SLIDER

Monday, January 2, 2017

Tour De Cirebon Velo Girl Semarang Day 1 Batang masih jauh ya??



Batang,
sabtu 24 desember 2016

Pukul setengah empat pagi, hawa dingin masih menyelimuti kamar kami, yang jendelanya dibiarkan terbuka, dalam ruang kamar yang berukuran 4x4 mungkin kita semua tidur berjajar suara alarm mulai bersahut - sahutan dari nyanyian spongebob hingga dering alarm dari hape masing masing. Namun karena capek dan menginginkan istirahat lebih lama, kami pun hanya membiarkan bunyi alarm  berhenti dengan sendirinya. Seolah kita ingin kembali lelap dalam tidur untuk mengistirahatkan tubuh. 

Ya kita semua meski mungkin tidak nampak, tapi tentu mengalami kelelahan setelah perjalanan yang kami tempuh sehari sebelumnya … perjalanan bersepeda dari Semarang ke Batang ….. 

Bagaimana juga kita bisa ada diruangan ini ..?? 

Kembali sehari sebelumnya, jauuuh sebelum kita semua tiduran di suatu warung yang tutup di tepi jalan menuju alas roban .. Kembali lagi sebelum kita sarapan di suatu warung soto di Kaliwungu … 

Jumat Pagi 23 Desember 2016, 

pukul setengah enam pagi, aku sudah menunggu di depan Museum Mandala Krida, hari ini adalah hari pertama kita akan memulai perjalanan menuju Cirebon. Iya perjalanan bikepacking yang telah kita rencanakan sebelumnya. Tantangan bagi diri kami semua, jika sebelumnya kita bikepacking hanya di kota - kota terntentu, kami pun menantang masing - masing untuk merasakan bagaimana bersepeda menyusuri kota - kota menuju kota yang sama  sekali asing bagi kita semua. Dan ternyata gayung pun bersambut, rasa keingin tahuan Dwi Hesti dan Avit  pun menyutujui rencana kita. Dan Cirebon adalah kota yang kita pilih karena itu merupakan salah satu destinasi yang hendak aku dan miss Nana tempuh tapi gagal 4 tahun lalu. 





masih pagi di semarang
Setelah kita rencakan maka tibalah hari itu, dimana aku berdiri di depan Museum Mandala Bakti, bersama miss Nana namun dia kembali dulu ke Kost untuk mengambil raincover yang tertinggal. Tidak lama kemudian datanglah Pak Dje dan Om Edy yang akan mengantar kita menggunakan sepeda, dilanjut dengan Asrul dan Tami yang datang naik Motor. Seperti biasa para velor giril datang belakangan. Dwi lebih dahulu dilanjut dengan Hesti. 

Tidak berapa lama kita pun segera berangkat karena akan menjemput Avit di Krapyak. Bersyukurlah kekhawatiran Avit untuk tidak diijinkan mengikuti bikepacking ini sirna. Dengan percaya diri dengan sepeda polygon 16 yang telah di upgrade 7 speed sehari sebelumnya bersama pannier di rak belakang, bergabung dengan kita. Justru tami lah yang tidak bisa bergabung, meski dia menggunakan alasan ujian, namun saya tahu, tami tahu bahwa saya tahu itu bukanlah alasan yang sesungguhnya, entah karena trauma dia sebelumnya yang menyebabkan keengganan atau kesungkanan itu timbul, dan aku pun memilih untuk tidak membujuk dia lebih lanjut demi agar aku menghormati keputusannya. 


Maka kita berlima pun berangkat dikawal oleh Om Dje, Om Eddy dan Asrul dengan motornya. Sedangkat Tami hanya mengawal hingga Indofood untuk selanjutnya menyelesaikan urusan dia di Kampus.  Kita pun melanjutkan perjalan, meski sempat tersendat di mangkang dikarenakan oleh ban miss nana yang kempes. Matahari pagi itu cukup bersinar dengan percaya diri namun sengat nya masih bersahabat. Melewati terminal Mangkang kita memilih jalur pedesaan, melewati Kaliwungu menuju kendal. Disini kita menyempatkan diri untuk sarapan Soto Semarang yang kembali kita pilih karena lebih bersahabat dengan lidah kita. Setelah sarapan kita kembali melanjutkan perjalanan , namun setelah rel Ganda kita kembali harus berhenti cukup lama, karena ban miss nana kembali kempes, dan tentu bisa disimpulkan bahwa ban dalamnya bocor dan mungkin ini juga di sebabkan oleh ban luarnya yang sudah tidak layak karena sudah terlalu tipis. Beruntunglah karena asrul membawa motor, jadi selain menambal ban, aku dan asrul berboncengan mencari bengkel untuk membeli ban luar dan dalam untuk mengganti ban sepeda austin yang sudah tipis. 
ban austin diganti
Setelah itu kembali kita melanjutkan perjalanan, melewati kota Kendal, memasuki batas kota, Om eddy berpisah untuk kembali ke Semarang karena urusan pekerjaan. Kita pun melanjutkan peralanan bertujuh. Matahari yang kebali bersinar cukup terik memaksa kita untuk kembali beristirahat di suatu mini market, mendinginkan tubuh dan kerongkongan, sebelum kembali kita melanjutkan perjalanan. Namun kembali kita harus berhenti karena adanya insiden kecelakaan tepat di samping kita. Dimana ada korban perempuan yang terjatuh dan terluka, setelah memberi pertolongan dan memastikan bahwa dia ada yang mengurus dan bertanggung jawab. Maka kita kembali melanjutkan perjalanan. 


