SLIDER

Tuesday, April 25, 2017

TDP-8 Tour De Pangandaran -8 a series of unfortunate event


Adalah suatu keberuntungan atau ketidak sengajaan ketika aku bisa mengikuti salah satu event terbesar di kota Tasikmalaya, kota yang jauh dari asal yaitu Tour De Pangandaran Kala itu yang ke-7 itupun berkat menemani miss Nana my bikingsoulamte yang notabene adalah ketua B2W Semarang, kala itu penyelenggaraan TP-7 dibarengkan dengan event gathering B2W se-Indonesia dan miss Nana "Memaksa" kita untuk ikut. klik link cerita disini ya. Sebenarnya udah dari dulu pernaha mendengar mengenai event TDP tapi habis itu lupa, hingga TDP -7 baru tahu dan ngeh lagi. Kala itu sih kita pernah bilang setidaknya pernah ikut sekali .. Jikalau nanti ga bisa ikut lagi. Nhah ditahun 2017 ini TDP memasuki event yang ke-8 tadinya sih belum ada niat untuk ikut namun ternyata para pelorers yang pernah mendengar cerita soal event TDP mengutarakan keinginan mereka untuk ikut event TDP-8. ya sudah akkhirnya kita berenam pun bersama berniat menabung untuk mengikuti event TDP-8. 


Setelah dihitung berapa biaya yang dikeluarkan seirit mungkin, kalau tahun lalu kita naik bus menuju tasik hari kamis malam, menginap semalam istirahat seharia maka tahun ini kita memutuskan berangkat menggunakan kereta ekonomi Pasundan jurusan Solo-Bandun, yang ternyata jadwalnya bisa sesuai jika digabung dengan kereta Kalijaga via Semarang jadi kita bisa berangkat hari jumat dan tiba jumat malam di tasikmalaya. Tugasku yang mengurus tiket mencari penginapan dan memastikan bocah-bocah bakal aman di Tasik dan pangandaran nantinya. Ketika memesan tiket Pasundan dan Kahuripan untuk pulangnya, sudah ada kejadian gegara ada ibu - ibu yang marah - marah menyerobot antrian aku jadi ga fokus salah tulis nama kereta alhasil kudu ganti dan kena 15% biaya. Tapi semua lancar. Tapi ada satu berita mengejutkan saat memesan tiket yaitu KA Kalijaga tidak lagi berhenti di Purwosari .. Alamaaaak maka rencana kita sudah berantakan lagi satu, karena kita tidak bisa langsung ganti kereta melainkan harus berpindah dari St. Balapan saat turun dari Kalijaga dan menuju Purowsari untuk naik KA Pasundan, ya Tuhan kenapa PT KAI mengubah jadwal kereta saat saya sangat membutuhkan KA Kalijaga dari Purwosari.
Tibalah hari H

Hari Jumat 21 April 2017
Bertepatan dengan hari Kartini, keberangkatan kita ke Tasikmalaya, anak - anak plus miss Nana, minus Hesti berangkat dari Semarang Poncol menggunakan KA Kalijaga, untunglah mereka semua tepat waktu (bangunnya), saya cukup menunggu di Solo sambil mengecek kabar mereka. Namun baru beberapa saat saya dapat kabar bahwa kereta Kalijaga berhenti karena kabarnya ada motor yang tersambar kereta .. Astagaaaaah para pengemudi itu jiaaan. Cukup deg - degan dan was - was karena apakah kereta akan berhenti lama dan tiba tepat waktu, maka  saya selalu mengecek perjalanan kereta dan sudah sampai mana, karena kalau yakin bahwa kereta terlambat maka saya akan langsung ke stasiun untuk menukar tiket pasundan dengan KA Kahuripan yang berangkat sore hari. Untunglah kemudian kereta berjalan lancar, jika kuhitung - hitung KA akan tiba sekitar pukul 12 siang, masih ada waktu. 



