SLIDER

Thursday, October 23, 2014

Tweed Ride #1 Semarang


Pertama kali diselenggarakan tahun 2009 dengan naman Tweed Run adalah event dimana para pesepeda berkumpul dengan membawa kembali suasana victorian dimana para partisipan diharapkan mengenakan busana bersepeda tradisional inggris tempo dulu. Selain itu juga membawa kembali sepeda vintage mereka. Event yang kemudian dilaksanakan tiap tahun ini bahkan menyebar tidak hanya di Inggris tapi juga di negara eropa dan amerika lainya. 
Untuk kembali mengkampanyekan kegiatan bersepeda bahwa bersepeda itu juga bisa bergaya, menyenangkan dan penuh fun maka di Indonesia B2W Indonesia bersama Komunitas satu sepeda Indonesia mengadakan event Tweed Ride yang #1 alias perdana serentak di sebelas kota di Indonesia pada hari sabtu sore tanggal 18 Oktober 2014. acara yang dilaksanakan serentak ini diharapkan mampu mencuri perhatian banyak orang. 


Tanpa mengubah konsep utama dari Tweed Ride tiap kota di undang *ditantang untuk menyelenggarakan event ini. Termasuk juga semarang, dan ketua B2W semarang nana podungge pun menerima tantangan ini. Bersama saya kita membuat flyer dari Jakarta dan membuat event sabtu tanggal 18 Oktober jam 16.30, dimana pilihan waktu disesuaikan dengan waktu kerja  teman teman. 




Rute tweed ride pertama ini sengaja mengambil rute yang pendek untuk menghemat waktu sebelum matahari tenggelam sehingga masih banyak orang yang mampu melihat kostum yang dikenakan oleh partisipan. Berkumpul di Balaikota ternyata sudah banyak partisipan yang sudah datang dengan kostum yang all out "waaaah" :D. setelah menunggu peserta lain kita pun gowes menyusuri kota lama dan finish di Taman Sri Gunting gereja Blenduk kota lama, ternyata ada beberapa peserta yang menyusul kita langsung menuju kota lama. Kita pun berkumpul di depan Gereja Blenduk dan cukup menarik perhatian orang - orang sekitar. 

Selesai berkumpul kita membubarkan diri, dan sebagian dari kita pun lanjut NR untuk mencari makan malam, dan ternyata benar juga dengan bergaya banyak orang yang tertarik dengan event ataupun kegiatan bersepeda kita. Well siapa tahu mungkin setelah itu orang tersebut tertarik untuk bersepeda apapun kegiatanya :D.

 

Tuesday, October 21, 2014

GOmingpay Brown Canyon #2




Brown Canyon adalah wilayah galian tanah uruk yang berada di rowosari semarang bagian timur. Dulunya adalah bukit yang mulai habis karena dikeruk untuk tanah uruk. Sudah banyak warga dan aktivis lingkungan memprotes kegiatan pengambilan tanah tersebut, bukan saja merusak lingkungan tetapi juga diduga menyebabkan banjir di wilayah semarang timur. Bukit yang digali semakin lama dan semakin lama meninggalkan bekas menyerupai canyon  -canyon di daerah amerika. Bedanya jika canyon di wilayah amerika terjadi kaerna alam makan ini terjadi karena ulah manusi. Meskipun sebenarnya wilayah ini bukanlah tempat tujuan wisata namun ternyata tempat ini banyak dikunjungi orang sebagai destinasi berfoto (*bukan wisata). Selain hanya untuk foto - foto narsis juga untuk area pre wedding. Karena kegiatan penambangan tanah yang non stop 24 jam, maka tempat ini tidak ayal lagi penuh dengan debu dan truk truk besar lalu lalang. sebagai bukit bekas galian maka tempat ini juga dipakai sebagai tempat pembuangan akhir ilegal.

