SLIDER

Wednesday, January 11, 2017

Velo Girl Semarang Tour De Cirebon Day 4 Menikmati Cherbon ....

 

Menghabiskan waktu selama 3 hari, di perjalanan antar kota, penuh peluh yang menguras tenaga, menguras pikiran. Mungkin tidak akan mudah bagi 5 orang perempuan yang berbeda sifat dari berbagai latar belakang. Konflik munkin akan muncul, namun ternyata tanpa berbasa - basi tanpa menjaga image. Semua sifat asli kita keluar justru masing - masing menerima apa adanya. Saling menjaga, saling beradu argumen, namun bercanda, saling semena - mena justru tidak ada permusuhan yang datang menghampiri.
Sebenarnya di setiap tempat kita menginap mereka selalu menawarkan dua kamar untuk kita, agar tidak berjubelan di satu kamar, namun ternyata kita lebih memilih berjubel bersama, entah agar bisa ngobrol bareng atau agar bisa ada yang membangunkan. Malam itu di kamar yang cukup sejuk dari dinginnya AC, kita berbicara panjang lebar mengenai sejarah bangsa Indonesia, entah bagaimana ini pembicaraan bisa muncul, tapi ternyata topik ini cukup seru dan membuat kita segara kembali malam itu, sambil menikmati sate yang kita beli di gang dekat rumah kakak miss Nana. Ternyata pemikiran teman - teman cukup terbuka untuk membicarakan yang mungkin bagi orang lain terlalu sensitif dan tembok tinggi yang tidak mau dicampuri dari pendapat orang lain. Tidak disangka ternyata pembicaraan yang sangat seru ini membuat kita hingga lupa waktu, meski belum terlalu larut malam. Kita pun akhirnya tidur setelah dirasa cukup diskusinya.

Senin, 26 Desember 2016, Day 4

Pukul 6 pagi, kita bangun tanpa beban, namun avit masih malas - malasan sebetulnya, namun akhirnya dia justru yang bangun dan mandi mendahului yang lain. Selesai mandi, kita menikmati the dan camilan yang telah di sediakan di teras rumah, sambil ngobrol bersama om Yusdi dan tante Nana (disini yang dimaksud adalah istri om Yusdi kakak dari miss Nana) dan menikmati pagi. Aku sempat mengguyur pockie sepedaku dengan air karena penuh dengan semut. Setelah menikmati the kita lanjut bersiap, tujuan kita pertama kali adalah mencicipi kuliner khas cirebon yaitu nasi Jamblang.



Setelah mendapat petunjuk arah kita dengan pasti kembali dengan riang menyusuri jalan di kota Cirebon menuju daerah Pejaksan, yang kita tuju adalah salah satu warung Nasi Jamblang yang cukup terkenal di Cirebon yaitu Warung Nasi Jamblang Bu Nur. Karena kita sampai di tujuan cukup siang sekitar pukul 9, saat itu warung cukup penuh hingga timbul antrian panjang hingga pintu masuk. Karena kita memakai Kaos yang kembar dengan tulisan yang cukup mencolok,  ternyata cukup menarik perhatian sehingga menimbulkan rasa ingin tahu dan pertanyaan dari beberapa orang. Dari sekeddar menyapa dan bertanya mengenai perjalanan sepeda kita.

Nasi Jamblang BU Nur

Ke Cirebon tentu tidak lengkap kalau belum mencicipi kuliner nya, salah satu yang terkenal adalah empal gentong dan nasi Jamblang, karena saya tidak makan santan, maka kita mencicipi kuliner nasi Jamblang dan meski banyak penjual nasi jamblang yang terkenal, namun kita memilih nasi Jamblang bu Nur yang terletak di daerah pejaksaan tepatnya Jl. Trangkil II no 34, di belakang Apotek Pejaksan seberang Mall Cherbon. Nasi jamblang sendiri merupakan nasi yang dibungkus daun jati yang di hiasi dengan berbagai lauk. (kalau di Solo mungkin nasi bandeng kali ya) namun dalam nasi bandung pilihan lauknya sangat beragam, ada empal, jeroan, pepes, bacem dan lain - lain. Konon kata jamblang berasal dari daerah di kabupaten Cirebon yaitu desa Jamblang asal para penjual nasi tersebut. Di warung ini harga nya cukup terjangkau alias sesuai harga pasar, segelas es the seharga dua ribu lima ratus, dan saya nasi plus empal sekitar 15 ribu.
 