Maka sambil menunggu saya membelikan nasi untuk mereka makan siang, kemudian menuju balapan untuk menjemput mereka, namun alaaamaaak ada kejadian lagi, jalan di menuju balapan di tutup dan dialihkan karena ada rombongan Ibu presidan,haiiish padhal kalau memutar membutuhkan waktu lama, untunglah bapak Polisi berbaik hati mempersilahkan saya mlipir menuju St Balapan, sambil menunggu saya dibuat was - was lagi, karena ternyata kereta harus berhenti beberapa kali untuk langsir hadeeeeeh …. Waktu bakal mepet nih mana saya ntar harus ke warung ambil pesenan nasi geprek …. Maka sekeluar mereka dari stasiun saya langsung ngebut menuju purwosari .. Khi khi cuckup di kejar waktu ya. 

Tiba di purwosari kita masiha da 15 menit sebelum kedatangan kereta, begitu kereta Datang kita menempatkan diri namun ternyata gerbong kita berada di ujung paling bontot kita pun berlari menuju gerbong paling balakang, mana ketika menaikan sepeda, beberapa spot udah terpakai tas dan kardus, mana sebelum kita semua naik masih sudah ada pengumuman kereta akan diberangkatkan udah deh pada panik, mana si Tami masih belum sempat naik lagi … hadeeeh  untunglah pada akhirnya kita semua berhasil naik, setelah menata sepeda. Kita pun bisa bernafas lega dan menertawakan kejadian yang telah kita alami sepagian ini. Perjalanan menuju tasik cukup lancar meski mengalami keterlambatan 30 menit dari jadwal. Kita tiba di tasikmalaya pukul 20.00 WIB. 


Tidak lupa kita selalu memantau keadaan Hesti, sebetulnya hesti bisa bernagkat lebih sore naik bus, namun agar amannya Hesti pun kita barengkan dengan kenalan sepeda kita yang juga akan berangkat TDP yaitu Pak Sur, dari hesti kita mendapat kabar dia ketinggalan charger jadi harus irit batreee hadeeeeh ada ada saja. Beruntung setiba di stasiun Tasik, ada beberap orang yang menolong kita menurunkan sepeda, setelah membuka sepeda kita. Beruntung juga ingatanku tentang letak stasiun tasik dengan telkom masih ada, jadi aku sudah tahu arah jalan dari stasiun ke Telkom itu cukup dekat. Keluar dari stasiun kita menuju telkom dan anak - anak pun terkejut ternyata kita hanya menempuh beberapa ratus meter saja, mereka cukup lega :D. 

Tiba di telkom kita sudah bertemu dengan teman - teman B2W ada om Tekad, om Sugeng, nte Ria, om Putut, Om Eka, juga atlet sepeda asli Pangandaran Yazi dan lain - lain.  Beruntung juga ternyata kita mendapat jatah kamar dari nte Ria sykurlah kita tidak jadi ngemper, kita bisa beristirahat setelah kejadian - demi kejadian beruntun yang kita alami seharian ini. Setelah beramah tamah, kemudian makan menikmati tutug oncom, dan camilan yang di sediakan, kita pun menuju hotel Abadi yang letaknya cukup dekat dari telkom, dan saat itu pula aku sadari itu adalah Hotel dimana aku pernah menginap ketika Srikandi 2012 lalu hoo hoo hooo. 


Malam itu aku, tami, dwi dan Avit memutuskan untuk keluar berjalan - jalan mencari minuman segar alias es The, dan saat itu juga anak - anak mendapati shock culture bahwa sangat sulit untuk mendapatkan es teh manis yang nasgitel di Tasikmalaya, apalagi es hi hi hi beruntunglah di depan hotel masiha ada warung buka dan kita sempat menikmati es the meskipun Cuma the celup. Tapi cukup melegakan tenggorokan. Kitapun kembali ke hotel dan beristirahat.


Hari Sabtu 22 April 2017 the D Day

Akhirnya tibalah hari H, aku terbangun sekitar pukul setengah lima pagi, sempat menanyakan kabar Hesti, miss nana mengatkan belum ada kabar lagi, dipikiranku hesti sudah akan sampai di Tasik.  Namun selesai mandi aku mendapat kabar bahwa beberapa jam lalu Hesti memberi kabar bahwa Bus hesti masih berada di Majenang gegara ada trailer terguling .. Whaaat?? Bakalan terlambat dia nih. So aku ke kamar Dwi, Avit dan Tami untuk membahas jika Hesti turun Banjar saja, namun betapa kagetnya lagi ketika tahu dari Avit bahwa dia dapat berita dari Hesti bahwa dia memutuskan untuk gowes bersama pak Sur dan Om Rusli orang C5 magelang .. Whaaaat lagi!!! Mejenang ke Tasik masih jauuuuh binget dan aku tahu trek nya rolling banget .. So segera aku sebisa mungkin mengontak Hesti dan memberi tahu bahwa dia langsung menuju Banjar saja, nanti kita ketemu disana. 


