SLIDER

Sunday, September 22, 2013

Gowes Kulineran di Solo





"Mbul kapan - kapan kulineran solo yo?" kalimat permintaan itu sudah sejak lama ditanyakan Mas Tung a.k.a mas tunggal pak ketu nya Komselis. Namun sudah sejak lama pula kita tidak pernah ada kesempatan untuk gowes kulineran di solo. Akhirnya sejak minggu kemarin ketika cipluk di semarang mas tung sudah menghubungi ku dan aku pun memberikan tanggal yang ternyata kita bisa klop. Dan tibalah hari itu, jumat tanggal 20 September mas tung dan holiq pun datang ke solo untuk gowes kulineran.

#NR Jumat 20 Sept 2013

Malam itu kita pun NR mencari kulineran malam, kita janjian bertemu di Manahan. well aku yang tidak pernah makan diluar jika dirumah yaa mau gimana lagi cukup bertanya ke mas tung saja dia mau apa. Ternyata mas Tung menginginkan gudeg ceker, dia memberi ancer - ancer tempat yang diingatnya. Berkeliling seperti benteng keraton. Maka kita pun menuju slamet riyadi dan masuk ke daerah kraton menuju pasar klewer dan ternyata tempat itu tidak sama seperti yang diingatanya. Maka aku pun memberi alternatif gudeg ceker lainya yaitu Gudeg Ceker Bu mari yang terletak di daerah singosaren atau Jl. Gatot Subroto,  Kita pun makan malam sambil ngobrol panjang lebar.




Setelah makan gudeg ceker, mas tung masih ingin kulineran lain yaitu susu shi jack. Kita pun gowes sebentar untuk menurunkan gudeg yang baru saja masuk di perut. Kita gowes dari singosaren menuju ngarsopuro, mangkunegaran (dan ternyata saat melewati mangkunegaran mas tung ingat itu adalah tempat yang dulu dia makan gudeg ceker :p). Dari mangkunegaran kita lurus ke jalan Ronggo Warsito Menuju paragon dan kembali ke kota barat. Namun sayang shi jack yang dikota barat itu penuh. Sehingga kita memutuskan untuk mencari di tempat lain. Maka kuputuskan untuk membawa mas Tung dan Holiq menuju Shi Jack yang terletak di Jl. Dr. Radjiman Laweyan. Dan akhirnya menikmati susu hangat di malam itu kembali sambil melanjutkan obrolan :D. Setelah selesai kita kembali ke rumah aku ke laweyan dan Mas Tung kembali ke Tune Hotel bersama Holiq.





#Samori 21 Sept 2013
Pagi itu kita kembali bertemu di Manahan kali ini di warung susu di seberang SMP N 1. sambil menunggu  teman yang lain. Untuk gowes pagi ini kita di temani Iin teman seli solo yang juga kuliah di semarang bersama Om nya (saya lupa namanya :D). Karena keterbatasan waktu Mastung dan juga Aku yang akan ada acara. Maka kit apun hanya gowes sebentar mengitari Jl. Adi Sucipto menuju Jl. Slamet Riyadi dan menuju Jajar untuk menikmati Nasi Pecel. Dan gowes pagi itu pun hanya kita isi dengan Kulineran sambil ngobrol berbagi pengalaman dari para sesepuh ini :p sambil menghabiskan waktu.
 











Setelah selesai kitapun kembali mengantar Mas Tung dan Holiq kembali ke Tune Hotel. Dan akupun kembali kerumah, sebetulnya saya ingin kembali ke Semarang siang itu dan Holiq siap menemani gowes sayangnya ada acara yang tidak bisa dilewatkan dan itu mengambil waktu hingga sore hari :( hiks hiks.



Begitulah weekend di kota solo  kali itu menjamu Mas Tung kulineran di Solo. Meski hanya sebentar, mungkin lain kali bisa lebih menikmati kota solo lebih lama lagi. 

