SLIDER

Tuesday, January 12, 2016

Museum Sangiran Gambaran Singkat Bumi Jutaan Tahun yang lalu


 
 Sangiran meski nama itu sudah tidak asing lagi di telinga saya, namun banyak juga orang - orang yang tidak mengetahui mengenai Sangiran. Sangiran atau Museum Sangiran merupakan salah satu Museum Arkeologi di Jawa Tengah tepatnya di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Di Museum Sangiran inilah terdapat berbagai macam fosil hampir 60% koleksei fosil dan berbagai dioarama lainya. Museum Sangiran ini juga telah ditetapkan menjadi cagar budaya oleh Unesco ditahun 1996 lho .. 
World Heritage dari Unesco

Fosil Gading Gajah

Museum Sangiran berada sekitar 20km dari pusat Kota Solo, untuk menuju ke Sangiran kita tinggal menyusui jalan propinsi Solo - Purwodadi, Kalioso, Kalijambe nanti akan ketemu Gapura Selamat Datang. Sedangkan dari Semarang, kita bisa lewat jalan Purwodadi, Gemolong, Kalijambe. Untuk masuk ke Sangiran kita cukup membayar tiket masuk 5000 rupiah untuk wisatawan lokal dan 11.500 rupiah untuk turis asing.




Pada tahun 2012 museum ini telah mengalami perombakan yang cukup signifikan sehingga lebih cantik dan nyaman untuk di kunjungi. Dengan wajah baru Museum Sangiran dibagi menjadi 3 Ruang Pamer.


Batu meteorit yang ditemukan di kawasan situs Sangiran

Ruang Pamer 1
Berisi mengenai gambaran umum mengenai kondisi Sangiran jutaan tahun lalu. Terdapat juga beberapa fosil gajah purba, alat - alat batu. Dan gambaran hewan - hewan purba terutama kerbau dan Banteng. 

Ruang Pamer 2
Berisi mengenai terbentuknya tata surya. Perkembangan Bumi dari jutaan tahun yang lalu dan kondisi bumi dari berbagai periode. Pada ruang pamer 2 kita juga dapat melihat berbagai teori mengenai perkembangan evolusi manusia dan para arkeolog yang menemukan berbagai fosil. Di akhir ruang pamer juga terdapat film pendek bagaimana penggalian fosil dilakukan. 

Ruang Pamer 3
Di ruang pamer 3 tidak terlalu banyak diorama, hanya diorama besar mengenai kehidupan manusia purba kala itu dan video mengenai bagaimana dioarama atau patung manusia purba tersebut di buat oleh Elizabeth Dyane dari tulang - tulang fosil yang ditemukan.



Sedang untuk koleksi - koleksi fosil sendiri di Museum sangiran kurang lebih dapat dibagi menjadi:
  1. Cetakan Fosil Manusia purba
    Australopithecus Africanus, Phithecanthropus Modjokertensis, Pithecanthropus erectus, Pithecanthropus Soloensis, Homo Neanderthal Eropa, Homo Neanderthal Asia dan Homo Sapiens sapiens.
  2. Fosil Manusia Homo sapiens
    Fosil Hewan Bertulang Belakang (Vertebrata): Elephas namadicus (gajah), Stegodon trigonocephalus (gajah purba), Mastodon sp (gajah), Bubalus palaeokarabau (kerbau), Felis palaejavanica (harimau), Sus sp. (babi), Rhinocerous sondaicus (Badak), Bovidae (sapi, banteng), dan Cervus sp (rusa).
  3. Fosil Binatang Air
    Crocodillus sp. (buaya), ikan, kepiting, gigi ikan hiu, Hippopotamus sp (kuda nil), Moluska (kelas Pelecypoda dan Gastropoda), Foraminifera dan Chelonia sp (kura-kura). Binatang-binatang ini merupakan sisa-sisa binatang yang muncul sejak zaman Akhir Pliosen.
  4. Batuan
    Rijang, Kalsedon, dan Agate, merupakan bahan pembuatan alat-alat dari batu yang banyak ditemukan di daerah Sangiran maupun di sekitar Pegunungan Kendeng.
  5. Fosil Tumbuhan Laut berupa diatomit yaitu endapan dari ganggang laut diatomea.
  6. Alat-alat Batu
    Berupa alat serpih, bilah, serut, gurdi, kapak perimbas, bola batu, dan kapak penetak sebagai hasil budaya manusia purba yang beradaptasi dengan lingkungan alam sekitarnya. Semua alat batu tersebut ditemukan di wilayah Sangiran.