Keraton Kasepuhan
Setelah kita menikmati sarapan, tujuan kita selanjutnya adalah Keraton Kasepuhan, kita pun kembali bersepeda menyusuri jalan kota Cirebon via Pelabuhan dan menyempatkan dulu Eksis, baru ke Keraton Kasepuhan. Keraton kasepuhan sama seperti keraton pada yang lainnya di depannya terdapat lapangan alun - alun, untuk masuk kita membayar tiket seharga 20.000 rupiah (tiket masuk keraton termahal yangpernah saya beli :D). Keraton kasepuhan di dbaian luar di dominasi bangunan bata merah, (mengingatkanku pada dinasti Majapahit). Dari info sebenarnya ada beberapa keraton di kota Cirebon, seperti keraton kanoman. Namun pilihan kita jatuh pada keraton Kasepuhan, karena keraton ini adalah keraton termegah dan paling terawat sehingga lebih banyak di jadikan destinasi wisata.





Keraton kasepuhan adalah keraton para pendiri kerajaan Cirebon yang konon menjadi inspirasi kerajaan Mataram. Di dalam bangunan utama keraton, terdapat 2 museum, yaitu museum benda pusaka, dan museum kereta Singa Barong di mana di dalamnya terdapat kereta asli dan replika.  Di bagian tengah sendiri terdapat bangunan utama istana, dimana masih menjadi kediaman sultan terakhir. Dan di tengah halaman terdapat dua bangunan yang dulunya di jadikan ruang tamu, sekarang dijadikan ruang informasi. Di dalam istana juga terdapat mushola yang masih di gunakan terutama saat 1 syawal. Beruntung kita mendapat penjelasan dari guide tidak resmi yang banyak berkeliling di Istana.



Setelah puas di keraton Kasepuhan, kita tidak segera lanjut, namun istirahat dulu karena panas terik siang itu, kita menuju depan taman parkiran, untuk menikmati segelas es sari buah, dan tentu saja menikmati jajanan lain kota Cirebon yaitu Tahu Gejrot, tahu yang di uleg dengan bumbu sederhana , bawang, brambang, garam dan kuah asem. Tidak kenyang dengan tahu gejrot kita kembali nyemil seblak kali ini khas tasik atau bandung. Setelah puas jajan dan menikmati camilan, kita melanjutkan perjalanan. Kali ini kita menuju terminal untuk membeli tiket pulang ke Semarang.


Di terminal sempat terjadi keraguan karena petugas tiket tidak berani menjual tiket, karena saya mengatakan kita berlima masing - masing membawa sepeda lipat. Meski di awal ketika aku meminta ijin membawa sepeda dia mengiyakan, namun ketika ku beri tahu bahwa ada 5 sepeda, dia agak ragu. Akhirnya kuputuskan tetap membeli tiket.

Goa Sunyaragi
Dari Terminal kita hanya perlu menempuh sekitar 1 kilometer lagi ketempat tujuan kita selanjutnya yaitu Goa Sunyaragi, setelah menemukan trafic ligh, kita seharunya tinggal menyeberang dan tiba di goa sunyaragi, namun yaah namanya bukan orang cirebon, kita justru setelah menyeberang masuk ke dalam gang jalan sunyaragi dan menyusuri goa sunyaragi dari luar, sambil kebingungan ini jalan masuk nya mana, setelah memutari kita tiba lagi di jalan raya ^_^ an kali ini kita langsung menuju pintu masuk, setelah memarkir sepeda dikarenakan cuaca yang sangat panas, kita kembali kehausan, maka mampirlah kita ke sebuah warung untuk menikmati es, karena aku tahu kalau warung di tempat wisata seeperti ini es the nya meragukan aku hanya memesan es sari buah. Setelah sedikit menindinginkan tenggorokan dan memulihkan tenaga, kita pun masuk ke kawasan Goa Sunyaragi. Dengan membayar tiket seharga 10 ribu rupiah, kali ini kita masuk tanpa guide sengaja agar lebih bebas berkeliling.



