletakan di gerbong Bagasi tapi dengan berbagai peraturan yang ada, karena setiap barang naik dan turun harus dicatat dan tentu dengan biaya ekstra.
- Bawalah lembar yang berisi peraturan mengenai membawa sepeda dan sepeda lipat sebagai bukti akan adanya peraturan yang membolehkan membawa sepeda diatas gerbong
- Lipatlah seli kamu sebelum memasuki peron Stasiun, karena mau sepraktis apapun jangan sampai menggagu penumpang lain.
- Saya tidak menggunakan tas seli, dengan tujuan agar petugas mengetahui bahwa barang yang saya bawa adalah Sepeda Lipat dimana sudah diatur dalam pasal 14 boleh dibawa ketas gerbong
- Ketika muncul "perbincangan" dengan petugas yang mempermasalahkan seli kita, jawablah dengan sopan, ramah dan jelaskan mengenai peraturan tersebut dengan percaya diri tanpa terbawa emosi
- Hormatilah hak penumpang lain untuk juga mendapatkan kenyamanan di atas kereta.
bila ditaruh di kabin apakah itu tidak mengganggu penumpang lain??
ReplyDeleteMakasih gan
ReplyDelete