brown canyon yang diselimuti asap pembakaran sampah

jalanan berpasir tebal


Pertama kali kesini bersama Andra dan miss. Nana juga karena kita tertarik akan pemandangan canyon-nya. Maka pada bulan ini ms. Nana mengadakan gomingpay bersama rekan - rekan sepeda semarang untuk kembali bernarsis ria mengunjungi brown canyon. Tanggal 19 oktober minggu pagi kita berkumpul di Rodalink, untuk gowes menuju brown canyon. Diikuti sekitar 15 orang, Rute kali ini berbeda dari rute yang kita lewati pertama kali. Sebagai penunjuk jalan om Aris Hien juga om khadali membawa kita blusukan di daerah mateseh, melewati pintu air dan tentu saja jalanan berbatu dan berdebu tebal karena merupakan akses truk dari brown canyon menuju keluar, dibutuhkan kehati - hatian melewati jalan tersebut.




Tiba di brown canyon sungguh ironis pemandangan yang seindah ini merupakan hasil jahil tangan manusian yang telah merusak alam dengan mengeruk padas bukit dan dijadikan tanah uruk. Tanpa ditunggu komando teman - teman sepeda pun mulai berpencar untuk bernarsis ria. 




berhati hati dengan dump truk

Selesai bernarsis kita pun kembali pulang kali ini kita mengambil beda jalur dengan saling bertanya ke penduduk sekitar, dengan diwarnai insiden hilang beberapa teman. Perut yang mulai lapar membuat kita mampir di warung soto dan melanjutkan ngobrol, dan ternyata teman yang hilang tadi mengambil rute yang berbeda ketika pulang karena bertemu dengan teman lain di atas brown canyon. 








Memang brown canyon bukanlah tempat wisata pemandangan indah yang menimbulkan ironi tapi worth visiting at you own risk. Jika ingin mengabadikan keindahan brown canyon yang mungkin tidak akan bertahan selama beberapa bulan karena aktivitas pengerukan tanah maka Silahkan mengunjungi dengan resiko yang ditanggung sendiri

ARP. WH.05.04.11.2014

Tuesday, October 14, 2014

Gowes Seperti Ayah


Nah gegara kemarin ada yang posting note berjudul "kaya ayah" yang bercerita mengenai putri nya yang ingin bersepeda seperti ayahnya, saya jadi kangen ayah saya, dan pengen nulis juga nih.
Jadi begini bisa dibilang saya ini adalah anak blasteran Ayah saya dari Banyuwangi Jawa Timur, ibu saya dari Banyudono, Boyolali Jawa Tengah. Mereka bertemu dan menikah kemudian tinggal di Solo, dan saya pun kelahiran Solo. Nah cerita bergulir ketika saya kecil setiap Idul Fitri yang selalu identik dengan adat Mudik, begitu juga saya dan keluarga selalu mudik ke banyuwangi, jawa timur. Setiap mudik kita menggunakan sarana kereta api, dijaman itu setiap mudik kereta api selalu penuh bahkan duduk dibawah. Saya yang masih kecil selalu ngambek karena harus berdesak - desakan duduk di bawah juga mabuk darat :D. untuk menghiburku ayah pun selalu menceritakan kepada ku mengenai kisahnya,
Sambil menatap jauh rimbun pepohonan dari balik Jendela Kaca Kereta Api dengan mata berbinar dan terkadang menunjuk akan sesuatu, ayah selalu bercerita

"dulu Ayah sama pakdhe mu (kakak laki - laki ayah) dan teman ayah, lewat jalan sana itu lho waktu nyepeda dari Banyuwangi ke boyolali untuk nemuin Ibu sama budhe mu (kakak perempuan Ibu)"
"kita bertiga gowes pakai sepeda onthel, dengan bawa nasi bungkus dari rumah"
"tidak capek?" tanyaku
"kalau capek, kita istirahat di masjid, atau terkadang kita menginap di rumah kepala desa"

Sambil terkadang ayah menunjuk bangunan yang dulu dia pernah singgahi atau jalan yang dulu pernah ia lewati, sebagai anak kecil yang sangat tersiksa dengan keadaan kereta waktu mudik kala itu, rasanya saya ingin bersepeda seperti ayah saja untuk mudik ke banyuwangi.