Goa sunyaragi terletak di jalan by pass Brigjen Dharsono daerah kesambi, Cirebon  satu jalur dengan terminal harjamukti Cirebon hanya sekitar 1 kilometer saja. Goa sunyaragi atau juga dikenal dengan taman air sunyaragi dulunya merupakan tempat bertapa atau meditasi Sultan Cirebon dan keluarganya kala itu, makanya mungkin di tempat ini banyak ditemukan semacam ruang dan meja untuk meditasi.  Luas taman ini sendiri sekitar 15 hektar, dimana dulunya gua ini di kelilingi dengan danau.
Ada 2 area gua yang pertama pesanggraha, dan bangunan gua. Karena gua sunyaragi dulunya adalah taman air, maka bangunan - bangunan yang ada akan terlihat arsitektur bangunan engan jalan air atau tempat air di sekitarnya. Baik berupa selokan maupun air mancur. Dengan hiasan batu karang. Di gua juga banyak di temukan berbagai macam reruntuhan patung yang konon mempunyai berbaagai macam mitos tertentu. Semakin sore pengunjung semakin ramai. Kita pun menyuahi berkeliling gua sunyaragi karena waktu sudah semakin sore, meski banyak yang belum kita eksplor.

Goa Sunyaragi
Kita kembali via jalan sunyaragi, jalan siliwangi hingga gunung jati. Kita sempat mampir di minimarket untuk membeli air dan jajan cilok, selanjutnya kita kembali melanjutkan perjalanan dan tiba di gunung jati pukul 6 sore. Malam itu aku membeli kwetiaw dan nasi goreng untuk kita makan berlima. Malam ini kita ngobrol sambil menikmati makan malam kita di depan hingga pukul 9 malam kita bersiap packing karena besok pagi - pagi sekali kita sudah harus berangkat ke terminal.

Day 5 Selasa 27 Des 2016 Waktunya Pulang

Pagi - pagi sekali kita suah bersiap untuk meninggalkan rumah om Yusdi, seperti biasa the hangat sudah di sediakan untuk kita di depan. Kita sambil packing menikmati the hangat. Setelah waktu menunjukan pukul 7 kita pun berpamitan. Kita menempuh sekitar 20 menit gowes santai dari taman trucuk menyusui jalan siliwangi hingga by pass menuju terminal harjamukti.  Tiba di terminal kita sudah di sambut calo tiket. Tiba di pool sempat terjadi keributan dengan petugas bus yang sebenarnya sudah tahu bahwa saya membawa 5 sepeda berlagak tiddak tahu dan kebingungan dan saya harus bayar, banyak teman - temannya yang membujuki dia meminta uang lebih. Ketika bus datang kondektur sempat emosi dengan petugas tiket, dan ketika saya menyutujui untuk membayar ekstar 40 ribu untuk tiap sepeda dia pun menjadi ramah. Ya sudahlah ini long weekend dan memang kita berlima membawa sepeda biar semua bisa bersama - sama. Tapi next time kita tetap akan nego lagi.
di dalam Bus
Perjalanan menuju semarang cukup lancar bahkan lebih cepat dari perkiraan karena bus masuk tol dan tidak banyak berhenti, berhenti cukup lama di pekalongan untuk toilet dan agen. Kita pun tiba di semarang sekitar pukul 1 lebih, avit turun krapyak dan kita berempat turun di kalibanteng. Untuk kemudian kembali kerumah masing - masing, demikian petualangan kita berlima selama beberapa hari di kota orang.
tiba kembali di Semarang
"if you wana find out, who's true friend is, screw up or go through challenging time .." begitulah yang kita lewati bersama, kita semua tidak ada yang jaim semua bikin masalah, semua melewati masa - masa menguji diri sendiri, dan kita pun tetap bersama menghargai sifat kita masing - masing, tanpa ikut campur urusan masing - masing.

Mungkin kita akan ada kesempatan untuk melakukan perjalanan lebih jauh dengan personel yang lebih lengkap .. Entah kapan kita kemana ….

Tuesday, January 3, 2017

Velo girl Semarang Tour De Cirebon Day 3 Tahu Gejrot Mc Dung dung cheeseburger



Dibawah tenda makan di alun - alun brebes, suara hujan yang deras menemani makan malam kita malam itu, aku hanya garuk garuk dan geleng - geleng kepalan, dimana yang lain hanya bisa berucap pasraah yaah di gowes aja saat mengetahui bahwa kediaman kakak miss nana ada di daerah Tangkil yang mana masih 25 kilometer dari kota cirebon yang harus kita tempuh sejauh 57 kilometer lagi, dimana total hari esok masih 80 an kilometer lagi.

