SLIDER

Friday, July 31, 2015

Gili Trawangan Beach, Bar, Bikini ...



 
Gili Trawangan merupakan Pulau terbesar dari kepulauan 3 gili yang terletak di Barat laut pulau Lombok yaitu Gili Meno dan Gili Air. Bagi orang yang bukan penyuka traveling mungkin Gili Trawangan terdengar asing di telinga, saya sendiri menemukan Gili Trawangan setelah searching mengenai tempat wisata yang bisa di kunjungi di Lombok. Dan mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi Gili Trawangan selama 3 hari pada tanggal 28 - 30 Juni 2015 lalu ketika bikepacking ke Bali dan Lombok.  
sepedaku di terminal Bangsal
 Gili Trawangan adalah pulau yang bebas dari asap kendaraan bermotor, yeeep kamu tidak akan menemukan kebisingan motor dan juga mobil disini, satu - satunya kendaraan bermesin adalah sepeda listrik. Hanya ada dua alat transportasi pokok yang adadi Gili Trawangan pertama adalah Cidomo, kendaraan tradisiional khas lombok yang berupa Gerobak yang ditarik oleh kuda ,sedang yang kedua adalah sepeda yang banyak disewakan disekeliling pulau. Ada beberapa yang mengatakan bahwa Gili Trawangan terkenal akan Party Island nya, akan hingar bingar pesta dan bar nya. Bisa dipahami karena Gili Trawangan adalah pulau terbesar dan lebih banyak fasilitas Bar dan tempat makan di Jalan utama Pulau ini. Jangan heran jika dimalam hari akan lebih "hidup" jika kita menyusuri jalan utam di Gili Trawangan, dengan berbagai macam Music Live show dan sebotol Beer. 
Ayunan Legenda di Gili trawangan


pesisir pantai yang penuh dengan Bar dan Restaurant
Ya dengan panjang 3 km dan lebar 2 km Gili trawangan berpopulasi sekitar 800 Jiwa, kita dapat berkeliling pulau Gili Trawangan dengan sepeda hanya dalam 2 jam perjalanan melalui jalan utama pulau ini yang terletak di luar pulau di tepian pantai. Namun jangan dibayangkan jalan utama yang beraspal mulus ya, karena Berupau kepulauan dan jalan utama terletak di tepi pantai maka jalan utama lebih banyak berupa paving blok, tanah bahkan pasir pantai. Weew :D bagian terpadat di pulau ini terletak di bagian timur pulau, dibagian tersebut terdapat pulau dermaga penyeberangan ke pelabuhan Bangsal Lombok. 



Dengan populasi sekitar 800 jiwa penduduk di Gili Trawangan bertempat tinggal dibagian dalam pulau, di dusun Gili Trawangan. Meskipun Gili Trawangan merupakan pulau dimana sisi luarnya dikelilingi oleh garis pantai yang tidak putus, namun jangan heran kita akan kesulitan menemukan spot pantai terbuka untuk umum, selain di dekat pelabuhan, titik pantai terbuka ada di daerah sunset point dan snorkling area. Diluar itu pantai - pantai di sekeliling Gili Trawangan tertutup oleh Bar dan restaurant. Jika berkeliling jalan utama di Gili trawangan maka pantai - pantai akan berisi Bar dan restaurant, juga kursi - kursi pantai dari hotel - hotel mewah. 

Di pagi hari di Gili Trawangan suasana akan dipenuhi oleh banyak wisatawan yang bersiap untuk bersnoklin ria maupun Diving bersama - sama dengan berbagai macam Paket yang banyak ditawarkan. Sedang di siang hari berkeliling Gili Trawangan kita akan menemukan banyak orang asing yang sedang menikmati teriknya matahari untuk mencokelatkan kulit mereka dengan cara berjemur dibawah matahari di pinggi pantai. Entah di banyak kursi yang disediakan oleh pihak hotel, maupun dari Bar atau restauran. Juga di spot - spot pantai terbuka, hampir seperti lapangan yang dipenuhi oleh jajaran manusia yang sedang berjemur dengan speedo atau Bikini mereka. Baik sambil membaca buku maupun hanya tiduran. 

Tapi meskipun banyak yang berjemur dan bermain dipantai dengan Bikini namun di Gilii dimana mayoritas penduduk beragama Muslim, terdapat peraturan untuk tidak mengenakan Bikini ketika memasuki wilayah dusun Gili Trawangan. Dusun Gili Trawangan terletak di bagian tengah Pulau ini, tepatnya ketika kita mulai memasuki gang - gang kecil didalam kawasan penduduk. Selain rumah - rumah penduduk lokal, dikawasan desa Gili Trawangan juga banyak homestay - homestay yang disewakan untuk para wisatawan dengan harga yang relatif lebih murah sekitar 150.000 hingga 300.000 permalam, harga tersebut masih bisa ditawar namun bisa saja harga tersebut menjadi lebih mahal pas High Season. Juga terdapat warung - warung makan lokal, jangan heran jika harga - harga makanan meskipun barang kebutuhan pokok bisa dua kali lipat dari harga normal, karena semua bahan harus didatangkan dari lombok.  Harga sepiring nasi dan sayur plus lauk tanpa daging biasanya berkisar 15.000 rupiah. 
Pelabuhan Public Boat

