Batang,
sabtu 24 desember
2016
Pukul setengah empat
pagi, hawa dingin masih menyelimuti kamar kami, yang jendelanya dibiarkan
terbuka, dalam ruang kamar yang berukuran 4x4 mungkin kita semua tidur berjajar
suara alarm mulai bersahut - sahutan dari nyanyian spongebob hingga dering alarm
dari hape masing masing. Namun karena capek dan menginginkan istirahat lebih
lama, kami pun hanya membiarkan bunyi alarm
berhenti dengan sendirinya. Seolah kita ingin kembali lelap dalam tidur
untuk mengistirahatkan tubuh.
Ya kita semua meski
mungkin tidak nampak, tapi tentu mengalami kelelahan setelah perjalanan yang
kami tempuh sehari sebelumnya … perjalanan bersepeda dari Semarang ke Batang
…..
Bagaimana juga kita
bisa ada diruangan ini ..??
Kembali sehari
sebelumnya, jauuuh sebelum kita semua tiduran di suatu warung yang tutup di
tepi jalan menuju alas roban .. Kembali lagi sebelum kita sarapan di suatu
warung soto di Kaliwungu …
Jumat Pagi 23
Desember 2016,
pukul setengah enam pagi, aku sudah menunggu di depan Museum
Mandala Krida, hari ini adalah hari pertama kita akan memulai perjalanan menuju
Cirebon. Iya perjalanan bikepacking yang telah kita rencanakan sebelumnya.
Tantangan bagi diri kami semua, jika sebelumnya kita bikepacking hanya di kota
- kota terntentu, kami pun menantang masing - masing untuk merasakan bagaimana
bersepeda menyusuri kota - kota menuju kota yang sama sekali asing bagi kita semua. Dan ternyata
gayung pun bersambut, rasa keingin tahuan Dwi Hesti dan Avit pun menyutujui rencana kita. Dan Cirebon
adalah kota yang kita pilih karena itu merupakan salah satu destinasi yang
hendak aku dan miss Nana tempuh tapi gagal 4 tahun lalu.
masih pagi di semarang |
Setelah kita
rencakan maka tibalah hari itu, dimana aku berdiri di depan Museum Mandala
Bakti, bersama miss Nana namun dia kembali dulu ke Kost untuk mengambil
raincover yang tertinggal. Tidak lama kemudian datanglah Pak Dje dan Om Edy
yang akan mengantar kita menggunakan sepeda, dilanjut dengan Asrul dan Tami
yang datang naik Motor. Seperti biasa para velor giril datang belakangan. Dwi
lebih dahulu dilanjut dengan Hesti.
Tidak berapa lama
kita pun segera berangkat karena akan menjemput Avit di Krapyak. Bersyukurlah
kekhawatiran Avit untuk tidak diijinkan mengikuti bikepacking ini sirna. Dengan
percaya diri dengan sepeda polygon 16 yang telah di upgrade 7 speed sehari sebelumnya
bersama pannier di rak belakang, bergabung dengan kita. Justru tami lah yang
tidak bisa bergabung, meski dia menggunakan alasan ujian, namun saya tahu, tami
tahu bahwa saya tahu itu bukanlah alasan yang sesungguhnya, entah karena trauma
dia sebelumnya yang menyebabkan keengganan atau kesungkanan itu timbul, dan aku
pun memilih untuk tidak membujuk dia lebih lanjut demi agar aku menghormati
keputusannya.
Maka kita berlima
pun berangkat dikawal oleh Om Dje, Om Eddy dan Asrul dengan motornya. Sedangkat
Tami hanya mengawal hingga Indofood untuk selanjutnya menyelesaikan urusan dia
di Kampus. Kita pun melanjutkan perjalan,
meski sempat tersendat di mangkang dikarenakan oleh ban miss nana yang kempes.
Matahari pagi itu cukup bersinar dengan percaya diri namun sengat nya masih
bersahabat. Melewati terminal Mangkang kita memilih jalur pedesaan, melewati
Kaliwungu menuju kendal. Disini kita menyempatkan diri untuk sarapan Soto
Semarang yang kembali kita pilih karena lebih bersahabat dengan lidah kita.
Setelah sarapan kita kembali melanjutkan perjalanan , namun setelah rel Ganda
kita kembali harus berhenti cukup lama, karena ban miss nana kembali kempes,
dan tentu bisa disimpulkan bahwa ban dalamnya bocor dan mungkin ini juga di
sebabkan oleh ban luarnya yang sudah tidak layak karena sudah terlalu tipis.