Pupus sudah jarak pendek yang kita andalkan untuk istirahat esok hari …

Minggu 25 Desember 2016

Brebes, pukul 06.00 Wib kami berlima telah duduk di meja makan, menyantap nasi putih dengan lauk mie goreng instant yang digoreng dengan ekstra sayur kol, sawi dan daun bawang, dimasak pagi - pagi sekali pukul 4 pagi, di dapur oleh mama ghina yang waktu itu terkaget - kaget ketika tiba - tiba aku muncul untuk menumpang ke kamar mandi untuk mandi pagi. Kita semua lahap menyantap menu sarapan pagi itu, dikarenakan memang sudah lama sepertinya menginginkan makanan rumahan ditambah avit yang ternyata sudah nyidam pengen mie instant sejak kemarin, ditambah juga ayam goreng yang lezat. Beruntung nafsu makan ku pagi itu cukup normal sehingga mampu memuat lumayan beberapa suap nasi plus mie goreng.

alun - alun brebes
 Pagi ini kita memang tidak perlu dipaksa kembali untuk mandi pagi, dikarenakan bahwa Ghina yang harus meninggalkan rumah untuk pergi ke Semarang dengan kereta pagi itu,karena tidak ingin merepotkan kita sudah bersiap sebelumnya. Beruntung juga ada beberapa kamar mandi dirumah Ghina sehingga kita juga dapat bersiap lebih cepat. Sehingga saat ghina harus ke stasiun kita juga sudah bersiap meninggalkan rumah. Setelah berpamitan dengan keluarga dan ayah Ghina, kita pun meninggalkan rumah, bersiap untuk berfoto bersama di alun - alun brebes yang semalam hujan deras.



Cuaca pagi itu cukup cerah, matahari bersahabat dan tidak terlalu terik menyinari. Kita pun bersepeda dengan cukup santai. Sembari berhenti untuk membeli air minum, dan jajanan. Dan ternyata memang batas kota brebes cukup dekat sehingga tidak berapa lama kita sudah tiba di batas kota selamat jalan kota brebes. Stamina kita pagi itu juga cukup fit, hanya memang beberapa tempat sudah mulai agak jarem, hanya sedikit olesa obat jarem sudah cukup meredakan.



Tidak berapa lama, kita pun tiba di batas propinsi jawa tengah dan Jawa barat, meski hanya Gapura biasa saja. Tapi cukup buat kita untuk foto dan laporan eksis posisi kita. Memasuki wilayah jawa barat, mungkin dikarenakan adanya tol sehingga jalan yang kita lalui tidak banyak bus - bus besar hanya sepertinya bus - bus trayek brebes cirebon yaitu dewi sri dan dhedy jaya yang sepertinya merk produk apa aja yang ada di brebes. 



Namun sayang jalan yang tidak rata dan berlubang lubang yang cukup dalam, mengakibatkan insiden sehingga aku dan miss nana terjatuh. Meski hanya terluka baret baret di kaki namun bisa melanjutkan perjalanan. Namun ketika berhenti di suatu mini market untuk membersihkan luka dan menikmati tahu gejrot di kabupatern cirebon yang beneran rasa cirebon, di dapati bahwa ban pockie bagian depan kempes pes pes … untuk sekalian berisitrahat aku sengaja tidak mengganti ban sendiri, namun kita bawa ke tukang tambal ban yang di dekat situ. Dimana di samping tukang tambal ban terdapat pos ronda yang lumayan untuk kita istirahat. Sekitar satu jam kita bisa beristirahat siang itu.


istirahat menambal ban pockie

leyeh leyeh enak tenan
Setelah selesai di tambal, kita kembali melanjutkan perjalanan, yang dimana hanya sekitar 12 kilometer lagi memasuki kota cirebon. Dan memang tidak berapa lama kita tiba di gerbang selamat datang kota Cirebon sekitar pukul 12 siang.  Avit minta kita istirahat dulu di gerbang, sembari yang lain memuaskan diri membuat foto hits, karena siang itu matahari sudah mulai menyengat cukup panas. Setelah cukup istirahat kita kembali melanjutkan perjalanan menuju tujuan utama kita di kota Cirebon. Miss nana yang merasa mengenal cirebon mulai mengambil alih di depan. Mengkuti sang road captain kita tiba di grage city mall, yang ternyata berbeda dengan grage yang diharapakan oleh miss nana. Setelah bertanya - tanya bahkan ke satpam yang tidak mengenal titik, koma, kita kembali melalui jalanan cirebon menuju MC…dung dung tujuan kita di Cirebon untuk menikmati cheeseburger nya :D ada alasannya kenapa kita kesini  hi hiii hi mendapat traktiran dari bu ketu.