Dan untunglah meski hanya hidup pas - pas an saya tidak jauh - jauh dari sepeda, sejak SD hingga sekarang saya masih akrab untuk menggunakan sepeda ke tempat aktivitas. Mungkin karena ayah saya dulu juga yang suka dolan, beruntunglah saya keluarga tidak pernah mempermasalahkan jika saya suka dolan dengan sepeda saya :D.


Dan meskipun ayah saya sekarang sudah tidak bersepeda lagi dikarenakan pekerjaanya (FYI : ayah saya adalah supir di pabrik batik masuk dari pagi hingga malam dan sering keluar kota) tapi saya masih ingin sekali mengulang perjalanan gowes dari Solo ke Banyuwangi atau sebaliknya sebagai Hadiah Ulang tahun pernikahan Ayah dan Ibu, entah kapan … 


Sunday, October 5, 2014

Jamselina #4 Blusukan Jogja



Jamselinas alias Jambore Sepeda Lipat Nasional adalah event tahunan bagi pecinta sepeda lipat seluruh Indonesia. Acara yang diadakan tiap tahun di tiap kota yang berbeda merupakan ajang silaturahmi dan kopdar bagi pecinta sepeda lipat yang ada di Indonesia. Aku sendiri mengenal event ini karena keikutsertaan ku didalam komunitas sepeda lipat. Meskipun begitu saya sendiri tidak rutin mengikut event ini, event yang pertama diadakan tahun 2011 si Jakarta, event kedua pada tahun 2012 di Surabaya dimana waktu itu kita gowes dari solo untuk mengikuti event ini. Yang ketiga di Bandung dengan tema Bikecamping, nah yang ke-empat ini adalah yang istimewa karena di adakan di Jogja kota yang merupakan magnet bagi setiap orang untuk mengunjunginya. Dengan tema Blusukan Jogja aku pun kemarin gowes dari semarang menuju Jogja untuk mengikuti acara ini. 

Jamselinas ke-4 diadakan selama 2 hari yaitu tanggal 27 hingga 28 September, dengan membayar iuran 125 ribu rupiah, sudah include kaos keren, goodie bag dan juga makan :D.

Day #1 Sabtu 27 September 2014

Pada hari pertama ini peserta diharapkan untuk daftar ulang di kepatihan alias kantor gubernur DIY, untuk mencatatkan nama dan juga mengambil goodie bag mereka. Daftar ulang dimulai sejak pukul 09.00 pagi. Untuk selanjutnya peserta bisa beristirahat dulu. Acara sendiri baru dimulai pukul 12 siang, dimana pada hari ini adalah gowes rely keliling jogja dimana tiap peserta dibagi menjadi beberapa grup dengan nama - nama makanan atau tempat tradisional di jogja. Masing - masing peserta di beri petunjuk yang mengarah ke tiap - tiap check point yang berbeda. Ada sekitar 6 check point dan 1 Jackpot. 






Di masing - masing check point setiap kelompok kembali di beri tantangan untuk menyelesaikan permainan yang telah di sediakan oleh panitia. Adapun beberapa check point adalah Museum Sandi memecahkan sandi bahasa jawa slank jogja, Museum di UGM, terminal lama Jogja dimana kita menyusun puzle wayang ada juga slalom sepeda,dan juga  Dagadu di gedung kuning, dengan Jackpot Tugu Jogja. Setiap peserta diberi waktu hingga pukul 5 sore untuk menyelesaikan semua petunjuk.  Setelah finish kembali di kepatihan peserta dipersilahkan untuk kembali istirahat sebentar di penginapan dan membersihkan diri dan berkumpul kembali jam 19.00. untuk acara ramah tamah dan makam malam. 