Setelah selesai kepanikan pagi itu, kita kebawah untuk menikmati sarapan nasi goreng, untunglah rasa nasi gorengnya cukup sesuai di lidah kita. Selesai sarapan kita langsung menuju telkom yang sudah berjibun para pesepeda, kita pun tidak sempat berfoto di wall of fame nya, ktia Cuma berdiri menunggu di depan garis start saja sambil menanti peluit pemberangkatan. Disaat menunggu inilah kita bertemu dengan beberapa kenalan, seperti nte Lies Ramona dari Ambarawa, om Hendrit dari Batang yang pernah mengawal kita saat ke Cirebon. Sekitar pukul 8 pagi, bendera start sudah dikibarkan, maka kita pun mulai start, disaat itulah kita mendapat kabar dari Hesti bahwa akhirnya mereka memutuskan untuk mencegat pick up menuju Banjar syukurlaaaah. Kita bisa agak lega menikmati etape pertama Tour De Pangandaran. Kita pun menikmati gowes dengan cukup santai sambil berfoto dan bernarsis ria. 
 


Untuk rute TDP-8 ini masih sama seperti TDP-7 yaitu Tasik via Manonjaya, Cimaragas, Banjar, ,Jl Gerilya, jalan Banjar - Pangandaran, tepung kanjut, banjarsari. Kalipucang, Emplak. 

Di beberapa titik saaat berhenti di Cimaragas aku menyempatkan diri share location ke hesti agar dia ngeh dimana kita berada. Setibanya di perbatasan kota Banjar, kita pun berhenti sejenak, dan mencoba mengontak hesti mencari keberadaanya namun masih belum ketemu, hingga akhirnya ketika mau memasuki kota Banjar yang ada  kita beberlok kekanan arah pangandaran via jalan Gerilya, kita berhenti sejenak selain berfoto juga ingin membeli es the dan juga sekalian mencob amengontak Hesti. Dan akhirnya ketahuan bahwa Hesti berada di jalan Lingkar Selatan Banjar yang tentu saja sekitar 15 km di belakang kita, alhasil segera saja kit memberi tahu Hesti tentang keberadaannya, dengan share loc dan memberi petunjuk arah. 



Ketika kita memasuki tanjakan tepung kanjut, well bisa di rasakan dari orang - orang yang banyak berhenti dan mungkin ada beberapa yang loading, ternyata lumayan curam juga ya, well awalnya sih nanjak lumayan tapi setelah itu kelokan tajam dan nanjak lumayan tinggi, terjadi sedikit insiden ketika aku dipanggil dan melihat ke belakang ternyata Dwi terjatuh. Ketika aku turun ternyata sepeda Dwi bermasalah , kita pun meminggirkan dan mencoba memeriksa ada apa. Sebenarnya di sepanjang perjalanan sih emang aku sudah merasa Oddie bermasalah karena selama perjalanan udah bunyi kiryeet kriyeet. Ketika di tepung kanjut crank nya seret, sempat ku cek kayaknya RD nya, cukup lama ngutak ngutek, untung ada om Tekad dan om Sugeng lewat aku bisa pinjam minyak, setelah itu lumayan lancar kita melanjutkan perjalanan, namun tidak lama Dwi udah berhenti lagi, dan nampak sedih ternyata Oddie trouble lagi, masih seret, aku sudah mencoba membujuk dia untuk gantian dengan sepedaku namun dia merajuk dan menolak .. Hmm padahal biasanya juga mau … maka aku coba betulin lagi, namaun gegara ga bawa tool jadi ya ga bisa banyak untung ada om om yang meminjami tool, sehingga bisa bongkar roda belakang, setelah di cek juga normal sproket nya, mur baut juga, maka berpindah ke crank, ternyata crank nya terlalu mepet frame, sehingga bushguardnya pecah dan membuat seret. Maka kuputuskan melepas bushguard crank, alhasil semua lancar kembali. Disaat inilah hesti berhasil menyusul kami, dan kita pun berkumpul kembali berenam. 

