Saturday, February 18, 2012
Gowes Sangiran New Look
gowes to sangiran New Look - Visit The early Java Men
melanjutkan gowes menyambut HUT kota solo yang ke 267 pada tanggal 17 februari 2012 kemarin. maka aku memutuskan untuk gowes solo - sangiran pada hari sabtu tanggal 18 februari 2012. sangiran sudah lama menjadi tujuan gowes ku, namun tidak pernah ada kesempatan untuk bisa gowes kesana. sudah sering aku melewati sangiran jika naik kereta dari solo - ke semarang. dari jarak yang cukup dekat rasanya selalu ingin bisa gowes ke sana. maka ketika ada kesempatan aku pun mencoba untuk gowes ke sangiran.
pada hari sabtu 18 februari 2012, sekitar pukul 07.00 aku telah bersiap, tidak banyak membawa bekal hanya air putih saja. kemudian aku pun antri membeli nasi liwet di depan rumah untuk sarapan. setelah selesai sarapan aku pun mulai gowes ke sangiran. jalan yang aku tempuh dari rumah (laweyan), aku menuju brengosan ke bundaran manahan menuju jalan MT. Haryono yang menuju gilingan atau terminal, sampai di perempatan gilingan setelah terminal, kita akan melihat papan tanda penunjuk arah "sangiran 18km" di sebelah kiri perempatan maka dari perempatan kita pun belok kekiri ke arah nusukan. jalan piere tendean. dari nusukan kita ke arah palang joglo mojosongo, dari persimpangan rel kereta kita menyeberang dan mengikuti arah purwodadi, sekali lagi ada petunjuk jalan ke arah sangiran. setelah menyeberang rel kereta jalan kearah menuju sangiran sangatlah mudah kita tinggal lurus terus mengikuti jalan solo-purwodadi, tanpa harus bingung bingung bertanya jika ada percabangan jalan.
maka dari nusukan kita pun tinggal lurus terus mengikuti jalan solo - purwodadi ke arah gemolong. jalan solo - purwodadi adalah tipikal jalan aspal naik turun biasa saja, dengan 2 lajur. yang harus di perhatikan ketika melewati jalan solo - purwodadi adalah banyak nya kendaraan yang berebut untuk mendahului sampai mengambil lajur kanan, oleh karena nya kita harus waspada baik kendaraan yang di depan maupun di belakang, karena selain dilewati oleh bus lintas kota, banyak truk truk yang melebihi muatan yang melintas. karena jalan yang biasa saja dan lurus terus maka aku pun menikmati gowes tanpa harus banyak istirahat kecuali berhenti untuk mencari spot berphoto dan ke toilet di pom bensin gondang rejo.
dan juga ada sedikitgangguan telepon yang menyita waktu gowes. setelah menerima telepon dan berhenti untuk ke toilet. aku pun kembali gowes melanjutkan jalan, hingga tiba di terminal dan juga gondang rejo. disini aku melihat plat petunjuk "desa wisata dayu" karena penasaran aku pun ingin mampir kesana, tapi setelah bertanya pada penduduk sekitar katanya tidak ada apa apa, maka aku pun segera melanjutkan perjalanan menuju sangiran yang tinggal sekitar 2km lagi dari pasar. setelah sekitar 2 km gowes meninggalkan pasar kalioso kita pun tiba di gerbang "selamat datang di sangiran".
tentu saja gerbang ini baru, karena selama aku lewat sini waktu naik kereta yang terlihat hanyalah papan "sangiran 3 km". tidak lupa aku pun berphoto photo terlebih dahulu. dan ada yang menyebalkan dengan papan penunjuk kilometer, di jalan raya terdapat papan penunjuk arah ke sangiran kita harus masuk ke gerbang dengan jarak tertulis 3km, sedang pada bilboard satunya jarak yang tertulis adalah 4km -__-!! karena itu lah aku tidak pernah percaya dengan penunjuk kilometer karena aku sudah sering tertipu oleh nya di setiap bikepacking. jadi anggapalah dari gerbang sangiran menuju ke sangiran sendiri sekitar 3.5km.
menuju sangiran menyusuri jalan kalijambe, tidak lah seramai jalan lintas kota. bahkan tidak ada truk maupun bus, dengan pemandangan pedesaan, sesekali anak kecil pun berteriak teriak terheran heran dengan sepeda yang kunaiki. jalanan kalijambe adad beberapa tanjakan dan turunan tiba di persimpangan sangiran dan menara pandang ada turunan curam dan lumayan panjang, yang tentu saja akan menjadi tanjakan curam jika kita kembali nanti.
dari persimpangan ini kita dapat belok dan menanjak jalan di sebelah kiri untuk mengungjungi menara pandang, kita dapat menonton film dokumenter tentang sangiran dengan membayar 50ribu dengan durasi sekitar 18menit. harga segitu kalau kita berombongan tentu tidak akan mahal, tapi jika sendiri hadeeeh.. tidak deh..dilantai atas ada menara pandang untuk bisa melihat pemandangan sekitar sangiran. atau kita dapat mengikuti jalan turun menuju sangiran, setelah menuruni jalan, setelah sekitar 500 meter ada persimpangan dengan papan petunjuk "sangiran 300meter" dimana kita harus belok ke kanan untuk menuju sangiran, maka kita pun mengikuti jalan pemukiman penduduk dan sampailah kita di sangiran.aku tiba di sangiran sekitar puku 9.30 dan untuk masuk ke sangiran aku membayar 2000 untuk tiket masuk dan 1000 untuk retribusi parkir sepeda, tertulis nya sih motor hehe habis jarang ada yang datang pake sepeda. tak apalah...petugas loket sempat bertanya keheranan, dari mana gowes nya?? ketika kujawab dari solo, "wah jauh ya" mereka pun pad kaget dan berdiskusi tentang seberapa jauh gowes nya.