Bisa dipahami juga karena Gili merupakan suatu kepulauan makan untuk mendapatkan air tawar juga sangatlah susah, harga satu liter air mineral merk lokal bisa sampai 15.000 rupiah lebih mahal dari beer yang ditawarkan :p. bahkan Fresh Water untuk keperluan mandi pun merupakan sulingan dari air laut, jadi jangan heran jika kalian berkumur akan sedikit merasakan rasa asin dari air yang mengalir dari keran. untuk pasokan listrik kamu tidak perlu takut, listrik di Gili trawangan menyala dari pagi hingga malam hari full 24 jam karena Gili mempunyai pembangkit Listrik Tenaga Diesel. untuk jaringan komunikasi kamu juga tidak perlu khawatir karena sudah ada BTS di pulau ini, bahkan disetiap penginapan maupun tempat makan disediakan Free WIfi bagi kamu yang doyan update.


Kehidupan di Gili akan sangat terasa ketika malam mulai tiba setelah matahari tenggelam, para turis sudah rapi kembali, suaraha musik terdengar dari berbagai ujung jalan. Salah satu tempat berkumpul malam hari di Gili Trawangan adalah Central atau juga disebut Pasar seni, terletak disebelah barat dari pelabuhan public boat, atau didepan pelabuhan Fast Boat. Di central kita bisa menikmati makam malam dengan suasana berbeda, dibawah sinar bulan, dan hembusan angin pantai, menikmati berbagai jajanan lokal dengan harga yang lebih murah daripada restauran - restaurant berkelas yang banyak terdapat di Gili Trawangan. Mulai dari Juice, kue - kue jajan pasar, nasi sayur, penyetan, martabak manis maupun martabak telur dan berbagai berbeque lainya. Harga dipatok rata - rata mulai 10 ribu hingga 30.000 rupiah.
Di central bukan hanya dipenuhi oleh turis lokal, justru lebih diminati oleh turis mancanegara, jangan heran jika terkadang kita duduk disatu meja bisa berasal dari bebagai negara. 
snorkling area di coral beach

coral beach
Gili Trawangan merupakan salah satu a Must Destination yang patutu kita luangkan waktu saat berkunjung ke Lombok.  Berikut beberapa hal yang bisa saya sampaikan untuk berkunjung ke Gili Trawangan berdasar pengalaman kemarin.

How TO get there
Untuk menuju Gili Trawangan ada beberapa pilihan opsi
  • Fast Boat , kapal cepat atau fastboat menuju Gili Trawangan banyak ditawarkan oleh berbagai pihak, di bali diberbagai termpat wisata Kuta, Sanur dll banyak travel center yang menawarkan paket wisata atau fastboat ke Gili trawangan, kita bisa naik dari Nusa Penida, Nusa Lembongan maupun padang Bai sekitar 250.000 hingga 500.000. Sedang di lombok titik pemberangkatkan Fast Boat terdapat di Senggigi mulai dari 150.000 hingga 250.000.
  • Public Boat a
Transportasi lain menuju Gili Trawangan yang  paling murah adalah menggunakan Public Boat dari pelabuhan Bangsal.  Pelabuhan Bangsal merupakan  pelabuhan umum utama yang menghubungkan Pulau Lombok  dengan penduduk di Gili Trawangan. Dengan harga sekitar 15.000, tiket kapal mempunyai warna yang berbeda - beda ada hijau, putih maupun merah, untuk membedakan penumpang, karena satu kapal bermuatan sekitar 50 penumpang. Kapal hanya akan berangkat setelah penumpang terpenuhi. Selian naik public boat, kita pun dapat menyewa public boat dengan penumpang sekitar 30 orang dengan harga berkisar 500.000. Karena kapal angkutan umum, jangan heran jika terkadang dikapal kita berbarengan dengan penduduk yang membawa berbagai bahan makanan, bahkan kuda.
Untuk menuju pelabuhan Bangsal kita dapat naik Taksi dari Kota Mataram, dengan argo sekitar 150.000 biasanya. Atau kita bisa naik kendaraan umum (engkolan) tapi mungkin harus oper beberapa kali.
Alternatifnya kita bisa menyewa motor dari Mataram sekitar 50.000 hingga 60.000 namun karena di Gili Trawangan bebas dari kendaraan bermotor, maka kita harus menitipkan motor di pelabuhan Bangsal, banyak kok tempat penitipan motornya.dari kota mataram menuju Bangsal ada dua jalur, yang pertama Jalur Hutan Phusuk, menuju bangsal lewat Phusuk kita akan disuguhi trek menanjak dan menanjak tajam ketika mendekati Puncak Hutan Phusuk, dengan disuguhi pemandangan hutan lebat dan banyak monyet liar, jangan lupa kamu dapat membeli jajanan untuk kamu berikan pada monyet - menyet tersebut. setelah perbatasan lombok barat dan utara trek akan menurun terus.Jalur kedua lewat Senggigi atau Malimbu, jalur ini jauh lebih panjang dari jalur hutan Phusuk, dengan jalan naik turun dengan pemandangan pantai.
pemandangan di pelabuhan bangsal