Gowes Semarangan Temu Kangen dengan CIpluk




Jika anda mengikuti cerita  blog sepedaan saya ini dari awal, maka anda akan mengetahui bahwa sebelum bertemu bikingmate saya sekarang yaitu ms. Nana, saya sebelumnya sudah mempunyai biking mate yang berasal dari kudus yaitu nte cipluk itu cipluk, seorang srikandi sepedaan yang sudah malang melintang dijalanan negeri ini :p. Namun karena kesibukan masing - masing, sudah hampir setahun ini kita tidak sempat bertemu, meski hanya Cuma berjarak 200km :D dan bisa ditempuh bus, tapi ternyata kita memang belum bisa menyempatkan waktu masing - masing untuk bisa bertemu. Namun akhirnya setelah harap - harap cemas, akhirnya cipluk mempunyai waktu luang untuk main ke semarang.

# NR Semarangan

Hari sabtu tanggal 14 september kemarin, akhirnya cipluk gowes dari kudus ke semarang, dia tiba sekitar pukul 3 sore hari. Kita pun bertemu di kampus :D setelah ngobrol sebentar di warung sebelah kampus, kita menuju LIA untuk mengantar ms. Nana bekerja mengajar. Setelah itu kita pun gowes sebentar untuk mencari es di sekitar jalan tanjung, namun karena warung yang dituju tutup kita pun kembali menuju kampus di mabes nya Mapala Udinus. Bertemu dengan uut yang juga teman kita bersepeda, sambil ngobrol - ngobrol menghabiskan waktu menunggu teman kita Asrul pulang kerja. Kemudian kita pun kembali janjian untuk bertemu dan berkumpul di LIA. Dan akhirnya berkumpul lah 4 orang dari background yang berbeda dengann 4 sepeda yang berbeda pula, Asrul dengan City bike antiknya, ms. Nana dengan seli orange nya, cipluk dengan federal biru nya dan aku dengan BMX ku :D. Malam itu pun kita hanya NR berkeliling kota saja.

Tujuan awal kita akan ke semawis menikmati kuliner semawis, namun karena waktu kita tiba ternyata banyak warung yang masih belum buka, sehingga aku pun mengusulkan untuk menuju ke klenteng Tay Kak Sie. Salah satu klenteng besar yang terletak di Gang Lombok semarang. Dan ke Narsis an pun dimulai, memuaskan diri untuk berphoto bernarsis ria setelah lama tidak bertemu dan berkumpul.  Kita pun ngobrol dan berphoto ria, untunglah malam itu meski cukup ramai kita bisa bebas untuk narsis. Dan kita sedikit direpotkan oleh anak - anak yang tiba - tiba tanpa ba bi bu maupun minta ijin  mengambil febby BMX ku untuk dinaiki, dan juga sedikit memaksa untuk meminjam seli ms. Nana, dan ms. Nana pun tiba - tiba berubah menjadi pengasuh yang mengawasi anak - anak yang menaiki sepeda kita berkeliling klenteng karena takut dibawa pergi :p.




Setelah puas narsis di klenteng, kita pun kembali melanjutkan perjalanan menuju kota lama. Kita bernostalgia menuju gedung Marabunta, gedug kesenian yang berumur sekian abad dengan patung semut raksasa yang berada diatas gedung. Namun karena malam hari kita tidak bisa bebas bernarsis ria, karena kamera ku yang tidak support di kegelapan. Kita hanya narsis sebentar. Tidak berapa lama perut pun sudah meminta untuk diisi. Kita pun melanjutkan perjalanan untuk mencari makan malam. Setelah agak kebingungan ingin makan dimana, akhirnya kita pun memutuskan untuk nongkrong di angkringan pemuda yang terletak didekat rumah teman kita aa' wawan.