ngadem di mini market

gerbang selamat datang kota cirebon
 
menikmati cheeseburger di mc dung dung
Ketika sedang menikmati cheeseburger, hujan deras pun turun, beruntung kita telah bersiap sebelum masuk kedai dengan menutup semua bawaan pannier kita dengan plastik dan raincover. Cukup lama hujan deras mengguyur hingga sore hari. Di saat makan inilah ketika kakak miss nana memberi alamat lengkap kita bisa bernafas lega karena kita hanya perlu menempuh jarak 3 kilometer lagi ke daerah gunung jati.


pada excited udah dekat



Dengan berita gembira ini, kita pun meninggalkan gerai dengan suka cita, menyusuri jalanan cirebon dengan riang gembira saat menuju gunung jati. Hanya dalam beberapa menit kita pun tiba di kediaman kakak miss nana di gunung jati. Di sana kita mendapatkan jamuan bakso yang sudah di carter heleeeh untuk menghangatkan badan sesudah kehujanan. Sore ini kita bersantai, dan malam hari kita keluar untuk mencari makan malam dan minum. Saat membeli sate tidak disangka ternyata hesti bertemu dengan teman masa kuliahnya, di suatu kompleks perumahaan, di kota lain yang berjarak 280 kilometer, di warung sate gerobak di pojok perempatan yang nyempil kok ya bisa ketemu dengan orang yang di kenal.

menikmati bakso

Malam itu kita menikmati sate sambiil mengobrol banyak hal ….

To be Continued …..

Velo girl Semarang Tour De Cirebon Day 2 Om Teloleet Om ...


 
Mungkin jika tidak mengingat ritual pagi ku, aku juga masih akan melelapkan diri dalam tidur seperti yang lain. Namun karena kewajiban ritual aku harus ke kamar mandi, dengan mata berat. Dan mungkin juga jika tidak dipanggil oleh Anjar kami masih akan bermalasan dikamar entah siapa yang harus memulai untuk mandi. 


Sabtu 24 Desember 2016


Akhirnya aku memulai start untuk mandi terlebih dahulu, diikuti dengan yang lainnya masih dengan bermalasan dan saling tunjuk. Hingga akhirnya kita telah bersiap untuk melanjutkan perjalanan sekitar setengah delapan. Kala kita sedang bersiap dengan bawaan dan sepeda masing - masing. Kita telah disambut oleh seorang laki - laki dengan jersey federal berwarna oranye. Dialah yang bernama Hendrik yang oleh Anjar ditunjuk untuk mengawal kami, karena Anjar tidak bisa menemani dikarenakan oleh tugas negara nya sebagai pelatih dan juga anggota KPPS. Selesai bersiap kita menunggu anjar dari melatih anak - anak. Setibanya Anjar kita pun diajak sarapan kembali kita memilih soto semarang yang terletak di Alun - alun. 



sarapan di alun - alun

Pukul 9 lebih kita baru meninggalkan alun - alun Batang, menuju destinasi selanjutnya. Beruntung Anjar yang tahu sifat kami, membawa kami ke tempat - tempat untuk berfoto di sepanjang Kota Batang :D. ternyata kota Batang dan pekalongan cukup dekat, sehingga lepas kota Batang kita telah memasuki kota Pekalongan. Di Batas kota Pekalongan sebelum lepas dari kota, Anjar pamit karena dia harus kembali melatih anak - anak panjat tebing. Maka dia pun menitipkan kami kepada om Hendrik untuk mengawal kita sampai pemalang. Kami pun berujar pada om Hendrik "yaah kami para cewek kalau gowes amat sangat santai ya om, jangan buru - buru". Kita pun berlalu menyusuri jalan batang - Pemalang yang ternyata cukup jauh, dan di dominasi dengan aspal yang tidak rata gegara dilewati kendaraan berat. Sebelum memasuki kota pemalang, kita bertemu dengan om Nanto B2w dari pemalang. Dengan dipandu om Nanto kita kembali menyusui jalan batang - pemalang. Di batas kota memasuki pemalang, om Hendrik pamit kembali ke Batang. Dan kita pun diserahkan kepada om Nanto. Kali ini kita masuk kota pemalang, istirahat untuk makan siang di alun - alun. Eeiit tidak ada soto semarang untuk makan siang, kali ini kita memesan Mie ayam dan nasi Grombyang untuk hesti. Dan masing - masing dari kami di jamu es kelapa muda yang notabene merupakan langganan keluarga om nanto. 
diejmput om Nanto B2W pemalang