Selain Museum Sangiran, di sekitar Desa Krikilan juga terdapat beberapa Kluster museum lainya, yaitu Kluster Ngebung yang terletak di dekat Gardu pandang Museum Sangiran, Kluster Museum Dayu, Kluster Bukuran dan Kluster Manyarejo.
Dengan daya tarik tersendiri yang dimiliki oleh Museum Sangiran saya sendiri sudah 5 kali berkunjung ke Musem ini. Yang pertama di tahun 2012 dengan bersepeda, kemudian tahun 2014 juga bersepeda. Dan di tahun 2015 dan awal 2016,  3 kali berturut - turut yaitu tanggal 23 Desember,  1 Januari dan 8 Januari.




Bagi kalian yang ingin berkunjung ke museum Sangiran perhatikan Jam Kunjungnya ya.

Jam kunjung museum :
hari Selasa – Minggu Loket buka 08.00 – 16.00 WIB, 16.30 Museum tutup
hari Senin libur/tutup untuk konservasi, pemeliharaan
hari Jumat istirahat mulai pukul 11.30 – 12.30 WIB

Harga Tiket :
wisatawan domestik : Rp 5.000,00 / orang
wisatawan mancanegara : Rp 11.500,00 / orang
pemutaran film : Rp 60.000,00 / rombongan

Untuk masalah makan tidak usah khawatir di Museum Sangiran terdapat kantin - kantin yang telah di tata rapi di dekat tempat parkir, begitu juga para penjual souvenir. Disini juga ada toilet dan mushola kok selain diluar di dalam museum juga ada toilet di ruang pamer 2.





So meski sudah 5 kali ke Sangiran, sepertinya saya masih belum bosan dan pasti akan kembali lagi :D

Gowes Tanggung ke Stasiun Tanggung

 
Stasiun tanggung (TGG)  dengan ketinggian 20m Dpl, terletak di Tanggungharjo, Grobogan, Jawa Tengah berada dalam Daerah Operasi 4 Semarang (Daop 4). Merupakan salah satu stasiun tertua di Indonesia. stasiun ini pertama di buka pada tanggal 10 Agustus 1867.  Stasiun ini merupakan saksi sejarah dibukanya jalur kereta api pertama di Indonesia antara kemijen (Semarang) dan Tanggung sejauh 25km, dimana stasiun tanggung merupakan stasiun pemberhentian terakhir. Pembangunan jalur rel kereta api pada saat itu dilakukan oleh perusahaan kereta api Nederlandsch-Indische-Spoorwegmaatschaappij (NIS). 





Pada tahun 1980an stasiun ini pernah hendak dibongkar untuk ditempatkan di Taman Mini, untunglah niat itu kemudian dibatalkan. Sehingga sampai sekarang kita masih bisa melihat saksi sejarah perkereta apian itu secara langsung di daerah Tanggungharjo, Grobogan. 

sarapan di soto gaul


Pada tangal 10 Januari 2016 kemarin, tepat pada hari minggu maka teman - teman sepeda Semarang pun Gowes santai menuju St.Tanggung.  Tikum pertama ada di taman Pandanaran kemudian kita menuju Mc. Donald Majapahit ada sekitar 12 orang yang ikut. Dengan beragam sepeda, ada Mtb, Fixie, Seli dan BMX. Pukul 07.00 kita meninggalkan tikum dan mulai gowes santai yang tidak santai :p . 

udah masuk tanggungharjo


Stasiun Tanggung


Melalui penggaron, Mranggen, Karangawen dan setelah 20km kita baru berhenti di warung Sederhana untuk sarapan .. Jiaah … dan setelah sarapan kita menuju salah satu minimarket frenchise untuk membeli bekal. Dari jalan raya ada petunjuk ke arah Tanggungharjo, maka kita pun menyeberang dan mengikut jalan. Keluar dari Jalan raya masuk ke daerah pedesaan, kita mendapat pemandangan yang cukup melegakan. Setelah sekitar 5km kita tiba di pasar Tanggung, untuk akses ke Stasiun kita masuk ke jalan kecil di depan rumah - rumah penduduk yang sepertinya menyewa tanah KAI. 