suasanan di Public boat

tiket public boat
Where to Eat
Jika kamu liburan dengan budget yang tak terbatas maka kamu dapat mencicipi berbagai macam restauran yang ada di Gili Trawangan. Namun jika dana kamu terbatas maka kamu dapat menuju Central untuk menikmati makan malam, nhah dipagi hari mauapun siang hari, kamu dapat mencari ibu - ibu yang duduk di pinggir jalan maupun gang membeli nasi bungkus, namun di bulan Puasa mereka hanya berjualan di malam hari. Ataupun jalan - jalan lah menuju desa Gili Trawangan dan jajanlah di warung - warung lokal penduduk. 

Where To Stay
Selain banyaknya fasilitas hotel yang berada di pesisir pantai, di Gili Trawangan banyak terdapat homestay - homestay dengan budget yang lebih murah. Masuklah ke gang - gang terdapat banyak homestay, semakin masuk ke dalam desa akan semakin murah harganya. 


suasana salah satu homestay
What To Do
Selain berjemur di pantai ada banyak hal lain yang dapat kamu lakukan, treking di sekitar desa. Snorkling ke dua Gili lainya yaitu Gili Air dan Gili Meno. Banyak paket - snorkling yang ditawarkan dengan biaya berkisar 150.000 sebaiknya tanyakan dulu paket tersebut apakah sudah termasuk peralatan snorkle, kita juga bisa snorkling disekitaran pantai di Gili Trawangan, beberapa titik snorkling di Gili Trawangan adalah di Coral Beach terletak sebelah timur, dari pelabuhan public boat, atau pantai pantai disekitar sunset point. Banyak bar dan restaurant yang menyewakan peralatan snorkling.
Kita juga dapat menikmati wisata bawah air dengan Bottom Glass Boat yang juga disediakan oleh banyak biro wisata bahkan homestay tempat kita menginap.
Ada juga tempat belajar diving dan juga spot diving jika kita ingin menyelam.
Di Gili Trawangan juga ada beberapa titik yang menyewakan permainan air jika kita ingin menghabiskan waktu.

Sunset dan Sunrise, karena Gili bukan pulau yang begitu luas dan banyak terdapat titik pantai, kamu dapat menikmati sekaligus sunset juga sunrise. Untuk sunrise tergantung titik matahari, biasanya dapat kita nikmati didaerah dekat coral beach (timur pelabuhan umum)
sunset di ombak sunset



sunrise di dekat coral beach
Dan sunset point ada di sebelah barat dari pelabuhan umum (Ke kiri jika menghadap pulau gili) di sunset point susurilah jalan hingga kamu menemukan hotel Ombak Sunset, di ombak sunset akan penuh dengan kursi - kursi bagi pengunjung hotel maupun restaurant disana terdapat Ayunan yang terkenal untuk foto eksotis nya di Gili Trawangan. Jika kamu bukan pengunjung kamu bisa masuk dari jalan setapak di hutan sebelah restaurant.

So jika kamu pergi ke Lombok sempatkanlah untuk menikmati Pulau yang bebas dari kendaraan bermotor namun penuh dengan berbagai macam hiburan Bar , Beach dan Bikinis…

Jika kamu ke Gili trawangan ada 4 hal yangn tentu akan kamu ingat, Sunset, Sunrise, Sand dan Sexy ….

Thursday, July 30, 2015

(Pengalaman) Tips Membawa Sepeda Lipat (Seli) ke Kabin Kereta




Salah satu kelebihan dari sepeda lipat adalah kepraktisanya karena bisa dilipat, sehingga memudahkan kita apabila ingin membawanya kemanapun memenami perjalanan kita. Entah mungkin tidak seperti yang dibayangkan orang bahwa ternyata setelah dalam keadaan terlipat pun sepeda lipat tidak akan mempunya bentuk yang kecil dan praktis seperti yang orang - orang mungkin bayangkan, tentu saja terkecuali sepeda lipat bermerk dengan harga yang tentu saja fantastis. Ditulisan ini sih saya membahas pengalaman saya ketika membawa sepeda lipat diatas kereta, P.S Sepeda saya adalah Pocket Rocket dari Wimcycle yang dimana meskipun dilipat masih terlihat cukup besar.



Dan ternyata juga meskipun pemilik sepeda lipat berharap dengan kepraktisanya dapat membawa seli (alias sepeda lipat)  di berbagai angkutan umum sering terbentur dengan beberapa insiden meskipun suda ada aturan yang jelas mengenai tata cara membawa sepeda lipat di angkutan umum, entah kerena kurang nya sosialisasi, atau karena anggapan bahwa yang kita bawa adalah "Sepeda" masalah ini terutama kerap muncul bagi pelanggan Angkutan Kereta terutama kereta Ekonomi.