masuk kota pemalang
Dikarenakan adanya kepentingan keluarga, maka om Nanto tidak bisa mengantar kita lebih jauh, hanya sampai batas kota pemalang. Dia berpesan sudah meminta seseorang untuk menjemput kita di Tegal .. Naaah lhooo maka hari kedua ini kita cukup beruntung menjadi giliran orang - orang yang berbaik hati menjadi pemandu kita. 


Melanjtukan perjalanan kembali berlima, para perempuan dengan lima sepeda lipat nya, menyusuri jalanan panturan meninggalkan kota pemalang menuju Brebes. Dengan kaos dari bike to work yang bertuliskan B2W Semarang di kota yang terletak cukup jauh dari semarang tentu akan menjadikan pemandangan yang menarik bagi pengendara motor maupun pengguna jalan lainnya. Beberpa kali kita di samperin dan ditanya dari mana mau kemana, dengan jawaban yang sama Semarang - Cirebon, tidak ayal decak kagum dan support dari mereka sering mampir untuk kita. Untuk melawan rasa bosan, jenuh dan lelah yang menghadang dari tantangan pantura serta terik matahari yang menyengat, maka kita tidak kalah dengan anak - anak yang berhenti di pinggir jalan untuk berburu telolet. Kita pun ikut berburu telolet dengan mengacungkan jari menandakan meminta telolet. Di sepanjang perjalanan ini, tidak butuh waktu lama untuk kita bisa menyimpulkan bus mana saja yang mempunyai telolet dan bus cupu tanpa telolet. Terkadang para anak - anak pencari telolet itu pun berteriak kepada kami, teloleeet mbaak..teloleeet….

Tidak banyak kendala yang kita temui di sepanjang perjalanan, sepeda kita juga tidak ada yang bermasalah, hanya memang kita terkadang perlu berhenti sejenak untuk melepas kejenuhan yang melanda. Pukul 4 sore kita memasuki kota Tegal, dan Avit mulai mengontak teman dari om Nanto memberi tahu kedatangan kita. Sempat kebingungan juga janjian bertemu dimana, akhirnya ketika lepas kota tegal dan memasuki kota brebes saat berfoto di gerbang kabupaten brebes, kita di samperin oleh anak yang cukup muda aku mengira dia anak sekolahan dan ternyata betul dia masih SMA, Kanzul namanya yang akan mengawal kita menuju brebes. Lepas dari kota tegal meski belum memasuki kota brebes kita sudah menemukan banyak sekali penjual telor asin, mungkin karena akibat adanya tol sehingga para pedagang menggeser dagangannya kah? 



sampai di Kota Tegal
Letak kota tegal dan Brebes yang tidak begitu jauh, membuat kita lebih cepat tiba di alun - alun brebes sekitar setengah enam. Disaat dwi dan hesti melaksanakan sholat di masjid agung brebes, hujan pun datang kita meneduh di salah satu mini market dekat alun - alun. Hujan yang datang dan pergi memaksa kita meneduh lebih lama karena bawaan kami. Namun mengingat kita juga mengingkan segera istirahat, akhirnya dengan nekat sambil menutup pannier kita ke alun - alun untuk makan malam sambil menunggu hujan reda. Di alun - alun kita sambil berkenalan dengan kanzul ngobrol mengenai sepedaan di tegal. Juga menunggu hujan reda agar teman Avit Ghina bisa menjemput kita menuju rumahnya. Sekitar pukul 7 lebih hujan sedikit mereda, ghina pun datang, dan membawa kita menuju rumahnya yang terletak di seberang alun - alun di belakang kantor tepatnya. 

sampai juga di Brebes
Setelah melepaskan panier yang basah karena hujan, kita pun beristirahat di kamar yang telah di sediakan keluarga Ghina. Beruntung karena kehujanan maka kita pun berlomba - lomba untuk mandi malam ini, sembari menikmati teh rasa camomile yang disuguhkan cukup untuk menghangatkan badan.
Beginilah perjalanan kita di hari kedua .. Istirahat malam ini untuk mengumpulkan tenaga di hari ketiga.

to be continued ....