SLIDER

Wednesday, January 11, 2017

Velo Girl Semarang Tour De Cirebon Day 4 Menikmati Cherbon ....

 

Menghabiskan waktu selama 3 hari, di perjalanan antar kota, penuh peluh yang menguras tenaga, menguras pikiran. Mungkin tidak akan mudah bagi 5 orang perempuan yang berbeda sifat dari berbagai latar belakang. Konflik munkin akan muncul, namun ternyata tanpa berbasa - basi tanpa menjaga image. Semua sifat asli kita keluar justru masing - masing menerima apa adanya. Saling menjaga, saling beradu argumen, namun bercanda, saling semena - mena justru tidak ada permusuhan yang datang menghampiri.
Sebenarnya di setiap tempat kita menginap mereka selalu menawarkan dua kamar untuk kita, agar tidak berjubelan di satu kamar, namun ternyata kita lebih memilih berjubel bersama, entah agar bisa ngobrol bareng atau agar bisa ada yang membangunkan. Malam itu di kamar yang cukup sejuk dari dinginnya AC, kita berbicara panjang lebar mengenai sejarah bangsa Indonesia, entah bagaimana ini pembicaraan bisa muncul, tapi ternyata topik ini cukup seru dan membuat kita segara kembali malam itu, sambil menikmati sate yang kita beli di gang dekat rumah kakak miss Nana. Ternyata pemikiran teman - teman cukup terbuka untuk membicarakan yang mungkin bagi orang lain terlalu sensitif dan tembok tinggi yang tidak mau dicampuri dari pendapat orang lain. Tidak disangka ternyata pembicaraan yang sangat seru ini membuat kita hingga lupa waktu, meski belum terlalu larut malam. Kita pun akhirnya tidur setelah dirasa cukup diskusinya.

Senin, 26 Desember 2016, Day 4

Pukul 6 pagi, kita bangun tanpa beban, namun avit masih malas - malasan sebetulnya, namun akhirnya dia justru yang bangun dan mandi mendahului yang lain. Selesai mandi, kita menikmati the dan camilan yang telah di sediakan di teras rumah, sambil ngobrol bersama om Yusdi dan tante Nana (disini yang dimaksud adalah istri om Yusdi kakak dari miss Nana) dan menikmati pagi. Aku sempat mengguyur pockie sepedaku dengan air karena penuh dengan semut. Setelah menikmati the kita lanjut bersiap, tujuan kita pertama kali adalah mencicipi kuliner khas cirebon yaitu nasi Jamblang.



Setelah mendapat petunjuk arah kita dengan pasti kembali dengan riang menyusuri jalan di kota Cirebon menuju daerah Pejaksan, yang kita tuju adalah salah satu warung Nasi Jamblang yang cukup terkenal di Cirebon yaitu Warung Nasi Jamblang Bu Nur. Karena kita sampai di tujuan cukup siang sekitar pukul 9, saat itu warung cukup penuh hingga timbul antrian panjang hingga pintu masuk. Karena kita memakai Kaos yang kembar dengan tulisan yang cukup mencolok,  ternyata cukup menarik perhatian sehingga menimbulkan rasa ingin tahu dan pertanyaan dari beberapa orang. Dari sekeddar menyapa dan bertanya mengenai perjalanan sepeda kita.

Nasi Jamblang BU Nur

Ke Cirebon tentu tidak lengkap kalau belum mencicipi kuliner nya, salah satu yang terkenal adalah empal gentong dan nasi Jamblang, karena saya tidak makan santan, maka kita mencicipi kuliner nasi Jamblang dan meski banyak penjual nasi jamblang yang terkenal, namun kita memilih nasi Jamblang bu Nur yang terletak di daerah pejaksaan tepatnya Jl. Trangkil II no 34, di belakang Apotek Pejaksan seberang Mall Cherbon. Nasi jamblang sendiri merupakan nasi yang dibungkus daun jati yang di hiasi dengan berbagai lauk. (kalau di Solo mungkin nasi bandeng kali ya) namun dalam nasi bandung pilihan lauknya sangat beragam, ada empal, jeroan, pepes, bacem dan lain - lain. Konon kata jamblang berasal dari daerah di kabupaten Cirebon yaitu desa Jamblang asal para penjual nasi tersebut. Di warung ini harga nya cukup terjangkau alias sesuai harga pasar, segelas es the seharga dua ribu lima ratus, dan saya nasi plus empal sekitar 15 ribu.
 