Sepeda kita di Belakang pintu


Saya memang sudah beberapa kali membawa sepeda dalam kereta api, baik kereta api Bisnis maupun Ekonomi, untuk kereta api Eksekutif tidak akan ada masalah,yaah namanya juga kereta eksekutif pasti akan lebih banyak layanan kepada penumpang. Dan  karena di setiap gerbong terdapat rak untuk tempat kita menaruh barang, sehingga kita dapat menempatkan seli kita disana tanpa ada gangguan.

loker di kabin kereta eksekutif

Untuk kereta bisnis kita dapat menaruh sepeda lipat kita di antara kursi di deret kursi yang berada di dekat toilet. Pada kereta bisnis di deretan kursi yang berada didekat toilet terkadang ada sedikit jarak sehingga kita bisa menempatkan seli kita disitu.  Dua kali saya membawa seli ke Jakarta dengan kereta Bisnis Senja Utama, hanya sekali ketika petugas mempermasalahkan saya membawa seli di gerbong kereta, dia hanya mengatakan lain kali tidak boleh. Tanpa banyak melawan saya Cuma mengiyakan dan bilang

 "maaf".
Nhah untuk kereta ekonomi terkadang persoalan sudah mulai muncul ketika kita hendak memasuki peron, bisa - bisa kita dilarang masuk oleh petugas yang mengetahui kita membawa sepeda. PT KAI memang sedang memperbaiki pelayanan publik terhadap penumpang kereta Ekonomi, oleh karena itu berbagai macam peraturan mulai diberlakukan untuk membatasi barang bawaan penumpang. Agar diatas gerbong tidak akan mengganggu penumpang yang lain. Untuk sepeda dan sepeda lipat sendiri PT KAI sudah mengaturkan di Pasal 14 dalam peraturan penumpang Kereta yang berbunyi
 " Khusus sepeda lipat atau speda biasa yang dikemas sedemikian rupa dalam keadaan komponen - komponennya tidak dirakit menjadi sepeda utuh dapat dibawa kedalam kabin kereta penumpang dan ditempatkan pada tempat yang tidak mengganggu atau membahayakan penumpang lain serta tidak akan minimbulkan kerusakan pada kereta tidak dikenakan biaya "
peraturan penumpang kereta
kita dapat melihat peraturan tersebut di bagian belakang lembar pemesanan tiket, saya sering mengambil beberapa lembar dan kemudian saya stabilo sebagai modal untuk saya bawa ke atas kereta.
Membawa sepeda lipat diatas kereta comuter Solo - Jogja, Solo - Semarang saya tidak pernah ada masalah. Ketika membawa seli untuk pertama kalinya di atas kereta Ekonomi jarak jauh yaitu Solo - Blitar dengan kereta Matramaja, saya pun membawa lembar pemesanan tiket yang telah saya stabilo untuk berjaga - jaga dan saya bawa ke atas kereta. Saat itu barang bawaan saya cukup banyak bukan hanya Sepeda lipat saja. Untuk mempermudah saya melewati petugas peron saya menggunakan jasa poter , karena saya berbikepacking bersama pasangan saya otomatis ada 2 sepeda lipat. Poter pun saat itu menempatkan sepeda saya diatas gerbong, pada saat itu gerbong yang saya naiki ada pintu disebelah barat yang tidak  bisa dibuka, maka poter menempatkan dua sepeda saya disitu. Dia mengatakan tidak apa pintu tidak bisa dibuka jadi tidak akan mengganggu.
barang bawaan ketika ke Blitar
Ketika mulai pemeriksaan tiket oleh petugas, timbulah "perbincangan" tersebut, dengan pertanyaan yang kurang disukai oleh kita para selier
"siapa yang memperbolehkan membawa sepeda lipat keatas gerbong", 
saya pun mengeluarkan lembaran kertas tersebut dan mengatakan "disini tertulis bla bla blaa boleh" , petugas tersebut pun menjawab "tapi harusnya ditaruh di gerbong bagasi, baik akan saya tanyakan ke masinis" dan akhirnya setelah menunggu, ternyata petugas tersebut tidak kembali dan kita tidak mendapat gangguan kembali hingga ti di stasiun Blitar.

salah satu spot di kabin kereta untuk menaruh sepeda


Tali yang saya gunakan untuk mengikat sepeda


Pengalaman kedua ketika membawa seli diatas gerbong kereta Ekonomi menuju Malang, kembali terjadi percakapan yang kurang mengenakan karena petugas yang melantangkan suaranya alias sedikit membentak memarahi kita yang membawa seli diatas kereta.

"SIAPA YANG NGEBOLEHIN MEMBAWA SEPEDA DIATAS GERBONG GINI!!" 
Akupun menjawab dengan tenang dan percaya diri sambil menatap matanya (sambil nahan emosi saya ga suka di bentak bentak)
"Pasal 14 peraturan penumpang kereta api, bahwa sepeda dan sepeda lipat yang tidak dirakit diperbolehkan dibawa diatas gerbong tanpa dipungut biaya.."
Dia pun terdiam sejenak sedikit kaget dan tertegun dengan jawabanku atau kaget ada aturan seperti itu.dan kemudian menjawab
"Ya tapi seharusnya jangan ditaruh di depan pintu, menghalangi jalan nanti"  katanya ..
Akupun Cuma menjawab
"oh maaf saya pindahkan"
Dan seli saya pindahkan di lorong disamping toilet.
Setelah itu tidak ada lagi gangguan perbincangan ..

