SLIDER

Monday, August 27, 2012

Bikepacking Tuban - Worth to Explore Rembang - Lasem





Day 2 Kamis 23 Agustus 2012 , H+3 Lebaran Explore Rembang - Lasem
 

#1 pantai Dampo Awang -Rembang
 

 Hari ini kita bangun sekitar pukul 6, agak malas - malasan untuk lanjut ke Tuban. Well akhirnya kita putuskan untuk menyusur wisata rembang dan lasem. Toh memang itulah niat kita gowes wisata :D so pagi itu setengaah tuju, kita pun kembali sarapan di hotel. Kemudian sedikit malas - malasan dan packing dikamar. Sekitar pukul 9. kita pun menuju tempat wisata terdekat yaitu pantai dampo awang rembang. Pintu masuk pantai tertutup oleh kios kios pedagang yang mirip seperti sekaten. Mungkin karena minggu ini adalah minggu kupatan, oleh karena itu pantai jadi ramai penjual. Setelah agak berbelit dengan petugas untuk membawa masuk sepeda, kita berhasil juga membujuk untuk membawa masuk sepeda. Begitu masuk kawasan pantai ternyata tidak jauh berbeda seperti diluar, banyak pedagang2 yang mengingatkan ku akan sekaten. Di dalam kawasan pantai ada beberapa kandang binatang, seperti mini zoo. Dan juga tempat tempat permainan. Tapi karena banyak nya kios tempat-tempat tersebut tidak terlihat. 





Maka kita pun segera menuju pantai, sayang nya di dampo awang kita tidak bisa bersentuhan langsung dengan pasir, karena pantai ini mirip pantai kartini. Yaitu seperti pelabuhan dengan tanggulnya. Ada beberapa titik kita bisa turun ke pantai namun sangat ramai. Hadeeh maka aku pun mencari spot terbaik yaitu demaga yang sudah tidak terpakai di ujung kanan wahana. Ternyata di ujung wahana juga terdapat kolam renang jika pengunjung ingin berenang. 



Di dermaga kita cukup berphoto dan menikmati pemandangan, tapi karena panas, kita pun tidak berlama - lama. Setelah selesai kita kembali melanjutkan perjalanan menuju museum kartini.
 

#2 Museum Kartini - rembang


Museum kartini rembang terletak 500 meter dari hotel kita menginap, dari alun - alun. Berbeda dengan museum kartini Jepara yang berada di tepi jalan. Di rembang kita harus masuk gang, memang bangunan dari luar tidak terlihat seperti museum. Tapi mirip kantor walikota :D ada taman dan gerbang tinggi diluar. Kita pun masuk dan ternyata sedang ada open house. Kita dipersilahkan untuk menikmati soto yang ada. Waaah :D aku cukup makan krupuk dan sambel kecap. Tidak ada tarif masuk meseum (atau karena lagi open house?) kita bisa bebas melihat lihat museum. Jika di jepara adalah museum tentang lahir nya kartini, maka di rembang lebih banyak tentnag kehidupan kartini setelah menikah dan juga anak dan keturunan nya. Bangunan rumah jawa kuno, dengan ranjang2 kartini cukup menarik untuk dikunjungi. Dan ternyata pada jaman kartini sudah ada bath tub waeeeeew .. Yang menarik bagiku adalah photo - photo lama yang ada di museum ini. Kalau diperhatikan pada jaman itu sudah ada backdrop lho, dan kadang jika melihat nama studio phototnya. Rasanya ingin aku kunjungi he he he ...











Setelah puas berkeliling museum kita pun kembali melanjutkan perjalanan, sekitar pukul 11. kita kembali gowes menuju lasem. Keluar dari rembang menuju lasem ternyata banyak sekali petani - petani garam dan ladang - ladang garam. Waw baru kali ini aku melihat secara langsung. Aku pun sesekali minta berhenti untuk berphoto. Dan melihat proses pembuatan garam. Kita berhenti sebentar di pom bensin karena perutku mulaaas :D dan cuaca cukup terik hari itu. Seperti biasa kita menjadi pusat perhatian dengan sepeda kita dan bawaan yang seabrek. Sehingga orang selalu bertanya dari mana mau kemana. Setelah istirahat sebentar kita kembali gowes. Tiba di desa gedonmulyo, memasuki kota lasem. Aku melihat papan petunjuk wisata pantai, meski hanya seadanya. Aku pun meminta miss nanna untuk berhenti. Ketika berhenti orang orang sekitar langsung memberi tahu masuk saja kalau mau kepantai.








#3 Pantai Gedong Berseri -Caruban - Lasem


Pantai ini terletak di desa gedongmulyo beberapa kilometer sebelum memasuki kota lasem, tidak ada papan petunjuk yang besar. Hanya papan petunjuk sederhana "wisata Pantai" dengan penunjuk arah di kanan jalan rembang - lasem. Sehingga jika tidak pernah tahu daerah ini dan naik mobil mungkin akan terlewatkan. Setelah papan petunjuk lagi akan ada pertigaan kecil. Dimana dipertigaan ada jalan kecil kekiri dan sebelum masuk gang ada peta sederhana tentang wisata Lasem. Maka kita mengikuti arah jalan kecil tersebut. Dari jalan raya menuju pantai, kita akan melewati ladang garam. Cukup menarik jika tidak pernah tahu bagaimana cara membuat garam, jalanany nya hanya bebatuan dan pasir biasa tanpa aspal. Jalanan ini mengingatkan ku akan jalan ke pantai maron. Dimana memang tidak ada papan penunjuk jalan yang jelas. Hingga sampai di persimpangan hanya tulisan arah pantai, di papan, dan di tembok - tembok. 