Keraton Kasepuhan
Setelah kita menikmati sarapan, tujuan kita selanjutnya adalah Keraton Kasepuhan, kita pun kembali bersepeda menyusuri jalan kota Cirebon via Pelabuhan dan menyempatkan dulu Eksis, baru ke Keraton Kasepuhan. Keraton kasepuhan sama seperti keraton pada yang lainnya di depannya terdapat lapangan alun - alun, untuk masuk kita membayar tiket seharga 20.000 rupiah (tiket masuk keraton termahal yangpernah saya beli :D). Keraton kasepuhan di dbaian luar di dominasi bangunan bata merah, (mengingatkanku pada dinasti Majapahit). Dari info sebenarnya ada beberapa keraton di kota Cirebon, seperti keraton kanoman. Namun pilihan kita jatuh pada keraton Kasepuhan, karena keraton ini adalah keraton termegah dan paling terawat sehingga lebih banyak di jadikan destinasi wisata.





Keraton kasepuhan adalah keraton para pendiri kerajaan Cirebon yang konon menjadi inspirasi kerajaan Mataram. Di dalam bangunan utama keraton, terdapat 2 museum, yaitu museum benda pusaka, dan museum kereta Singa Barong di mana di dalamnya terdapat kereta asli dan replika.  Di bagian tengah sendiri terdapat bangunan utama istana, dimana masih menjadi kediaman sultan terakhir. Dan di tengah halaman terdapat dua bangunan yang dulunya di jadikan ruang tamu, sekarang dijadikan ruang informasi. Di dalam istana juga terdapat mushola yang masih di gunakan terutama saat 1 syawal. Beruntung kita mendapat penjelasan dari guide tidak resmi yang banyak berkeliling di Istana.



Setelah puas di keraton Kasepuhan, kita tidak segera lanjut, namun istirahat dulu karena panas terik siang itu, kita menuju depan taman parkiran, untuk menikmati segelas es sari buah, dan tentu saja menikmati jajanan lain kota Cirebon yaitu Tahu Gejrot, tahu yang di uleg dengan bumbu sederhana , bawang, brambang, garam dan kuah asem. Tidak kenyang dengan tahu gejrot kita kembali nyemil seblak kali ini khas tasik atau bandung. Setelah puas jajan dan menikmati camilan, kita melanjutkan perjalanan. Kali ini kita menuju terminal untuk membeli tiket pulang ke Semarang.


Di terminal sempat terjadi keraguan karena petugas tiket tidak berani menjual tiket, karena saya mengatakan kita berlima masing - masing membawa sepeda lipat. Meski di awal ketika aku meminta ijin membawa sepeda dia mengiyakan, namun ketika ku beri tahu bahwa ada 5 sepeda, dia agak ragu. Akhirnya kuputuskan tetap membeli tiket.

Goa Sunyaragi
Dari Terminal kita hanya perlu menempuh sekitar 1 kilometer lagi ketempat tujuan kita selanjutnya yaitu Goa Sunyaragi, setelah menemukan trafic ligh, kita seharunya tinggal menyeberang dan tiba di goa sunyaragi, namun yaah namanya bukan orang cirebon, kita justru setelah menyeberang masuk ke dalam gang jalan sunyaragi dan menyusuri goa sunyaragi dari luar, sambil kebingungan ini jalan masuk nya mana, setelah memutari kita tiba lagi di jalan raya ^_^ an kali ini kita langsung menuju pintu masuk, setelah memarkir sepeda dikarenakan cuaca yang sangat panas, kita kembali kehausan, maka mampirlah kita ke sebuah warung untuk menikmati es, karena aku tahu kalau warung di tempat wisata seeperti ini es the nya meragukan aku hanya memesan es sari buah. Setelah sedikit menindinginkan tenggorokan dan memulihkan tenaga, kita pun masuk ke kawasan Goa Sunyaragi. Dengan membayar tiket seharga 10 ribu rupiah, kali ini kita masuk tanpa guide sengaja agar lebih bebas berkeliling.