Meskipun sepertinya kita udah ketinggalan jauh, tapi tetap kita pun memutuskan beristirahat dulu, buat menata hati heleeeh menikmati es the buat hesti dan memberi waktu hesti untuk istirahat. Setelah cukup istirahat kita kembali melanjutkan perjalanan, namun baru beberapa ratus meter, Tami sudah memanggil ternyata ban pockie kempes pes, aku meminta Hesti menyusul dwi dll di depan sementara aku menemani Tami, kita menuntun mencari tambal ban. Beruntung ada beberapa pesepeda yang istirahat, kita pun meminjam pompa untuk sementara memompa pockie dan melanjutkan perjalanan. Ketika bisa menyusul hesti avit dll. Aku memutuskan menambal ban pockie di tukang tambal terdekat. Sambil menunggu ban pockie di tambal kita beristirahat dan menikmati minuman dingin yang dijual si Bapak. Saat ini lah Dwi bilang crank sebelah kanan oddie sepeda dwi kocak, nampaknya cuman baut, so aku pinjam kunci T ke bapak buat mengencangkan, saat itu ada pemotor yang lewat mencoba membantu mengencangkan dengan kunci motornya, ga cuman yag kanan dia juga mengencangkan baut crank yang kiri. Okee laaah. Selesai menambal ketika kita akan jalan, Oddie sepeda Dwi menjadi tambah  trouble karena crank nya sama sekali tidak bisa diputar alaamaaaak … akhirnya kita berhenti dulu lagi untuk mencoba membetulkan sebisanya, dengan mengendorkan baut dan mengencangkan lagi, sementara sudah bisa. 


Selesai semua kita pun kembali melanjutkan perjalanan, yaah meski sendirian dan pelan - pelan di barisan paling belakang, tujuan kita cek point 1 Toserba Samudra untuk makan siang, masih sekitar 20 an kilometer lagi padahal sudah menunjukan jam 12 siang. Di kilometer 50 an memasuki jalan rolling, kita melihat performa hesti menurun, iya mungkin dia kelelahan semalamam kejebak macet, terus gowes dari majenang, naik pick up sampai banjar dan belum sempat istirahat juga makan, lelah danlapar tentu menurunkan performa. So aku minta kita tukar sepeda saja, aku naik rockie element putih si hesti dan dia naik urbano. Kita kembali melanjtukan perjalanan sambil aku mendorong hesti. 

Akhirnya tibalah kita tepat jam 2 siang kurang 10 menit di Toserba Samudra, kita sempat menikmati makan siang. Di cek point ini aku memutuskan untuk me Loading, dengan banyaknya trouble dan kondisi Hesti yang tidak fit, meskipun bisa lanjut takutnya kalau nanti ngedrop atau rusak di jalan, udah ga ada loadingan. Karena di etape ini di sediakan truk panitia untuk loading. Setelah konfirmasi kita pun me loading sepeda. Kali ini semua kompak untuk loading, meski di Jisok kemarin anak2 pada melanjutkan etape sendiri, kali ini kita semua loading. Aku juga tidak mungkin meninggalkan teman - teman loading di pick up sendiri. So kita pun melanjutkan sisa etape via pick up. 


Namun ternyata perjalan tidak semulus yang dibayangkan, selepas tanjakan emplak memasuki pangandaran, terjadi kemacetan panjang karena perbaikan jembatan, sehingga pick up berhenti hampir tidak bergerak hadeeeeeh … rasanya pengen turun saja jalan atau nyepeda. Ketika kurang 4 kilometer  dari finish truk dan pick up berhenti kukira kita mau diturunkan ternyata drivernya isoma dulu hadeeeeeeeeeeeeeh nanggung rasanya pengen bongkar muatan sendiri. Beruntung kita bertemu dengan Zen, jadi bisa melepas penat sambil ngobrol. Kita pun tiba di pangandaran jam setengah 6 an, udah ga bisa menikmati pantai dan sunset. Yasudahlah ketika kita sudah ingin istirahat, orang yang kupesenin penginapan masih sibuk agak susah dihubungi, so sambil menunggu kita menikmati makan malam di dekat panggung finish. Setelah ketemu dengan orang yang kupesanin hotel kita di antar di pondok melati tempat kita menginap kamar nomor 20 dan 27, seperti yang telah diberitahukan. 