Ketika saya berencana akan bersepeda ke TN Baluran dimana start point dari ketapang banyuwangi, saya menggunakan Kereta Sri tanjung berangkat dari stasiun Purwosari hingga ketapang banyuwangi.  Belajar dari pengalaman saya sebelumnya saya pun pergi ke stasiun sebelum membeli tiket saya pun menanyakan kejelasan peraturan membawa sepeda lipat ke atas kereta. Oleh CS nya dengan ramah dia menunjukan peraturan no 14 yang telah distabilo bahwa saya tidak perlu khawatir seli boleh dibawa naik ke atas kereta tanpa dipungut biaya.
 
Merasa tidak puas karena biasanya masalah timbul ketika masuk peron, saya pun bertanya pada petugas peron bolehkah saya membawa seli ketas kereta. Senada dengan CS petugas peron pun mengiyakan bahwa saya dapat membawa seli saya keatass kereta, saya tidak perlu khawatir, namun jika seli saya melebihi berat bagasi yang ditentukan saya hanya akan dikenai biaya tambahan kelebihan bagasi. Ketika saya menjelaskan berat seli hanya berkisar 10kg petugas pun mengatakan tidak apa - apa. Melihat saya yang masih khawatir petugas meminta saya untuk kembali bertanya ke CS. Kali ini petugas CS yang berbeda saya kembali menanyakan kejelasan membawa seli diatas kereta dan sama seperti kemarin dia pun mengatakan "Boleh". 
Dan pada Hari H dengan sedikit was was saya memasuki peron di stasiun purwosari dengan membawa seli, salah satu petugas peron sempat menanyakan apakah seli boleh dibawa naik, karena meskipun beratnya hanya 10 kg tapi volume setelah terlipat cukup besar. Ternyata dijawab oleh petugas peron lainya, dia sudah menanyakan hal tersebut sebelumnya keatasannya dan dia bilang "BOLEH"

saya menaruh seli diatas rak

Selama perjalanan dari stasiun purwosari menuju Banyuwangi tidak ada masalah yang muncul dari petugas diatas kereta. Dua kali saya naik Kereta Sri Tanjung dan setiap naik dari Stasiun purwosari saya tidak pernah mendapatkan masalah. Namun sebaliknya setiap naik dari stasiun Banyuwangi Baru, Ketapang Banyuwangi, selalu saja ada masalah. Ketika perjalanan pertama saya mendapat masalah dari petugas peron, yang meskipun mengijinkan seli saya naik keatas kereta tapi melarang seli ditaruh di lorong gerbong maupun dibalik pintu, sehingga harus menaruhnya di kolong kursi dan diatas rak (karena seli saya ada boncengan yang terlalu besar untuk masuk dikolong). Pada perjalanan kedua dari Banyuwangi, saya sudah tidak mendapat masalah dari petugas peron, dia tidak ikut hingga keatas gerbong hanya mengatakan
"seli ditaruh dibawah kursi Ya"
Dan karena saya malas, maka saya meletakan seli dilorong. Tidak ada masalah yang timbul hingga stasiun Tanggul dimana petugas diatas kereta berganti untuk yang ketiga kalinya (FYI petugas diatas kereta jarak jauh akan berganti - ganti sesuai dengan pos masing - masing), menanyakan keberadaan Seli diatas gerbong, yang kembali menimbulkan perbincangan, sehingga kita memindahkan seli di ujung lorong gerbong yang kosong.
Meskipun peraturan oleh KAI sudah tertulis dengan jelas bahwa sepeda dan sepeda lipat dapat dibawa diatas gerbong apabila dalam keadaan yang tidak dirakit, namun ternyata entah karena kurang pengetahuan nya petugas akan peraturan tersebut, atau karena masih belum familiar dengan seli yang berada di atas gerbong, atau hanya arogansi petugas. Namun hendaknya apabila kita menghadapi masalah tersebut tidak ikut terbawa emosi, semuanya kembali pada kepentingan umum untuk kenyamanan penumpang. Harapanya sih ada ketegasan dalam Implementasi peraturan no 14, dan sosialisasi oleh KAI kepada petugas - petugas di atas kereta.

seli yang ditaruh dibawah kolong kursi (yang 3 orang)