Terjadilah sedikit insiden dimana ternyata seperti dugaan ku asrul ternyata tidak cocok dengan lauk yang ada di angkringan tersebut dan ternyata angkringan tidak menyediakan mie instant pilihan terakhir asrul, karena tidak ingin melihat dia hanya diam tidak mengisi perut, saya pun membeli mie goreng jowo yang terletak di seberang jalan :D untuk asrul. Dan kita pun menghabiskan malam itu dengan ngobrol dan saling bertukar kabar setelah lama tidak bertemu.


Selesai bercakap - cakap, kita pun kembali kerumah masing - masing. Asrul kembali ke tlogosari. Dan ms. Nana ke pusponjolo sedangkan cipluk menginap di kost ku di daerah suyudono.

#Gomingpay Semarangan
Keesokan harinya, setelah istirahat ms.nana, aku dan cipluk menunggu tami yang akan menyusul di kost ku. Dari kostku kita pun memutuskan gowes kemana, karena semua sedang enggan menanjak. Maka kita tidak bergabung dengan komselis yang akan gowes ke akpol. Dan kita pun memutuskan untuk gowes menuju vihara tanah putih (lhaaah bukanya itu nanjak juga yaa hadeeeh) untuk menghindari tanjakan tanah putih yang sebegitu tajam, kita memutuskan lewat karyadi, s.parman-rinjani-gajahmungkur dan tanah putih (hadeeh rute yang sama sebetulnya jika kita ke akpol :p). Tiba di vihara ternyata kita harus sedikit kecewa karena di vihara sedang ada acara keagaamaan sehingga kita tidak bisa masuk.









Untuk menutup kekecewaan kita cukup bernarsis ria di pintu gerbang dan di tanjakan tanah putih. Setelah selesai sempat bingun mau kemana maka aku pun mengusulkan untuk menikmati bubur ketan hitam di daerah puspowarno. Dalam perjalanan kita mampir dulu ke klenteng sam poo kong. Untuk menambah list photo - photo semarangan kita pun berwisata dan narsis sebentar di klenteng.




Setelah cukup puas bernarsis dan berphoto kita menuju puspowarno dengan sedikit seliingan tanjakan lagi yaitu tanjakan pamularsih :P maaf ya pluk tami. Dan pagi itu kita mengisi perut dengan masing2 bubur kacang hijau dan ketan hitam untuk saya. Usai sarapan bubur kita menuju banjir kanal, tempat dimana cipluk idam - idamkan jika pergi kesemarang, namun karena seperti biasa cuaca semarang yang sangat panas pagi itu meski baru pukul 9 pagi. Kita tidak bisa puas narsis di daerah banjir kanal.
  


Maka setelah cukup berphoto, kita kembali ke rumah masing - masing. Dan cipluk istirahat sebentar di kost ku. Setelah cukup istirahat, dia pun kembali melanjutkan perjalanan kembali ke kudus dan saya kembali ke kampus. :D

Demikian pertemuan singkat dengan cipluk biking mate yang sudah lama tidak bersua, meski sebentar semoga weekend kemarin cukup puas gowesnya, maybe next time bisa lebih puas lagi gowesnya. :D

Swimming?? no thank u


Berenang?? Passti ajakan yang akan saya tolak tanpa berpikir ulang. Yup meski bisa dibilang saya suka petualangan tapi saya tidak suka berenang. Masalah klasikal simple saya "PHOBIA" air, yuup sedari kecil setelah menyaksikan kakak saya hampir tenggelam ketika masih kecil dan hal itu selalu menghantui dalam mimpi buruk setiap malam maka saya menjadi taku dengan air. Jangankan berenang main air saja tidak pernah saya lakukan, oleh karena nya saya jarang berenang ataupun menikmati air dipantai.

Tapi ajakan bikingmate saya ms. Nana podungge untuk gowes menuju Lakers BSB tidak dapat saya tolak karena menawarkan pemandangan yang indah untuk obyek photo - photo. Hadeeeh entah sayang atau berungtung karena kurang enak badan kita pun membatalkan gowes namun menuju lakers dengan menggunakan motor dan ternyata kolam sedang dibersihkan sehingga kita pun batal berenang . Namun ternyata masih ada tempat lain yaitu royal dome yang terletak di kawasan marina. Untunglah kolam ini termasuk eksklusif meski hari minggu ternyata saat itu belum banyak pengunjung, sehingga kita pun sedikit leluasa untuk bermain, well ms nana berenang tentunya dan saya pun Cuma jeprat jepret dan mencoba kamera bawah air saya.