Acara malam ini dibuka dengan kesenian ndolalak dari kulon prugo yang spesial dimeriahkan oleh anak om RM. Dony Megananda :D. para peserta mulai menikmati acara hiburan yang disuguhkan panitia sambil menikmati hidangan yang telah disediakan yaitu bakmi godok, sate Klathak khas gunung kidul, wedang bajigur, dan jajajan an rakyat lainya. Tidak lupa banyak doorprize bertebaran dengan permainan menarik lainya.  Usai acara peserta kembali istirahat di penginapan masing - masing . 





Day #2 Minggu 28 September

Hari kedua kali ini kita akan blusukan jogja menuju Museum Tani Imogiri.  Seperti kemairn kita kembali berkumpul di kepatihan sekitar pukul 6 pagi. Kembali kita dibagi menjadi kelompok - kelompok berdasar komunitas dan atau asal kota. Karena pagi itu beru teman - teman komselis dan komunitas sekitar semarang dan bikeberry surabaya maka untuk mengehmat waktu panitia memberangkatkan rombongan kita terlebih dahulu. Dengan dipandu setiap kelompok dengan marshal dan RC dari Fedjo praktis kami pun Cuma nginthil dari belakang tanpa tahu rute yang akan diambil :D (*blind Direction).
Untuk mengisi perut kita dipagi hari ini kita di ampirkan di sebuah rumah penghasil bakpia ubi, dan kita dipersilahkan untuk mengambil bakpia juga gethuk goreng sebagai bekal sarapan kita, asyiiiik.  Kembali menyusuri jalan blusukan melewati sawah - sawah dan tepian sungai yang kita sendiri tidak tahu daerah mana itu :p. kita pun akhirnya tiba di Museum Tani Imogiri. 




Disinilah acara inti dimulai dimana ada lelang sepeda dan pembagian doorprize yang berlimpah dari berbagai sponsor, dan tentu saja namanya juga museum tani kita pun disuguhi hamparan sawah dimana kita dapat mencoba membajak sawah menikmati boneka sawah dan tentu saja game menanam padi yang membaut kita orang keta sangat ndeso karena heboh bisa main lumpur di sawah. Untuk makan siang kita dijamu nasi kuning dan opor ayam seinkung, juga masakan - masakan khas pedesaan, ada tempe santan lombok ijo, oseng - oseng, tak lupa juga urap. 




Sayangnya karena banyak teman - teman dari luar kota yang harus keburu pulang ke kota masing - masing, maka permainan menanam padi hanya dimeriahkan oleh fedjo dan juga teman - teman dari semarang. Setelah menanam padi kita pun dihibur oleh komedi dadakan dari semarang kembali. 

Setelah waktu cukup siang dan semua hadiah telah habis, kita pun kembali menuju Jogja dengan bus yang telah disediakan oleh panitia dan juga Truk paskas untuk mengangkut sepeda kita. 



Memang Jogja Istimewa dengan konsep acara yang sangat menarik dan berbeda dari biasanya, jogja ternyata juga mendatangkan daya tarik untuk menjaring peserta sebanyak - banyaknya. Jamselinas -4 kali ini sungguh benar benar Istimewa!!

Thursday, October 2, 2014

Gowes Semarang Jogja untuk Jamselinas #4



Sudah lama saya ingin kembali menyusuri jalanan semarang - Jogja, setelah terakhir kali kita menyusuri jalanan tersebut pada saat gowes ke Borobudur untuk menghadiri upacara Waisak tahun 2013 lalu. Dan akhirnya kesampaian juga ketika tahun ini  acara Jamselinas diadakan di Jogja. Jamselinas adalah event tahunan komunitas Sepeda Lipat yang diadakan di tiap kota berbeda dan tema berbeda. Jamselinas pertama di adakan di Jakarta, Jamselinas kedua tahun 2012 diselenggarakan di Surabaya inilah jamselinas pertama yang kita hadiri yang menyajikan kuliner bebek Sinjay asli dengan gowes ke Madura. Jamselinas ketiga tahun 2013 diselenggarakan di Bandung dengan konsep bikecamping. Nah tahun ini Jamselinas keempat di selenggarakan di Jogja dengan konsep blusukan Jogja. 