isitarahat di kendal

Beruntung Matahari tidak terlalu terik siang itu, memasuki batas kabupaten batang yang ada gerbang berbentuk daun kita berhenti dulu untuk memberi kabar kepada Anjar. Dikarenakan paranoid nya ataua rasa kesetiakawanan agar tidak merepotkan Avit sudah melipat sepedanya. Menapaki tanjakan plelen menuju alas roban saya, kami memutuskan untuk lewat jalur baru/jalur lingkar yang cor - coran. Ada beberapa alasan kenapa aku memilih jalur itu, satu jalur itu lebih luas dibandingkan dua jalur lain, kedua ada batas pemisah antara jalur naik dan turun sehingga lebih aman, ketiga tanjakan nya lebih landai meski lebih memutar, keempat jalur cor - cor an membuat jalan ini lebih halus dan enak untuk  dilalui. 

si minul di lipat yaa

gerbang kabupaten Batang yang masih jauuh 40 km menuju KOta
Kita sempat berhenti dahulu dilereng tanjakan plelen, untuk sekedar mengambil nafas, memotret atau kepentingan online agar tetap eksis. Selanjutnya kita kembali melanjutkan perjalanan dimana tanjakan menjadi agak semakin curam. Beruntung juga avit  dibonceng asrul sehingga bisa mengambil foto dan membuat perjalanan lebih cepat, menuju akhir tanjakan dwi sempat gantian dengan Asrul, dimana Asrul naik Oddie sepeda lipat Dwi, dan Dwi dibonceng Avit. Dipertigaan jalan baru dan lama, kita behenti sebentar, memaksa om Dje dan Asrul untuk makan siang terlebih ahu sebelum berpisah. Akhirnya kita pun makan siang seadanya di warung sederhana di pojok pertigaan jalan baru dan lama. Dua piring nasi ayam untuk Hesti dan Avit tiga piring nasi telur untuk Om dje, Dwi, dan aku berdua miss nana. Sedang asrul dia memilih menenggak segelas dari dua bungkus saset kopi yang dijadikan satu. Sambil makan siang kita kembali mengontak Anjar dan beristirahat cukup lama. 
tanjakan plelen

makan siang kita
Asrul dan Pakde bersiap kembali ke Semarang
Setelah makan siang kita pun berpisah dengan Asrul dan Om Dje, kembali kita melanjutkan menyusuri alas Roban berlima. Lolos dari alas roban memasuki kecamatan gringsing dan Subah kita masih belum bisa bernafas lega karena trek yang kita tempuh masih penuh dengan tanjakan dan turunan alias rolling. Sesekali kita berhenti untuk beristirahat. 

trek nya rolling naik turun

si empunya pada kleleran
Bandeng tokoh utama dihari pertama
Masih 35 kilometer menuju batang dengan trek rolling tentu memang menyita banyak energi, besyukurlah teman - teman bukannya semakin loyo justru terkadang telalu bersemangat hingga kebut - kebutan. Beruntung juga 5 kilometer sebelum memasuki kota Batang kita dijemput oleh Anjar yang memberikan kabar gembira bahwa sisa trek yang akan kita tempuh adalah turunan maka semakin kita bersemangat menuruni jalan. Tiba di batas kota Batang kita berfoto bersama dulu sekalian memberikan kabar bahwa kita telah sampai di Batang. Untuku selanjutnya kita menuju rumah Anjar yang terletak tidak jauh dari batas kota untuk mampir istirahat sebelum nanti menuju mess untuk numpang tidur. Sekitar pukul 7 kita bersiap menuju mess atlet panjat tebing kabupaten Batang yang terletak di dekat alun - alun yang juga tidak jauh dari rumah Anjar. Setiba di mess hujan pun turun. Maka otomatis kita hanya menghabiskan waktu di kamar, dan menikmati makan malam berupa nasi Megono khas Batang yang telah disiapkan oleh Anjar. 

tiba di kota batang menjelang maghrib

Malam itu kita benar - benar hanya beristirahat dikamar ….. Terlelap dalam kelelahan …

To Be Continued ….

0 comments:

Post a Comment