 

Tiba di stasiun kita pun segera narsis dan mewawancara penjaga Stasiun mengenai keberadaan stasiun tersebut. Setelah sekitar 1 jam di stasiun. Kita mulai meninggalkan stasiun. Kali ini kita agak lebih banyak berhenti dikarenakan cuaca panas. Maka kita berhenti beberapa kali untuk foto dan minum es kelapa muda. Setelah itu langsung cuuus hingga kota Semarang. Setelah berpisah tinggal aku, Dwi dan Miss Nana kita pun mampir kembali ke suatu tempat makan untuk ngadem minum Es dan makan Siang. 


Sunday, January 10, 2016

#kitasetara akses bagi anak berkursi roda

Damar Putra Ramadhan bisa dipanggil “Damar” atau “Rama”, anak pertama dari kakak saya, dan cucu pertama di keluarga saya. Terlahir pada tanggal 18 Agustus 2010, tepat pada bulan Ramadhan.  Keponokan saya ini menderita CP (Cerebral Palsy) dengan diagnosa Hidran Cepali, dimana otak kecil nya belum mengalami perkembangan dan tergantikan oleh air. Sebagaimana salah satu gejala penderita CP yaitu salah satu atau beberapa bagian tubuhnya mengalami kekakuan. Nhah keponakan saya ini kaki dan tanganya mengalami kekakuan sehingga tidak bisa bergerak normal. Juga belum bisa melihat dan berbicara bahkan untuk duduk dan menegakkan kepala juga belum bisa. Oleh karena itu aktivitas diluar rumah masih dibantu dengan Kursi Roda.
belajar ke museum sangiran
tanpa akses bagi kursi roda
Kami beruntung Damar mendapat “lungsuran” atau warisan kursi Roda dari teman dia yang juga penderita Cerebal Palsy yang telah meninggal terlebih dahulu. Meski sejak bayi telah menderita CP dan berbeda dengan Balita pada umumnyaa, tapi beruntung keluarga kami tidak pernah minder atau malu. Kita pun selalu menjelaskan mengenai kondisi damar dan apa itu Cerebal Palsy kepada tetangga, masyarakat sekitar maupun keluarga besar. Alhasil maka keponakan saya pun tumbuh seperti anak kebanyakan dengan perhatian lebih. Suka diajak bercanda dan berjalan jalan #kitasetara. 
bersama si Adek
Namun satu yang selalu menjadi kendala saat kita bepergian, yaitu kurangnya fasilitas umum bagi para difabel terutama dalam hal ini adalah pemakai kursi Roda. Jujur meski banyak angkutan umum, maupun fasilitas umum yang dibangun dengan memperhatikan kebutuhan difabel. Sayangnya para difabel ini itu sendiri tidak dilibatkan dalam rancangan pembangunannya alhasil beberapa fasilitas justru memberi kesulitas tersendiri. Contoh tingkat kemiringan dan lebar untuk kursi roda itu sendiri terkadang terlalu tinggi dan terlalu sempit.
mulai gunakan istilah difabel daripada penyandang cacat
usaha menaiki tangga 

Begitu pula di dalam angkutan umum, kurangnya space atau tempat bagi kursi roda (n.B kursi roda ponakan saya terbuat dari besi dan tidak bisa dilipat) sehingga kita akan sangat kesulitan jika ingin bepergian dengan angkutan umum. Sangat beruntung kita mendapat sedikit rejeki untuk membeli mobil, sehingga apabila kita berpergian maka kita menggunakan mobil untuk membawa kursi roda tersebut. 


Semoga dengan banyaknya kegiatan maupun aksi – aksi bagi kesetaraan difabel maka makin banyak membuka wawasan orang – orang, bahwa kaum difabel bukanlah orang cacat, mereka semua sama seperti kita hanya membutuhkan fasilitas dan akses khusus yang lebih #kitasetara . menumbuhkan kesadaran masyarakat akan kebutuhan para difabel juga pemerintah dan pihak swasta dalam menyediakan fasilitas untuk akses difabel memang sangat diperlukan di berbagai tempat. 

Berikut video bagaimana kita harus melewati tempat yang minim akses bagi pemakai kursi roda.