Berikut photo - photo nya








Friday, September 20, 2013

Samori 07 Sept Semarang Hidden Heritage #1





Sabtu tanggal 7 September ada ajakan dari teman sepedaan kita Andra untuk gowes mengunjungi tempat - tempat bersejarah di kota lama. Gayung bersambut kita pun menerima ajakan andra tersebut. Bersiap dari kost dengan cukup santai aku dan miss nana gowes melewati jl. Imam bonjol menuju kawasan kota lama. Berhenti di jembatan kali mberok, kita pun bertemu dengan andra dan temanya, setelah cukup menjadi montir dadakan membetulkan sepeda ms. Nana kita menuju ke Masjid layur yang terletak di jl. Layur jalan di belakang stasiun tawang semarang. Kita pun menuju jalan layur yang merupakan daerah langganan ROB, bahkan untuk menuju masjid kita harus menerabas jalan yang tergenang akibat rob. Disini andra dan ms. Nana berjibaku mengangkat sepeda melewati genangan air. Sedangkan aku cukup menerabas dengan sepedaku saja :D.
masjid layur yang terletak di kawasan rob


keceh

kalau takut rusak sepedanya ditinggal di kasur aja :p


Masjid layur atau masjid menara kampung melayu, adalah salah satu masjid tertua yang ada di semarang. Konon dari berbagai sumber masjid ini telah berumur dua abad dan merupakan salah satu saksi sejarah perkembangan islam di semarang. Masjid ini dibangun tahun tahun 1802 oleh ulama Arab Hadramaut (Yaman). Bentuk dan struktur bangunan masjid adalah bangunan dua lantai, atap berbentuk meru (pengaruh Demak). Lantai masjid menggunakan material kayu, pondasi menggunakan umpak batu bata dengan kedalaman tiga meter dan lebar satu meter.

penampakan masjid layur yang lama sebelum di cat

masjid layur dengan cat baru warna hijau

Hal yang unik dari masjid ini adalah bentuk bangunan yang kental dengan bangunan arsitektur gaya Timur Tengah. Hal tersebut tampak pada menara yang berdiri kokoh di depan pintu masuk masjid. Adapun bangunan utama masjid bergaya khas Jawa dengan atap masjid susun tiga. Dari gaya arsitekturnya, Masjid Menara merupakan percampuran dari tiga budaya yakni, Jawa, Melayu, dan Arab. Dari segi keasliannya, Masjid Menara masih seperti pertama kali dibuat. Hanya ada sedikit perbaikan dan penggantian pada bagian genteng dan penambahan ruang untuk pengelola di sisi kanan masjid. Bangunan induk dan menara masjid mengalami transformasi bentuk, karena adanya pengurukan lantai sekitar dua ratus centimeter. Bangunan induk masjid di lantai satu, tidak lagi berfungsi sebagai tempat ibadah, maka pada lantai dua terdapat perluasan ruangan yaitu di sisi timur laut dan tenggara. Dan ternyata masjid ini telah di Repaint atau di cat baru dengan warna Hijau!! Dari beberapa gambar yang dapat ternyata warna sebelumnya adalah putih dan merah!.

