SLIDER

Tuesday, December 6, 2016

The 4th Urban SOcial FOrum Festival Pasar Ide




Urban social forum adalah event tahunan yang menyediakan ruang terbuka dan inklusif untuk bertukar pengetahuan, berbagi ide, debat ide, memperluas jaringan antara organisasi masyarakat sipil, aktivis, akademisi bahkan mahasiswa. Urban social forum menekankan masalah perkotaan. Pada akhirnya urban social forum adalah ruang yang benar - benar terbuka dan demokratis bagi masyarakat untuk menjadi ajang mengemukakan ide - ide alternatif bagi pengembangan kehidupan perkotaan di masa mendatang. Urban sosial forum ini diselenggarakan atas bantuan dari berbagai pihak dan di host oleh Kota Kita. Dan hebatnya lagi para peserta yang ingin mengikuti berbagai panel diskusi dapat mendaftar secara online maupun on the spot tanpa di pungut biaya alias gratis!! Ya saya ulang lagi ya .. Acara ini Gratiiiis.. !!!


gala dinner di resto pesta keboen
Pada pelaksanaanya yang pertama Urban social Forum mengambil tempat di kota Solo begitu juga yang kedua, sedang pelaksanaan yang ketiga di tahun 2015 mengambil di salah satu kota besar di Indonesia yaitu Surabaya. Dan untuk pelaksanaan yang ketiga kali ini di tahun 2016, mengambil tempat di Kota Semarang, dimana pelaksanaanya di salah satu SMA Negeri di Semarang, yaitu SMAN Satu Semarang. 

jadwal panel diskusi di urban social forum 4

Dalam pelaksanaan Urban Sosial Forum, biasanya berlangsung satu hari, yang dibagi menjadi beberapa sesi dimana setiap sesi terdapat berbagai panel diskusi mengenai berbagai macam topik seperti pembangunan di Indonesia Timur, meuwujudkan kota Inklusi yang ramah bagi penyandang difabel, mempromosikan kendaraan tak bermotor, Indonesia bebas Macet, Menuju Kota Ramah Anak dan masih banyak lagi. Begitu juga para pembicara alias panelis,  berbagai panelis yang berasal dari berbagai organisasi juga berbagai kota bahkan dari berbagai negara lho.  Pada tanggal 3 Desember 2016, di pelaksanaanya yang ke-Empat, Urban Sosial Forum terbagi menjadi tiga sesi dengan masing - masing sesi terdapat 10 panel diskusi dengan tema yang bebeda. Pada kesempatan kali ini  bike to work Semarang, dimana kali ini di wakili kembali oleh miss Nana Podungge mendapat kesempatan untuk tampil sebagai speaker dalam salah satu panel diskusi, bersama bike to school Solo dan Kota Kita, dengan tema "Bekerjasama Mewujudkan Mobilitas dan Ruang Publik yang Aman Bagi Perempuan dan Anak".  Waduh kelihatannya topik nya berat banget ya hmm he he he mana flyer yang diberi berbahasa Inggris lagi. 

Sebelum hari H, pada Jumat tanggal 2 Desember 2016, para panelis di undang pada acara welcome dinner, di salah satu restoran Pesta Keboen, disini para pembicara dapat beramah tamah, dan berbagi Ide mengenai forum diskusi yang akan mereka Isi. Pada makan malam kali ini diwakili oleh aku dan miss nana, pertama kali datang kita cukup canggung karena ini adalah pertama kalinya kita mengikuti acara sebesar ini. Dari makan malam tersebut kita mengetahui beberapa organisasi telah mengikuti acara ini sebelumnya, namun juga ada yang baru pertama kali. Tidak hanya organisasi kemasyarakatan saja, bahkan pengusaha properti juga di undang untuk mengisi mengenai pembangunan perumahan yang berorientasi pada masyarakat. Ada juga teman - teman dari makasar, dan surabaya. 