Tiba di hotel ternyata kamar 20 dan 27 letaknya dilantai 1 dan 2, sempat minta tukar tapi tidak ada kamar kosong lagi, kita sempat minta tukar kamar dengan rombongan sepeda lain, namun ternyat akamar nomor 20, adalah seperti pondok kecil yang ada ruang tamu dan terdiri dari 2 kamar. So kita Cuman ambil kamar 20 saja, saya  pun meminta pada joki yang mengantar kita untuk membatalkan pesanan kamar no 27, kemudian si joki mnghubungi om yang kupesanin kamar.  kujelasin kondisinyaNamun dia bilang udah pesan ga bsia dibatlana so Ok, aku pun bertanay berapa sisa pembayaran jadinay, dia bilang sih sama so OK that’s wwaaaaw .. Aku sempat berpikir ini adalah berkah kejadian yang telah kita alami. 


Jadi malam itu kita segera mandi membersihkan diri, kali ini ga ada yang malas - malasan, semua pengen membersihkan diri. Setelah mandi dan bersiap kita akan menuju hotel beach view untk menikmati doorprize malam, namun ternyata hujan turun, setelah menunggu sedikit reda kita pun nekad menuju panggung. Untunglah malam itu avit berungtung mendapatkan doorprize meski kita gagal mendapat hadiiah utama sepeda. Meski pada capek kita kembali ke penginapan, tiba di penginapan kita memesan bakso yang mangkal di depan, eeeh kok pada dapat energi lagi, kecuali tami yang sudah molor di kursi. Yang lain masih ha ha hihi, bahkan ketika sudah masuk kamar pun, dikamar sebeleah mereka masih rame. Malam itu kita beristirahat memulihkan energi.

Minggu 23 April 2017 and the Drama goes on ....

Okay hari ini hari istirahat, namun demi berburu sunrise, anak -anak merelakan diri bangun pagi, meski tidak perlu mandi yang penting sudah siap buat foto narsis. Kita pun berangkat menuju pantai timur. Eh iya kecuali Avit yang lebih memilih untuk melanjtukan tidurnya. Kita pun berjalan menuju pantai timur, di perjalanan bertemu dengan Ayung Lim dari IDFB .. Hmmm kalau saya tidak kenal dan tidak kenal saya berarti baru (bergabung) di dunia per - "persepedaan" :p eh tapi aku sering kayak tahu namanya dari perjual belian kayakany, kita pun menikmati sunrise meski pun terbalut mendung, sambil nongkrong sebentar di pantai Timur, kemudian melanjutkan perjalanan , ke cagar alam Pangandaran dimana tahun lalu aku dan miss Nana terpaksa lewatkan karena takut ketinggalan evak ke tasik.



pantai pasir putih pangandaran



Kali ini kita mencoba mengeksplore memuaskan diri, namun karena meski sudah membayar tiker sebesar 20 ribu, untuk masuk ke dalam obyek yang didalam kita masih di minta iuran meski sukarela, jadi untuk beberapa spot seperti goa - goa kita lewatkan, karena maklum kita bokek dan lagi kita juga harus sewa senter .. Maaf kita beneran lagi ngirit :p, namun untunglah kita masih bisa bermain hingga pantai pasir putih, juga mencoba merasakan air dari Goa Rengganis yang katanya bisa bikin awet muda seperti Dewi Rengganis :p. usai berkeliling cagar alam, kita kembali ke penginapan, istirahat sebentar kemaddian kita mulai mandi dan berkemas sekitar pukul 10 pagi. Lalu check out dan menuju pantai barat untuk berfoto. Saat berfoto ini kita bertemu om Aryo lampung, juga beberap orang dari BCC Batam yang ternyata adalah anak buah dari Wowok Mardi teman kita alias suami dari Yani :D. 