Jadi berikut beberapa tips berdasarkan pengalaman saya ketika kamu membawa Seli di atas kereta Ekonomi
  1. Sebetulnya kita dapat menempatkan seli yang telah terlipat di lorong gerbong di desamping toilet karena mempunyai space yang sedikit agak lebar
  1. Jika kita berangkat dari stasiun awal, kita dapat meletakan seli kita di bawah kursi (tidak dalam keadaan terlipat, hanya handle nya saja yang dilipat) atau jika kamu cukup kuat letakan seli diatas rak jangan lupa di tali dengan kuat. (permasalahan tentu akan timbul ketika akan turun, bersiaplah menurunkan seli sebelum tiba di stasiun tujuan agar tidak terburu - buru)
  2. Kamu dapat meletakan seli di gerbong restorasi, gerbong ini hanya digunakan sebagai restauran tempat penumpang jika hendak makan, sehingga cukup longgar dengan Ijin tentunya, gerbong restorasi biasanya adalah gerbong yang ke-empat dari rangkaian gerbong yang ada.
  3. Jika memungkinkan pesanlah tiket di gerbong 1, karena sebelum gerbong 1 akan ada gerbong 0, dimana gerbong tersebut tidak digunakan untuk penumpang umum, sehingga kamu dapat menaru seli kamu diujung lorong antara gerbong 1 dan gerbong 0 agar tidak mengganggu penumpang lain.
  1. Kamu dapat membawa seli dan diletakan di gerbong Bagasi tapi dengan berbagai peraturan yang ada, karena setiap barang naik dan turun harus dicatat dan tentu dengan biaya ekstra.
  1. Bawalah lembar yang berisi peraturan mengenai membawa sepeda dan sepeda lipat sebagai bukti akan adanya peraturan yang membolehkan membawa sepeda diatas gerbong
  1. Lipatlah seli kamu sebelum memasuki peron Stasiun, karena mau sepraktis apapun jangan sampai menggagu penumpang lain.
  1. Saya tidak menggunakan tas seli, dengan tujuan agar petugas mengetahui bahwa barang yang saya bawa adalah Sepeda Lipat dimana sudah diatur dalam pasal 14 boleh dibawa ketas gerbong
  1. Ketika muncul "perbincangan" dengan petugas yang mempermasalahkan seli kita, jawablah dengan sopan, ramah dan jelaskan mengenai peraturan tersebut dengan percaya diri tanpa terbawa emosi
  1. Hormatilah hak penumpang lain untuk juga mendapatkan kenyamanan di atas kereta.

(Pengalaman) Tips Membawa Sepeda Lipat ke Kabin Kereta




Salah satu kelebihan dari sepeda lipat adalah kepraktisanya karena bisa dilipat, sehingga memudahkan kita apabila ingin membawanya kemanapun memenami perjalanan kita. Entah mungkin tidak seperti yang dibayangkan orang bahwa ternyata setelah dalam keadaan terlipat pun sepeda lipat tidak akan mempunya bentuk yang kecil dan praktis seperti yang orang - orang mungkin bayangkan, tentu saja terkecuali sepeda lipat bermerk dengan harga yang tentu saja fantastis. Ditulisan ini sih saya membahas pengalaman saya ketika membawa sepeda lipat diatas kereta, P.S Sepeda saya adalah Pocket Rocket dari Wimcycle yang dimana meskipun dilipat masih terlihat cukup besar.



Dan ternyata juga meskipun pemilik sepeda lipat berharap dengan kepraktisanya dapat membawa seli (alias sepeda lipat)  di berbagai angkutan umum sering terbentur dengan beberapa insiden meskipun suda ada aturan yang jelas mengenai tata cara membawa sepeda lipat di angkutan umum, entah kerena kurang nya sosialisasi, atau karena anggapan bahwa yang kita bawa adalah "Sepeda" masalah ini terutama kerap muncul bagi pelanggan Angkutan Kereta terutama kereta Ekonomi.



Sepeda kita di Belakang pintu
Saya memang sudah beberapa kali membawa sepeda dalam kereta api, baik kereta api Bisnis maupun Ekonomi, untuk kereta api Eksekutif tidak akan ada masalah,yaah namanya juga kereta eksekutif pasti akan lebih banyak layanan kepada penumpang. Dan  karena di setiap gerbong terdapat rak untuk tempat kita menaruh barang, sehingga kita dapat menempatkan seli kita disana tanpa ada gangguan.

loker di kabin kereta eksekutif

Untuk kereta bisnis kita dapat menaruh sepeda lipat kita di antara kursi di deret kursi yang berada di dekat toilet. Pada kereta bisnis di deretan kursi yang berada didekat toilet terkadang ada sedikit jarak sehingga kita bisa menempatkan seli kita disitu.  Dua kali saya membawa seli ke Jakarta dengan kereta Bisnis Senja Utama, hanya sekali ketika petugas mempermasalahkan saya membawa seli di gerbong kereta, dia hanya mengatakan lain kali tidak boleh. Tanpa banyak melawan saya Cuma mengiyakan dan bilang