Tulisan ini dibuat untuk mengikuti kontes lomba #kitasetara di hari difabel International

Saturday, January 2, 2016

Petualangan 4 Sekawang Gowes ke Sangiran

Di Tahun 2015 kita kembali mengakhiri tahun ini dengan bikepacking bareng lagi. Namun kali ini hanya berempat si anak - anak Galau Tami, Dwi dan Miss Nana. Meski di awal aku udah menawarkan ke Pulau panjang, namun karena keterbatasan budget atau kemampuan akhirnya mereka memutuskan untuk gowes ke Sangiran saja yang terletak di Sragen :p. Kita berangkat hari selasa pada tanggal 22 Desember 2015 dengan kereta Kalijaga. Salah satu alternatif transportasi murah yang menghubungkan Semarang - Solo. 


Berangkat dari stasiun Poncol pukul 08.45 meski meninggalkan stasiun baru pukul 09.00, kita melewati penjagaan dengan 3 sepeda lipat secara mulus tanpa ada hambatan atau larangan, eh lho kok 3 kan oragnnya 4?? Well karena yang membawa sepeda Cuma Dwi, Tami dan miss Nana, saya sih pakai sepeda yang dirumah saja :p. Demikian juga ketika di dalam kereta, kita tidak mendapat teguran dari staff KAI di atas kereta. Setelah 3 jam perjalanan kita tiba di kota Solo pukul 12.00 WIB.



Tiba di kota solo yaah pergi ma anak - anak isinya jajan mulu, sambil makan siang di warung, beli cilok, habis itu beli siomay habis itu beli cakue.  Setelah tiba dirumah kita beristirahat sebentar, sore harinya kita menikmati suasana Taman Balekambang, setelah itu bersepeda menikmati taman Sriwedari dan menyusuri kota Solo.  Malam hari kita beristirahat  untuk besok gowes ke Sangiran.

Rabu 23 Desember 2015

Pagi hari kita tidak terlalu ngoyo bangun pagi, heleeeh mager liburan nih. Kita bersiap untuk gowes sekitar pukul 08.00 Pagi, meninggalkan kawasan laweyan menuju Sangiran di Kalijambe. Dengan gowes santai menikmati perjalanan, dan jajajanan sepanjang jalan. Sempat ada insiden ban belakang Tami meletus karena ban luarnya yang telah menipis. Setelah itu kita kembali melanjutkan perjalanan sambil jajan dan foto - foto. Hingga akhirnya tiba di sangiran pukul 10.30 WIB. Setelah kembali membasahi tenggorokan di kantin, kita pun masuk ke Museum Sangiran. Berhubung bertepatan dengan hari Libur sekolah maka museum cukup ramai pengunjung yang sepertinya di dominasi oleh rombongan karya wisata dan keluarga. Kita cukup lama menyambangi berbagai display yang ada di Museum membaca dan mengamati berbagai fosil dan sejarah perkembangan manusia purba di daerah Sangiran. Hingga tidak terasa satu jam lebih telah berlalu. 







Keluar dari Museum kita mampir mencari oleh - oleh dan makan siang di kantin yang terletak di samping Museum. Setelah itu kita kembali gowes kali ini tidak banyak narsis dan berhenti hanya istirahat minum es kelapa muda dan sholat Asar. Kit apun tiba sekitar pukul 4 sore dirumahku. Kemudian bersitirahat sejenak dan malamnya makan malam menikmati kuliner di sekitar rumah.



Kamis 24 Desember 2015

Rencananya sih pagi ini kita mau wisata kota - kota saja di Solo dengan mengunjungi Keraton Misalnya. Namun dikarenakan bertepatan dengan Maulud Nabi otomatis akan ada iring - iringan Gunungan di Alun - alun maka rencana berubah. Kita gowes narsis saja ke Jembatan Londo dan Waduk Cengklik. Yaah seperti kemarin pagi hari kita masih bermalas - malas, gowes santai menuju Jembatan Londo di desa Bolon dan menuju Waduk Cengklik. Foto session di Jembatan Londo. Gowesnya sih ga seberapa foto session nya yang melelahkan. Tiba di waduk cengklik kita bersantai menikmati es kelapa muda dan bakso bakar :D. 



Selanjutnya kita kembali kerumah miss Nana Sore itu kembali ke Semarang dengan menggunakan bus, sedang aku, Tami dan Dwi kembali ke Semarang Jumat Paginya menggunakan kereta Kalijaga. Malamnya kita Segowangi terakhir di Tahun 2015 tepat pada Hari Natal 25 Desember 2015.