setelah mencari makan siang di daerah pantai dengan menu dan harga yang berwisata sekali kita lanjut keluar pangandaran menuju terminal mencoba mencari kendaraan untuk kembali ke Tasik, tadinya mau cari sewa pick up, namun ternyata setelah nego dengan bus, kita pun dikenai tarif 80 ribu plus sepeda, karena sepeda dimasukkan ke dalam dengan membongkar kursi paling belakang. Kita menerima tawaran tersebut, beruntung penumpang dari pangandaran tidak banyak sehingga bus cukup longgar ketika kita naik. Sepanjang perjalanan cukup lancar, bahkan di tempat kemacetan perbaikan jembatan juga lumayan lancar. Namun lepas dari banjarsari memasuki manonjaya, bus melewati jalan berliku berkelak kelok tajam yang jauh dari trayek nya ternyata bus menghindari adanya kemacetan di suatu jalan (hasil translate seadanya dari bahasa roaming).  Memasuki kota banjar waktu menunjukan masih cukup sore jam 4 an kalau ga salah, sebetulnya ada keinginan untuk turun di Banjar saja, namun mengingat teman - teman ada keinginan untuk kulineran dan narsis di kota Tasik, aku simpan saja keinginan itu. Bus kembali melanjutkan perjalanan, memasuki ciamis bus mulai ramai, dan langit mulai menunjukkan tanda - tanda mendung. Dan betul saja, memasuki kota Tasik hujan lebat pun turun, kita sempat kebingungan, setelah berkonsultasi dengan kondektur bahwa kita tujuan kita adalah stasiun tasikmalaya awak bus berbaik hati, dia mengutarakan akan menurunkan kita di stasiun kereta namun kita ikut mereka muter dulu, kita pun menerima mengingat hujan yang turun sangat deras. 


Kita tiba di stasiun sekitar pukul setengah 6 malam, hujan masih mengguyur dan beruntung Bus benar - benar mengantar kita hingga di gerbang depan Stasiun, jadi kita tidak begitu terguyur air hujan. Karena hujan maka niat kita bernarsis di Tasikmalaya pun pupus sudah, kita hanya ngemper di depan bangunan yang sepertinya adalah kantor stasiun yang sudah tutup. Beruntung ada penjual nasi goreng keliling dengan harga dan rasa yang bersahabat sehingga kita tidak perlu bingung mencari makan, dan kita diijinkanmakan di warung depan stasiun yang ternyata adalah orang Surabaya. 




nyepeda dini hari
Sambil menunggu keberangkatan kita masih ngobrol di emperan, malam ini karena kelelahan dan otot lenganku cidera, aku memutuskan menggunakan jasa poter saja. Kita memasuki stasiun sekitar jam 8 lebih, lalu kita berisitirahat sambil menggu keberangkatan kereta, disini kita ngobrol ngobrol bercanda dengan petugas kebersihan lumayan menghibur. Kereta Kahuripan datang tepat waktu, dibantu porter dan petugas kebersihan, sepeda kita naik dan ditata dengan lancar, kita pun lega, kondektur yang memeriksa tiket kita pun ramah, dan menyapa kita dia tahu kita baru saja ikut event tour de pangandaran. Namun sayangnya saat di Ciamis, ada rombongan MTS yang bepergian dan semuanya membawa koper meletakkan koper mereka sembarangan, tepat di bordes, bahkan entah siapa memindahkan sepeda urbano ku di bordes dan menumpukinya dengan rockie hadeeeeeeeeeeeeeeh .. Maka aku dan Hesti pun terpaksa kembali menata sepeda kita kembali. 

Perjalanan ini kita lalui dengan lancar, meski kecapekan, beruntung semua lancar dan tiba di stasiun Purwosari pukul 3.41 pagi, kita dini hari pun bersepeda menuju stasiun Balapan. 

Teman - teman yang lain kembali ke Semarang dengan Kereta Kalijaga. Saya kembali kerumah untuk istirahat.
Hadeeeh begitulah kisah kita di event TDP-8  banyak drama yang seakan mengikut kita kemanapun .. :D