 "maaf".
Nhah untuk kereta ekonomi terkadang persoalan sudah mulai muncul ketika kita hendak memasuki peron, bisa - bisa kita dilarang masuk oleh petugas yang mengetahui kita membawa sepeda. PT KAI memang sedang memperbaiki pelayanan publik terhadap penumpang kereta Ekonomi, oleh karena itu berbagai macam peraturan mulai diberlakukan untuk membatasi barang bawaan penumpang. Agar diatas gerbong tidak akan mengganggu penumpang yang lain. Untuk sepeda dan sepeda lipat sendiri PT KAI sudah mengaturkan di Pasal 14 dalam peraturan penumpang Kereta yang berbunyi
 " Khusus sepeda lipat atau speda biasa yang dikemas sedemikian rupa dalam keadaan komponen - komponennya tidak dirakit menjadi sepeda utuh dapat dibawa kedalam kabin kereta penumpang dan ditempatkan pada tempat yang tidak mengganggu atau membahayakan penumpang lain serta tidak akan minimbulkan kerusakan pada kereta tidak dikenakan biaya "
peraturan penumpang kereta
kita dapat melihat peraturan tersebut di bagian belakang lembar pemesanan tiket, saya sering mengambil beberapa lembar dan kemudian saya stabilo sebagai modal untuk saya bawa ke atas kereta.
Membawa sepeda lipat diatas kereta comuter Solo - Jogja, Solo - Semarang saya tidak pernah ada masalah. Ketika membawa seli untuk pertama kalinya di atas kereta Ekonomi jarak jauh yaitu Solo - Blitar dengan kereta Matramaja, saya pun membawa lembar pemesanan tiket yang telah saya stabilo untuk berjaga - jaga dan saya bawa ke atas kereta. Saat itu barang bawaan saya cukup banyak bukan hanya Sepeda lipat saja. Untuk mempermudah saya melewati petugas peron saya menggunakan jasa poter , karena saya berbikepacking bersama pasangan saya otomatis ada 2 sepeda lipat. Poter pun saat itu menempatkan sepeda saya diatas gerbong, pada saat itu gerbong yang saya naiki ada pintu disebelah barat yang tidak  bisa dibuka, maka poter menempatkan dua sepeda saya disitu. Dia mengatakan tidak apa pintu tidak bisa dibuka jadi tidak akan mengganggu.
barang bawaan ketika ke Blitar
Ketika mulai pemeriksaan tiket oleh petugas, timbulah "perbincangan" tersebut, dengan pertanyaan yang kurang disukai oleh kita para selier
"siapa yang memperbolehkan membawa sepeda lipat keatas gerbong", 
saya pun mengeluarkan lembaran kertas tersebut dan mengatakan "disini tertulis bla bla blaa boleh" , petugas tersebut pun menjawab "tapi harusnya ditaruh di gerbong bagasi, baik akan saya tanyakan ke masinis" dan akhirnya setelah menunggu, ternyata petugas tersebut tidak kembali dan kita tidak mendapat gangguan kembali hingga ti di stasiun Blitar.

salah satu spot di kabin kereta untuk menaruh sepeda


Tali yang saya gunakan untuk mengikat sepeda


Pengalaman kedua ketika membawa seli diatas gerbong kereta Ekonomi menuju Malang, kembali terjadi percakapan yang kurang mengenakan karena petugas yang melantangkan suaranya alias sedikit membentak memarahi kita yang membawa seli diatas kereta.

"SIAPA YANG NGEBOLEHIN MEMBAWA SEPEDA DIATAS GERBONG GINI!!" 
Akupun menjawab dengan tenang dan percaya diri sambil menatap matanya (sambil nahan emosi saya ga suka di bentak bentak)
"Pasal 14 peraturan penumpang kereta api, bahwa sepeda dan sepeda lipat yang tidak dirakit diperbolehkan dibawa diatas gerbong tanpa dipungut biaya.."
Dia pun terdiam sejenak sedikit kaget dan tertegun dengan jawabanku atau kaget ada aturan seperti itu.dan kemudian menjawab
"Ya tapi seharusnya jangan ditaruh di depan pintu, menghalangi jalan nanti"  katanya ..
Akupun Cuma menjawab
"oh maaf saya pindahkan"
Dan seli saya pindahkan di lorong disamping toilet.
Setelah itu tidak ada lagi gangguan perbincangan ..

Ketika saya berencana akan bersepeda ke TN Baluran dimana start point dari ketapang banyuwangi, saya menggunakan Kereta Sri tanjung berangkat dari stasiun Purwosari hingga ketapang banyuwangi.  Belajar dari pengalaman saya sebelumnya saya pun pergi ke stasiun sebelum membeli tiket saya pun menanyakan kejelasan peraturan membawa sepeda lipat ke atas kereta. Oleh CS nya dengan ramah dia menunjukan peraturan no 14 yang telah distabilo bahwa saya tidak perlu khawatir seli boleh dibawa naik ke atas kereta tanpa dipungut biaya.
 
Merasa tidak puas karena biasanya masalah timbul ketika masuk peron, saya pun bertanya pada petugas peron bolehkah saya membawa seli ketas kereta. Senada dengan CS petugas peron pun mengiyakan bahwa saya dapat membawa seli saya keatass kereta, saya tidak perlu khawatir, namun jika seli saya melebihi berat bagasi yang ditentukan saya hanya akan dikenai biaya tambahan kelebihan bagasi. Ketika saya menjelaskan berat seli hanya berkisar 10kg petugas pun mengatakan tidak apa - apa. Melihat saya yang masih khawatir petugas meminta saya untuk kembali bertanya ke CS. Kali ini petugas CS yang berbeda saya kembali menanyakan kejelasan membawa seli diatas kereta dan sama seperti kemarin dia pun mengatakan "Boleh". 
Dan pada Hari H dengan sedikit was was saya memasuki peron di stasiun purwosari dengan membawa seli, salah satu petugas peron sempat menanyakan apakah seli boleh dibawa naik, karena meskipun beratnya hanya 10 kg tapi volume setelah terlipat cukup besar. Ternyata dijawab oleh petugas peron lainya, dia sudah menanyakan hal tersebut sebelumnya keatasannya dan dia bilang "BOLEH"