Dari persimpangan ini kita akan kembali menyusuri ladang garam. Hingga tiba di pintu gerbang pantai. Dan sepertinya karena kita naik sepeda, kita tidak ditarik retribusi. Hingga akhirnya kita tiba di tepi pantai. Dan ternyata garis pantai gedong berseri ini cukup panjang dan lebar. Pantai yang bersih dari sampah dengan warna pasir yang cokelat terang. Hanya ada beberapa warung yang buka dan menyewakan ban. Pasir - pasir disini bercampur dengan kulit kerang. Tidak banyak pengunjung yang kita lihat. Dan bagiku pantai ini jauh lebih menarik dari pantai dampo awang di rembang. Sayang pengelolaanya kurang.







Karena siang hari dengan terik yang panas kita tidak terlalu berlama - lama di pantai ini, mungkin pantai ini ramai di pagi hari dan sore hari kali ya. Kalau mau pacaran ngapain aja juga ga ketahuan :p maka setelah puas menyusuri pantai. Kita kembali ke jalan raya. Melanjutkan perjalanan menuju kota lasem. Memasuki kota lasem kita dapat melihat bangunan bangunan besar dengan atap khas bangunan cina kuno. Waaw memang lasem terkenal sebagai tiongkok kecil :D maka kita pun segera menuju arah alun - alun. Dan mencari hotel untuk menginap. Kita menemukan hotel wijaya. Hotel yang lumayan luas tapi sederhana. Dan lumayan mahal mengingat fasilitas yang ada :D dan juga pekerja nya sudah berumur weeew. Setelah menaruh barang kita pun segera keluar untuk eksplore lasem.
 




#4 Klenteng  Cu An Kiong




Klenteng ini terletak di jalan Dasun sebelum masuk lasem, kita akan mudah menemukan papan penunjuk jalan nya. Klenteng ini cukup besar dari bangunannya. Konon ini adalah klenteng tertua yang dibangun di abad 16. banyak ukiran ukiran yang menghiasi bangunan di klenteng ini. Dan juga gambar - gambar di dinding. Di atap klenteng kulihat banyak sekali lampion. Hmm mungkin lampion harapan kali ya.
Di klenteng ini kita sempat bertemu dengan keluarga dari semarang yang mampir sebelum kembali ke semarang, mereka cukup kaget mengetahui kita gowes dari semarang - sampai lasem. Dan memberi kita semangat dan berpesan agar berhati hati :p









#5 Klenteng Gi Yong Bio dan pecinan lama


Setelah dari klenteng cu an kiong, kita mampir dulu di warung makan seberang jalan raya untu menikmati semangkok mie ayam dan es jeruk. Namum es ini membuat tenggorokan ku makin tidak enak. Selesai makan kita kembali ke arah masuk lasem menuju klenteng Gi yong Bio yang terletak di desa babadan. Berbeda dengan klenteng sebelumnya, klenteng ini bangunan nya lebih kecil dan sederhana, kita tidak menemui pengunjung maupun penjaga. Jadi karena tidak enak kita hanya melihat lihat dari luar saja. Berbeda di klenteng CU an Kiong dengan 8 altar persembahan di klenteng Gi Yong Bio hanya ada 3. konon untuk menghormati bersatunya kaum tinghoa dan pribumi,  3 pejuang lasem 2 cina dan satu pribumi.
Selesai dari klenteng Gi yong Bio kita memutuskan untuk bersepeda menyusuri desa Babadan. Ternyata banyak sekali bangunan kuno. Menyusuri desa ini mengingatkan ku akan kampung laweyan di solo, bedanya jika kampung laweyan adalah bangunan kuno para pedagang2 jawa. Maka di babadan adalah bangunan kuno pengusaha tionghua. Jika di laweyan maka pintu - pintu besar terdapat dua pintu atas dan bawah. Maka di babadan pintunya terdiri dari pintu luar dan dalam. 







Bangunan di babadan mengingatkan kita akan bangunan di cina kuno sangat besar dan terdiri dari beberapa bangundan di dalam nya. Sayang kita tidak dapat masuk kedalam. Cukup menikmati keindahan dari luar. Saat kita gowes kita cukup menarik perhatian dari beberapa orang mungkin heran dengan penampilan kita bersepeda lipat wedew ... Menyusuri jalan babadan kita diberitahu orang jika jalan ini akan membawa ke rembang wedeeeew balik maning?? Maka kita pun balik arah dan kembali menuju hotel untuk istirahat.








Dihotel kita istirahat dan ternyata sangat terlelap hingga bangun sudah maghrib, maka setelah mandi. Kita sedikit NR menyusuri jalanan kota lasem, menuju pamotan. Ternyata jalanan ini adalah menanjak menuju gunung lasem. Karena tidak tahu ada apa di depan kita memutuskan kembali ke alun alun dan mencari makan malam. Aku tertarik dengan sate obong khas Tuluangagung dan kita pun memesan 20tusuk, 10 aku dan 10 mis nanna :D. Di sepanjang jalan sekitar alun - alun terdapat banyak pedagang lontong tuyuhan dengan gerobak panggul nya yang khas. Setelah puas menikmati lasem di malam hari kita pun kembali ke hotel untuk beristirahat :D







To Be Continued ....

1 comments:

  1. Ada ya orang yang bersepeda sejauh ini, perempuan pula, salut deh sama kalian :)
    Tulisannya juga keren-keren hhee :)
    Mampir-mampir bisa kali :)
    Thanks :)

    ReplyDelete