Setelah beramah tamah dan berdiskusi mengenai tema besok pagi dengan om Fuad Jamil dari Kota kita, kita mohon pamit.  Keesokan harinya tepat pada hari sabtu 3 Desember, sayangnya saya masih ada kelas pagi, kalau saja bisa membelah diri pengen membelah diri, ada beberapa panel diskusi yang ingin saya ikuti terutama mengenai pembangunan kota inklusi yang ramah bagi kaum difabel. Juga mengenai pengenalan kendaraan non motor dan lain - lain. Namun apa boleh buat, saya baru bisa datang setelah pukul 12 siang. Sesi satu baru saja berakhir dan memasuki lunch break, kita pun mendaftar on the spot. Selain disediakan panel diskusi, dalam Urban sosial forum juga merupakan ajang pengenalan berbagai kegiatan organisasi mahasiswa, maupun organisasi publik lainnya yang bergerak di bidang urban maupun lingkunga. Ada dari Kagama, Surabaya cycling dan lain - lain. Ada juga kegiatan proyek bagi adik - adik yang masih duduk di bangku sekolah. 


Untuk diskusi panel kita mendapat tempat di panel 25 sesi ketiga, yang dimulai pukul 14.45, dalam diskusi yang di moderator I oleh om Fuad Jamil dari kota kita, di isi oleh 3 panelis yaitu mbak Icha dari Kota Kita, om Titis dari Bike to School dan Miss Nana Podungge dari Bike To Work Semarang. Dari masing  - masing panelis memaparkan pengalaman mereka terutama miss nana sebagai aktivis pekerja bersepeda di perkotaan khususnya Semarang, halangan yang di hadapi juga saran untuk pembangunan kota. Begitu juga nte Icha yang kali ini lebih fokus pada aktivitas women on wheel, dimana bukan hanya berisi aktivis pekerja bersepeda dari golongan menengah ke atas, namun juga ibu - ibu pekerja bersepeda dari golongan menengah ke bawah yang berisi buruh, petani, dimana mbak icha mensosialisasikan kampanye keselematan bersepeda. 




Om titis sendiri juga mempresentasikan mengenai pembangunan kota dan sustainable transport, dimana memperkenalkan sepeda sebagai transportasi utama dalam pembangunan infrastruktur kota. Dari diskusi ini didapat kesimpulan bahwa dalam pembangunan tata kota pemerintah seharusnya lebih memberi perhatian bagi sustainable transport, dan kenyamanan ruang publik terutama bagi kendaraan non motor. Dimana disini pesepeda terkadang terpinggirkan meskipun sudah ada undang - undang yang melindunginya. Bahwa dari diskusi kemudian timbul tanya jawab, kita mendapat masukan dari om Indra Surabaya, bahwa di salah satu sekolah swasta di Surabaya sudah mengajarkan pendidikan karakter anak sejak kelas 1 SD mengenai public space, benar - benar masukan yang berupa lecutan seharusnya, bahwa pendidikan karakter mengenai ruang publik sudah seharusnya diajarkan semenjak dari kecil. 
Sesi ketiga berakhir pukul 16.15, meski sesi terakhir sudah berakhir, acara dilanjutkan di hall aula besar, dimana terdapat panel utama yang manjabarkan keseluruhan diskusi dan sambutan dari berbagai pihak. Kemudian istirahat dan dilanjutkan kembali dengan workshop dan screening film. Namun karena ada urusan lain kita tidak mengikuti acara hingga selesai. 





Demikian pengalaman selama mengikuti urban sosial forum yang ke -4 semoga sih, masih bisa mengikuti lagi untuk event yang ke-lima. Cukup kaget dimana keadaaan Indonesia yang akhir - akhir ini kayak mati akal sehat. Ternyata masih ada forum yang berisi orang - orang muda dengan pemikiran dan ide yang brilian yang berpikir logis mengenai pembangunan perkotaan dan lingkungan di Indonesia bahkan dunia, pemikiran nyata yang semoga kedepannya dapat diikuti oleh banyak pihak dan pemerintah untuk nyata - nyata mulai menampung ide - ide yang hebat ini. 

See you next event 

0 comments:

Post a Comment