 

andra minta pose khusus


Dari masjid layur kita kembali menuju kali mberok dan sebagai penunjuk jalan andra mengajak kita menikmati kuliner nasi goreng yang sangat terkenal di kawasan ini yaitu nasi goreng babat mberok.  Maka kita pun sarapan mengisi perut dengan nasi goreng yang lumayan, ada juga menu babat gongso disini. Setelah sarapan kita lanjut menuju kawasan kota lama untuk sedikit bernarsis ria, dimana tentu kalau sudah narsis tidak akan ingat waktu dan tujuan utama kita yaitu menyusuri bangunan bersejarah :D.
sarapan nasi goreng




Setelah puas bernarsis di kota lama, kita menuju kompleks Gereja Gedangan atau gereja Merah yang terletak di Jl. Ronggowarsito, kompleks gereja ini sangat luas, terdiri dari Gereja St. Yusuf, Tk Marsudirini, Susteran St. Fransiscus dan kompleks Pastoran, kita pun mencoba masuk ke kompleks susteran St. Fransiscus yang masih satu ordo dengan kompleks di daerah elisabeth. Yang juga tempat tante suster stela tinggal (saudara jauh).
  




Sama seperti masjid Layur, kompleks gereja gedangan juga berumur hampir 2 abad, yang juga merupakan saksi sejarah perkembangan agama katolik di Semarang yang bermula sejak tahun 1809 sedangkan kompleks gereja ini dibangun sejak tahun 1870. didalam komplek gereja kita dipandu oleh suster Ivana yang asli Bali dengan dialek balinya yang kental meski sudah hampir 31 tahun tinggal di semarang. Suster sangat ramah dan senang hati menjadi pemandu kami dan bercerita mengenai bangunan gereja.




Bangunan dengan ciri gothic yang kental seperti jaman renaisance Ciri yang mencolok dari bangunan ini (dan sekitarnya) ialah bangunan bahan bata klinker  sehingga terlihat berwarna merah. Bagian Tengah bangunan menjulang tinggi dengan jendela yang membentuk busur yang meruncing ke arah puncak dan ruang altaran dengan jendela kaca berbingkai timah berwarna-warni merupakan ciri gothik yang nyata. Pondasi dari batu dan memikul struktur dinding dengan perkuatan kolom pada tempat tertentu. Sebagian dinding diplester dan di cat, sedangkan sebagian yang lain menonjolkan susunan bata. Bagian kaki dinding dilapisi dengan lempeng batu berwarna abu-abu. Setiap kolom bangunan dipertegas dengan pembedahan bata.



Bentuk atap adalah pelana dan ditutup dengan sirap. Pada bagian pintu masuk dibuat semacam menara dengan jendela kecil-kecil. Selain itu juga terdapat parapet. Pintu masuk yang mempunyai ambang atas yang dasar, dibingkai oleh busur dengan ujung meruncing ke atas. Di atas pintu terdapat bovenlicht. Hal seperti ini terulang pada jendela-jendela samping, namun dengan ornamentasi yang lebih sederhana. Bangunan pastoran,merupakan bangunan setangkup dengan fasade tunggal, bertingkat, membujur  . Bangunan ini dikelilingi serambi dengan atap sosoran yang ditutup genteng. Atap bangunan adalah pelana dengan listpank kayu berornamen. Pintu-pintu memiliki ambang melengkung, seperti halnya bangunan Renaissance. Demikian pula halnya dengan jendela.  Meski juga termasuk daerah yang sering terkena Rob, kompleks gereja ini masih bersih dan terawat.
 

Setelah cukup puas berkeliling dan turing singkat dari suster ivana, kita pun mencicipi camilan  produksi sendiri dari susteran ini. Ternyata mereka memproduksi makanan  misa yang dijual ke gereja - gereja bahkan diluar jawa. Hari masih pukul 10 pagi namun matahari sudah sangat terik membakar kulit. Kitapun pamit untuk kembali melanjutkan aktivitas masing - masing.



Demikian perjalanan kita hari itu menyusuri tempat - tempat yangn sudah berusia ratusan tahun yang menjadi saksi sejarah di kawasan semarang, tempat yang sering kita lewati namun juga sering terlewat oleh perhatian kita. Bahwa tempat - tempat tersebut layak untuk dijaga dan dilestarikan. Tempat - tempat yang merupakan suatu hidden herritage.

WH05.20.09.13