Jamselinas ke-empat diadakan pada hari sabtu tanggal 27 hingga minggu 28 september. Dikarenakan hari jumat saya libur saya pun berencana untuk gowes ke jogja dari semarang, sudah beberapa kali saya membujuk teman - teman juga miss nana untuk menemani, namun tidak ada yang bisa, sempat saya akan membatalkan rencana ini. Untunglah satu hari sebelumnya secara mendadak miss nana memberikan berita gembira bahwa dia bisa ikut menemani gowes  yaaaaay … 





Satu lagi kabar yang mengejutkan adalah miss nana memberitahukan bahwa Andra juga akan ikut kita gowes ke Jogja kita kali ini. Duuh cukup kaget juga karena bahwa teman kita Tante Andra adalah bike to worker yang bukan turinger, dan sedikit pengalaman turing saya sempat khawatir dengan trek semarang jogja yang penuh dengan rolling tanjakan dan turunan. Tiba pada hari H, jumat itu kita sengaja bersiap lebih pagi Andra yang nota bene tinggal di daerah semarang timur yang terletak 10 kilometer dari kost ku pun harus ekstar mengayuh pedal terlebih dahulu. Berangkat pukul 07.00 pagi, kita pun sarapan terlebih dahulu di ungaran.

Melanjutkan mengayuh pedal, trek dari ungaran ini cenderung naik alias menanjak, kadang halus kadang ya lumayan curam lah. Well karena kita bertiga cewek semua maka kita pun gowes dengan santai saja. Sambil tentu saja bernarsis ria, alias foto - foto. Terjadi sedikit kericuhan di tanjakan Apac, dimana jika kita mengambil jalan kekanan adalah jalan pintas menuju Ambarawa, karena capek menanjak tanpa ba bi bu andra memutuskan langsung belok via jalan pintas, sedang miss nana sudah terlanjut gowes keatas, saya yang dibelakang yang melihat andra belok pun langsung mengikutnya. Alhasil miss nana pun menanjak dan menunggu kita di Bawen, untunglah di tengah jalan saya menelpon dan memintanya untuk langsung ke arah ambarawa. 




Dimanjakan sedikit turunan keluar dari Ambarawa kita kembali harus menikmati tanjakan jambu yang ternyata cukup panjang dan curam. Saya sepertinya sedikit kewalahan karena memang keadaan sepeda saya (pockie) yang banyak kekurangan nya di BB rantai juga sprocket nya. Sehingga terasa berat sekali dikayuh. Setelah berjuang dengan terik panas matahari dan banyak nya tanjakan, kita pun menikmati sedikit turunan dari secang menuju Magelang. Sekitar pukul 1 siang kita tiba di magelang  kita pun memutuskan untuk istirahat dan makan siang di Alun - alun Magelang yang cukup di isi dengan satu Kelapa muda saja. 




Agak malas sebetulnya untuk melanjutkan perjalanan ini karena terik matahari yang semakin panas dan paha ini yang udah kenyo - kenyot gegara settingan sepeda ku yang salah. Akhirnya dengan bujukan miss nana bahwa setelah ini tinggal turunan menuju jogja dan dia mau bertukan pockie dengan austin maka kitapun melanjutkan perjalanan kembali kali ini dengan semakin santai. Namun ternyata keluar dari magelang pun kita tetap tidak diberi banyak bonus turunan namun semakin banyak tanjakan hingga muntilan. Dan karena melihat miss nana yang begitu kepayahaan dengan pockie aku pun kembali menukar austin dengan pockie, dan menaiki pockie kembali. 


Kita pun tiba di Jogjakarta sekitar jam 5 lebih, kemudian segera menuju kawasan Malioboro tempat penginapan kita berada. Miss nana memutuskan untuk istirahat sedang aku dan Andra keluar untuk mencari makan malam dan juga melihat maraknya JLFR bulan September.