ternyata sangiran yang sekarang sudah dibangun menjadi lebih baik, tidak hanya seperti bangunan museum kuno seperti waktu sekolah dulu, bangunan yang masih baru dan cukup mewah. di pintu masuk tertulis peresmian "15 desember 2011" wah itu baru beberapa bulan yang lalu, dan ketika di jalan menuju sangiran ternyata pak SBY datang ke sangiran pada tanggal 16 februari kemarin, makanya sekarang cukup ramai. setelah mengisi buku tamu aku pun di persilahkan menikmati wisata sejarah sangiran. arsitektur gedung sangiran berupa gedung dengan jalan melingkar di sisi nya untuk kita masuk menuju beberapa ruang pamer, jalan melingkar dibuat datar bukan berupa tangga agar kita mungkin tidak capek ketika mengitari sangiran. di sisi luar banguanan ada kios kios penjaja suvenir, dan juga ada pohon beringin besar tempat orang orang istirahat atau berkumpul. karena masih baru, jadi bangunan terlihat rapi dan bersih. ada beberapa satpam berjaga untuk memberi petunjuk arah dan juga menjaga keamanan tentunya. kita pun dapat dengan mudah melihat papan petunjuk untuk masuk ke ruang pamer 1.
di ruang pamer 1 kita akan melihat diorama beberapa fosil bebatuan, hewan, dan penjelasan - penjelasan nya. di pintu keluar kita dapa langsung mengikuti jalan menuju ruang pamer 2. banyak turis lokal maupun turis mancanegara yang datang mengunjungi sangiran pada hari itu. di ruang pamer 2 ada film dokumentasi tentang big bang terbentuknya tata surya, diruang pamer 2 memang lebih besar dari ruang pamer 1. meski diorama fosil lebih sedikit.
kita akan banyak melihat penjelasan tentang sangiran, terbentuknya tata surya, penyebaran manusia purba. kita juga melihat fosil fosil yang diletakan di tanah dan juga diorama manusia purba. dari ruang pamer 2 kita menuju ruang pamer 3. disini hanya ada diorama besar tentang kehidupan manusia purba. dari ruang pamer 3 perjalanan kita sudah berakhir. kita pun keluar di sisi lain bangunan, dimana menjadi tempat berphoto, untung aku berphoto lebih dahulu sehingga tidak perlu antri.sayang nya di dalam gedung tidak ada toilet, toilet terletak jauh dibawah di belakang kantin yang terletak di sisi yang berseberangan dari gedung utama, kita harus menuruni tangga untuk sampai ke toilet, hadeeeh udah kebelet jauh antri lagi .... ternyata menikmati sangiran yang baru menyita hampir dua jam waktu ku, ketika keluar jam sudah menunjukan 11.30, maka aku pun mampir di kantin sebentar untuk menikmati soto dan es jeruk. setelah makan, aku pun melanjutkan perjalanan pulang.
untuk pulang aku mengambil jalan kalijambe yang sama seperti tadi, dan tentu saja harus menaklukan tanjakan tajam tadi, tapi bukan masalah ternyata pockie enak enak saja dipakai menaiki tanjakan tanpa haru ganti shifter. ya tapi harus istirahata ngos ngosan dulu, setelah menarik nafas aku pun melanjutkan perjalanan, sampai di jalan raya, aku kembali menyusuri jalan purwodadi solo menuju pasar kalioso, pada pertigaan kalioso kita dapat kembali menyusuri jalan purwodadi - solo atau mengambil rute lain, yaitu menyeberang rel menuju arah simo, kemudian menyusuri kacangan.
aku pun tiba di solo sekitar pukul 13.00 kemudian menuju jalan slamet riyadi di depan hotel dana tepat nya untuk bertemu dengan pak jaka karena sebenar nya aku mendapat undangan untuk ikut karnaval MTB menjadi pengiring karnaval wayang. karena aku langsung ke slamet riyadi tentu saja aku berkumpul dengan komunitas downhill solo dengan menggunakan seli sendiri :p pak jaka sih oke oke saja hehehe... tapi setelah sekitar pukul 4 rombongan karnaval yang berjalan tidak juga muncul aku memutuskan untuk pulang saja, karena sudah mulas dan lapar he he he tiba dirumah sekitar pukul 4.30 aku pun mandi dan beristirahat.
sangiran yang sekarang adalah sangiran dengan wajah baru, bukan sangiran yang dulu yang hanya berupa bangunan gedung museum yang membosankan. so tentu saja sangiran bisa menjadi alternatif tujuan wisata jika hendak mengunjungi solo.
Labels:
ananda ranz,
folding bike
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
aku pertama kali ke Sangiran tahun 1982.
ReplyDeletepasti kamu masih 'cair' (bahasamu)
wekekekekeke
Keren ... jd pengin gowes ke Sangiran
ReplyDeletemedan nya enak cuma rame ... :D
ReplyDeleteu tinggal dmna tow ?
ReplyDeleterumah sy lumayan dkt nih dgn sangiran, pp plus menikmati 4 jam-an sj. Sekarang tiket 5000 dan hari senin libur.
ReplyDeletewhaah makasih info nya om nggi, ingin ke sangiran lagi, tapi belum sempat
ReplyDeleteaaakuuuu mau ke sangiran *o*
ReplyDeletehayuuuuk gowes ke sangiran :D
Delete