saya menaruh seli diatas rak

Selama perjalanan dari stasiun purwosari menuju Banyuwangi tidak ada masalah yang muncul dari petugas diatas kereta. Dua kali saya naik Kereta Sri Tanjung dan setiap naik dari Stasiun purwosari saya tidak pernah mendapatkan masalah. Namun sebaliknya setiap naik dari stasiun Banyuwangi Baru, Ketapang Banyuwangi, selalu saja ada masalah. Ketika perjalanan pertama saya mendapat masalah dari petugas peron, yang meskipun mengijinkan seli saya naik keatas kereta tapi melarang seli ditaruh di lorong gerbong maupun dibalik pintu, sehingga harus menaruhnya di kolong kursi dan diatas rak (karena seli saya ada boncengan yang terlalu besar untuk masuk dikolong). Pada perjalanan kedua dari Banyuwangi, saya sudah tidak mendapat masalah dari petugas peron, dia tidak ikut hingga keatas gerbong hanya mengatakan
"seli ditaruh dibawah kursi Ya"
Dan karena saya malas, maka saya meletakan seli dilorong. Tidak ada masalah yang timbul hingga stasiun Tanggul dimana petugas diatas kereta berganti untuk yang ketiga kalinya (FYI petugas diatas kereta jarak jauh akan berganti - ganti sesuai dengan pos masing - masing), menanyakan keberadaan Seli diatas gerbong, yang kembali menimbulkan perbincangan, sehingga kita memindahkan seli di ujung lorong gerbong yang kosong.
Meskipun peraturan oleh KAI sudah tertulis dengan jelas bahwa sepeda dan sepeda lipat dapat dibawa diatas gerbong apabila dalam keadaan yang tidak dirakit, namun ternyata entah karena kurang pengetahuan nya petugas akan peraturan tersebut, atau karena masih belum familiar dengan seli yang berada di atas gerbong, atau hanya arogansi petugas. Namun hendaknya apabila kita menghadapi masalah tersebut tidak ikut terbawa emosi, semuanya kembali pada kepentingan umum untuk kenyamanan penumpang. Harapanya sih ada ketegasan dalam Implementasi peraturan no 14, dan sosialisasi oleh KAI kepada petugas - petugas di atas kereta.

seli yang ditaruh dibawah kolong kursi (yang 3 orang)

Jadi berikut beberapa tips berdasarkan pengalaman saya ketika kamu membawa Seli di atas kereta Ekonomi
  1. Sebetulnya kita dapat menempatkan seli yang telah terlipat di lorong gerbong di desamping toilet karena mempunyai space yang sedikit agak lebar
  1. Jika kita berangkat dari stasiun awal, kita dapat meletakan seli kita di bawah kursi (tidak dalam keadaan terlipat, hanya handle nya saja yang dilipat) atau jika kamu cukup kuat letakan seli diatas rak jangan lupa di tali dengan kuat. (permasalahan tentu akan timbul ketika akan turun, bersiaplah menurunkan seli sebelum tiba di stasiun tujuan agar tidak terburu - buru)
  2. Kamu dapat meletakan seli di gerbong restorasi, gerbong ini hanya digunakan sebagai restauran tempat penumpang jika hendak makan, sehingga cukup longgar dengan Ijin tentunya, gerbong restorasi biasanya adalah gerbong yang ke-empat dari rangkaian gerbong yang ada.
  3. Jika memungkinkan pesanlah tiket di gerbong 1, karena sebelum gerbong 1 akan ada gerbong 0, dimana gerbong tersebut tidak digunakan untuk penumpang umum, sehingga kamu dapat menaru seli kamu diujung lorong antara gerbong 1 dan gerbong 0 agar tidak mengganggu penumpang lain.
  1. Kamu dapat membawa seli dan diletakan di gerbong Bagasi tapi dengan berbagai peraturan yang ada, karena setiap barang naik dan turun harus dicatat dan tentu dengan biaya ekstra.
  1. Bawalah lembar yang berisi peraturan mengenai membawa sepeda dan sepeda lipat sebagai bukti akan adanya peraturan yang membolehkan membawa sepeda diatas gerbong
  1. Lipatlah seli kamu sebelum memasuki peron Stasiun, karena mau sepraktis apapun jangan sampai menggagu penumpang lain.
  1. Saya tidak menggunakan tas seli, dengan tujuan agar petugas mengetahui bahwa barang yang saya bawa adalah Sepeda Lipat dimana sudah diatur dalam pasal 14 boleh dibawa ketas gerbong
  1. Ketika muncul "perbincangan" dengan petugas yang mempermasalahkan seli kita, jawablah dengan sopan, ramah dan jelaskan mengenai peraturan tersebut dengan percaya diri tanpa terbawa emosi
  1. Hormatilah hak penumpang lain untuk juga mendapatkan kenyamanan di atas kereta.