Setelah menanti selama 13 bulan sejak bikepacking pertama
kita ke candi cetho bikepacking tawangmangu, akhirnya tahun ini kita pun menyempatkan diri kembali
gowes ke candi cetho. Candi yang penuh dengan
nuansa mistis yang dapat membuat kita tersihir akan keindahanya. Pada
sabtu 26 Januari aku dan miss nana bersiap cukup pagi, karena tidak ingin
kesingan dijalan karena kita sudah tahu rute yang akan kita lewati sepert apa. Sekitar
pukul 6 lebih kita meninggalkan rumah menuju karanganyar, kita mengayuh sepeda
cukup pelan – pelan saja menikmati suasan jalanan pagi yang ramai dengan anak
sekolah dan para pekerja. Di karanganyar kita pun sarapan di warung timlo
mengisi perut untuk kembali melanjutkan perjalanan menuju karangpandan, trek
menuju karangpandan cukup menanjak tapi tidak menjadi masalah, hingga kita tiba
di terminal karangpandan, cek point pertama dan menikmati es kelapa muda yang
sudah lama di idamkan ms nana :D.
Selesai ngemil pagi, kitakembali melanjutkan perjalanan, sebelumnya kita mampur dulu di minimarket untuk membeli bekal (yang ternyata adalah minimarket terakhir :p) dari karangpandan kali ini kita langsung berbelok menuju kawasan candi cetho dan candi sukuh, dari sini jalanan sudah mulai menanjak. Hingga kita sampailah di pertigaan amanah, dan kita pun mengambil arah ngargoyoso. Kita cukup mendapat bonus turunan setelah melewati arah candi sukuh. Namun saying memasuki ngargoyoso, cuaca mendung berubah sedikit demi sediki dengan rintik hujan
Rintik hujan bersama kabut memaksa semua perlatan harus
masuk panier, mendekati wilayah kemuning hujan semakin lebat, maka aku pun
terpaksa melepas sepatu agar tidak basah, dan melanjutkan gowes tanpa alas
kaki. Hujan deras diperparah dengan angin yang cukup kencang membuat kita agak
kerepotan melewati berbagai tanjakan di wilayah kemuning, moodku sempat naik
turun.
Beberapa kali kita pun berhenti untuk mengisi perut dengan
roti dan snak seadanya meski dibawah guyuran hujan lebat. Karena saat itu hujan
lebat tidak banyak pernjual kita temui di wilayah kemuning. Hingga akhirnya kita
berhenti sebentar untuk mengisi perut disebuah warung di perkebunan teh. Hujan deras,
angin kencang ternyata membuat suhu menurun drastic sehingga sangat dingin aku
pun menggigil saat menggowes sepedaku melewati perkebunan teh, disini mood ku
benar – benar jelek, karena cuaca sangat tidak mendukung tapi akhirnya kita pun
kembali melanjutkan perjalanan. Dengan angin yang sangat kencang bahkan sepedaku pun
kadang tertiup angin, dan guyuran hujan kita menikmati setiap tanjakan dan
pemandangn perkebunan teh yang cukup sepi meskipun hari sabtu (karena cuaca
buruk). Hingga akhirnya kitapun tiba di kawasan candi cetho, dan langsung
memutuskan untuk cek in ke penginapan yang pertama kita lihat.
Penginapan sederhana, 50 ribu per 12 jam, tanpa air panas
dan sarapan wheeew. Tapi untunglah kita mendapat welcome drink, handuk dan bed
cover untuk selimut. Sayangnya ternyata di desa ceto kawasan sekitar penginapan
tidak ada warung atau penjual makanan, maka kita pun terpaksa kelaparan
semalamam. Tapi pemandangan yang kita
dapatkan sungguh luar biasa, kota solo gunung merapi dan merbabu terlihat
sangat indah di atas sini. Apalagi di malam hari, lampu – lampu dan gunung
terlihat seperti lukisan yang hidup.
Pagi hari 27 Januari kita berniat untuk melihat sunrise sayang cuaca tidak mendukung, hujan turun cukup deras pagi itu. Akhirnya kita pun hanya berjalan – jalan saja. Kemudian kita menuju candi cetho dan berkeliling di candi cetho pagi hari itu, kali ini kita berkeliling hingga candi kethek. Sekitar pukul 10. Kita memutuskan untuk turun karena kita pasti akan banyak berhenti untuk berphoto, pada turunan pertama aku harus menuntun shaun sepedaku. Dikarenakan rem shaun blong, untuk selanjutnya aku menggunakan kaki dan sepatuku sebagai rem saat kita menuruni bukit dan perkebunan teh.
Dan sesuai dugaanku kita pun banyak berhenti untuk berphoto
dan menikmati pemandangan, sempat bertemu dengan dua pengendara sepeda lainya. Dan tidak jarang kita disapa orang – orang yang
ternyata memperhatikan kita sejak sabtu kemarin :D . dikemuning kita berhenti
untuk makan di suatu restoran yang terletak di kebon teh, sayang saat kita datang
restoran penuh sehingga kita kehabisan gazebo yang berada di tengah kebon teh,
tapi tidak apa kita tetap menikmati our brunch.
Namun sayang saat kita akan kembali melanjutkan perjalanan
menuju candi sukuh, cuaca kembali tidak mendukung, hujan kembali turun. Maka kita
putuskan untuk turun saja kembali ke solo, dan hujan pun ternyata makin buruk,
dikaranganyar hujan sangat lebat disertai angin kencang menemani perjalanan
kita hingga solo. Bahkan di solo pun hujan masih saja turun cukup deras hingga
banyak genangan air bahkan banjir di beberapa tempat.
Akhirnya kita pun tiba dirumah dengan basah kuyup, untunglah
kita bias bebas mandi dan membersihkan diri sampai rumah. Perjalanan yang penuh
tantangan karena cuaca, namun pengalaman yang kita dapatkan sungguh sangat
berharga. :D
WH05.1402.2013 08.58
mantap oi...jadi pengen...
ReplyDelete