Goa sunyaragi terletak di jalan by pass Brigjen Dharsono daerah kesambi, Cirebon  satu jalur dengan terminal harjamukti Cirebon hanya sekitar 1 kilometer saja. Goa sunyaragi atau juga dikenal dengan taman air sunyaragi dulunya merupakan tempat bertapa atau meditasi Sultan Cirebon dan keluarganya kala itu, makanya mungkin di tempat ini banyak ditemukan semacam ruang dan meja untuk meditasi.  Luas taman ini sendiri sekitar 15 hektar, dimana dulunya gua ini di kelilingi dengan danau.
Ada 2 area gua yang pertama pesanggraha, dan bangunan gua. Karena gua sunyaragi dulunya adalah taman air, maka bangunan - bangunan yang ada akan terlihat arsitektur bangunan engan jalan air atau tempat air di sekitarnya. Baik berupa selokan maupun air mancur. Dengan hiasan batu karang. Di gua juga banyak di temukan berbagai macam reruntuhan patung yang konon mempunyai berbaagai macam mitos tertentu. Semakin sore pengunjung semakin ramai. Kita pun menyuahi berkeliling gua sunyaragi karena waktu sudah semakin sore, meski banyak yang belum kita eksplor.

Goa Sunyaragi
Kita kembali via jalan sunyaragi, jalan siliwangi hingga gunung jati. Kita sempat mampir di minimarket untuk membeli air dan jajan cilok, selanjutnya kita kembali melanjutkan perjalanan dan tiba di gunung jati pukul 6 sore. Malam itu aku membeli kwetiaw dan nasi goreng untuk kita makan berlima. Malam ini kita ngobrol sambil menikmati makan malam kita di depan hingga pukul 9 malam kita bersiap packing karena besok pagi - pagi sekali kita sudah harus berangkat ke terminal.

Day 5 Selasa 27 Des 2016 Waktunya Pulang

Pagi - pagi sekali kita suah bersiap untuk meninggalkan rumah om Yusdi, seperti biasa the hangat sudah di sediakan untuk kita di depan. Kita sambil packing menikmati the hangat. Setelah waktu menunjukan pukul 7 kita pun berpamitan. Kita menempuh sekitar 20 menit gowes santai dari taman trucuk menyusui jalan siliwangi hingga by pass menuju terminal harjamukti.  Tiba di terminal kita sudah di sambut calo tiket. Tiba di pool sempat terjadi keributan dengan petugas bus yang sebenarnya sudah tahu bahwa saya membawa 5 sepeda berlagak tiddak tahu dan kebingungan dan saya harus bayar, banyak teman - temannya yang membujuki dia meminta uang lebih. Ketika bus datang kondektur sempat emosi dengan petugas tiket, dan ketika saya menyutujui untuk membayar ekstar 40 ribu untuk tiap sepeda dia pun menjadi ramah. Ya sudahlah ini long weekend dan memang kita berlima membawa sepeda biar semua bisa bersama - sama. Tapi next time kita tetap akan nego lagi.
di dalam Bus
Perjalanan menuju semarang cukup lancar bahkan lebih cepat dari perkiraan karena bus masuk tol dan tidak banyak berhenti, berhenti cukup lama di pekalongan untuk toilet dan agen. Kita pun tiba di semarang sekitar pukul 1 lebih, avit turun krapyak dan kita berempat turun di kalibanteng. Untuk kemudian kembali kerumah masing - masing, demikian petualangan kita berlima selama beberapa hari di kota orang.
tiba kembali di Semarang
"if you wana find out, who's true friend is, screw up or go through challenging time .." begitulah yang kita lewati bersama, kita semua tidak ada yang jaim semua bikin masalah, semua melewati masa - masa menguji diri sendiri, dan kita pun tetap bersama menghargai sifat kita masing - masing, tanpa ikut campur urusan masing - masing.

Mungkin kita akan ada kesempatan untuk melakukan perjalanan lebih jauh dengan personel yang lebih lengkap .. Entah kapan kita kemana ….

0 comments:

Post a Comment