Beruntunglah karena asrul membawa motor, jadi selain menambal ban, aku dan
asrul berboncengan mencari bengkel untuk membeli ban luar dan dalam untuk
mengganti ban sepeda austin yang sudah tipis.
ban austin diganti |
Setelah itu kembali
kita melanjutkan perjalanan, melewati kota Kendal, memasuki batas kota, Om eddy
berpisah untuk kembali ke Semarang karena urusan pekerjaan. Kita pun
melanjutkan peralanan bertujuh. Matahari yang kebali bersinar cukup terik
memaksa kita untuk kembali beristirahat di suatu mini market, mendinginkan
tubuh dan kerongkongan, sebelum kembali kita melanjutkan perjalanan. Namun
kembali kita harus berhenti karena adanya insiden kecelakaan tepat di samping
kita. Dimana ada korban perempuan yang terjatuh dan terluka, setelah memberi
pertolongan dan memastikan bahwa dia ada yang mengurus dan bertanggung jawab.
Maka kita kembali melanjutkan perjalanan.
isitarahat di kendal |
Beruntung Matahari
tidak terlalu terik siang itu, memasuki batas kabupaten batang yang ada gerbang
berbentuk daun kita berhenti dulu untuk memberi kabar kepada Anjar. Dikarenakan
paranoid nya ataua rasa kesetiakawanan agar tidak merepotkan Avit sudah melipat
sepedanya. Menapaki tanjakan plelen menuju alas roban saya, kami memutuskan
untuk lewat jalur baru/jalur lingkar yang cor - coran. Ada beberapa alasan
kenapa aku memilih jalur itu, satu jalur itu lebih luas dibandingkan dua jalur
lain, kedua ada batas pemisah antara jalur naik dan turun sehingga lebih aman,
ketiga tanjakan nya lebih landai meski lebih memutar, keempat jalur cor - cor
an membuat jalan ini lebih halus dan enak untuk
dilalui.
si minul di lipat yaa |
gerbang kabupaten Batang yang masih jauuh 40 km menuju KOta |
Kita sempat berhenti
dahulu dilereng tanjakan plelen, untuk sekedar mengambil nafas, memotret atau
kepentingan online agar tetap eksis. Selanjutnya kita kembali melanjutkan
perjalanan dimana tanjakan menjadi agak semakin curam. Beruntung juga avit dibonceng asrul sehingga bisa mengambil foto
dan membuat perjalanan lebih cepat, menuju akhir tanjakan dwi sempat gantian
dengan Asrul, dimana Asrul naik Oddie sepeda lipat Dwi, dan Dwi dibonceng Avit.
Dipertigaan jalan baru dan lama, kita behenti sebentar, memaksa om Dje dan
Asrul untuk makan siang terlebih ahu sebelum berpisah. Akhirnya kita pun makan
siang seadanya di warung sederhana di pojok pertigaan jalan baru dan lama. Dua
piring nasi ayam untuk Hesti dan Avit tiga piring nasi telur untuk Om dje, Dwi,
dan aku berdua miss nana. Sedang asrul dia memilih menenggak segelas dari dua
bungkus saset kopi yang dijadikan satu. Sambil makan siang kita kembali
mengontak Anjar dan beristirahat cukup lama.
tanjakan plelen |
makan siang kita |
Asrul dan Pakde bersiap kembali ke Semarang |
Setelah makan siang
kita pun berpisah dengan Asrul dan Om Dje, kembali kita melanjutkan menyusuri
alas Roban berlima. Lolos dari alas roban memasuki kecamatan gringsing dan
Subah kita masih belum bisa bernafas lega karena trek yang kita tempuh masih
penuh dengan tanjakan dan turunan alias rolling. Sesekali kita berhenti untuk
beristirahat.
trek nya rolling naik turun |
si empunya pada kleleran |
Bandeng tokoh utama dihari pertama |
Masih 35 kilometer
menuju batang dengan trek rolling tentu memang menyita banyak energi,
besyukurlah teman - teman bukannya semakin loyo justru terkadang telalu
bersemangat hingga kebut - kebutan. Beruntung juga 5 kilometer sebelum memasuki
kota Batang kita dijemput oleh Anjar yang memberikan kabar gembira bahwa sisa
trek yang akan kita tempuh adalah turunan maka semakin kita bersemangat
menuruni jalan. Tiba di batas kota Batang kita berfoto bersama dulu sekalian
memberikan kabar bahwa kita telah sampai di Batang. Untuku selanjutnya kita
menuju rumah Anjar yang terletak tidak jauh dari batas kota untuk mampir
istirahat sebelum nanti menuju mess untuk numpang tidur. Sekitar pukul 7 kita
bersiap menuju mess atlet panjat tebing kabupaten Batang yang terletak di dekat
alun - alun yang juga tidak jauh dari rumah Anjar. Setiba di mess hujan pun
turun. Maka otomatis kita hanya menghabiskan waktu di kamar, dan menikmati
makan malam berupa nasi Megono khas Batang yang telah disiapkan oleh Anjar.
tiba di kota batang menjelang maghrib |
Malam itu kita benar
- benar hanya beristirahat dikamar ….. Terlelap dalam kelelahan …
To Be Continued ….
0 comments:
Post a Comment