Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru (TNBTS) merupakan salah satu taman nasional yang terletak di
Jawa Timur, Secara administratif terletak di 4 Kabupaten, yaitu Kabupaten
Malang, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Probolinggo. Salah
satu taman nasional yang sangat terkenal hingga di mancanegara karena
pemandangannya yang memukau, yang menarik dari TNBTS adalah kompleks gunung
yang dekelilingi oleh kaldera lautan pasir seluas 6290Ha batas kaldera berupa
dinding bukit setinggi 200-700 m itulah yang kemarin kita daki dan turunan
ketika memasuki kawasan TNBTS, sedang luas TNBTS sendiri sekitar 50.276,3 Ha.
Terdapat beberapa gunung di area lautan pasir TNBTS yaitu gunung Batok yang justru leih sering dijadikan
sebagai background foto bila berkunjung ke TNBTS, Gunung Bromo, Gunung
Semeru. Karena terletak di 4 kabupaten maka
Bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Bromo terdapat beberapa pintu
masuk. Yang pertama pintu masuk wonokitri, pintu masuk Wonokitri bisa diakses dari
Malang via jalur Nongkojajar, jalur Nongkojajar sangat dekat dari kota Malang
namun jalur ini mempunyai trek yang sempit dan sulit di akses karena kecuraman
tanjakan dan kelokan tajamnya. Jalur kedua via Tosari dari Pasuruan, dari
Tosari sama seperti Nongkojajar nanti akan tiba di terminal Wonokitri yang
lebih dekat ke Penanjakan 1. sedang pintu masuk selanjutnya terletak di Cemoro
Lawang, bagi wisatawan yang berangkat dari Surabaya via Probolinggo bisa menuju
ke TNBTS melalui jalur Cemoro Lawang. Bisa Via bayeman - Lumbang maupun Jl. Bromo di Probolinggo, semuanya akan tiba
di terminal Sukapura dan lanjut ke Cemoro Lawang. Dari Cemoro Lawang kita lebih
dekat ke Penanjakan 2.
Ketika bikepacking
ke Bromo kemarin, karena kita menginap di Probolinggo kita mengambil jalur
Cemoro Lawang. Yaitu start dari Probolinggo - Jl. Bromo - Terminal Sukapura -
Sapikerep - Cemara Lawang. Jarak yang kita tempuh sekitar 45 km. dengan rincian
kurang lebih nih kalau ga salah ingat, 7 kilometer awal dari Penginapan di
probolinggo hingga terminal Probolinggo di Jl. Bromo trek masih datar, setelah
itu 10 kilometer berikutnya hingga Jl. Raya Bromo trek udah menanjak halus,
kita sarapan di Kilometer ke 16. nhaah setelah sarapan ini memasuki kilometer
ke 20 hingga sukapura sejauh 15 km, jalan sudah di dominasi tanjakan dan
menanjak, alias selain jalan miring ke atas kita akan menemui beberapa
tanjakan. Jalur yang kita lewati hingga sukapura cukup lebar dan sepi, saat itu
hampir tidak menemui antrian kendaraan pribadi yang mungkin sedang liburan,
namun kita justru menemui banyak truk karena adanya proyek jalan Tol Pasuruan -
Probolinggo. Dari Sukapura - CemaraLawang jarak sekitar 15 kilometer, namun jalan
didominasi kemiringan terjal ke atas, alias miring keatas tapi lebih terjal,
dan berkelak - kelok, jalan berupa aspal dan cukup lebar, setelah melewati
pasar Sukapura kita sudah mulai menemui Jeep - Jeep untuk wisata ke Bromo,
setelah memasuki sapikerep mungkin tapi masih sukapura juga, kita terkadang
menemui trek rolling. Semakin ke atas kita melewati pemandangan yang indah tapi
masih di dominasi rolling dan tanjakan.
Day 4, Thursday 28
january 2018
Tidak mudah memang
bagi kita berdua gowes dari Probolinggo hingga ke Cemaralawang, dimana 31 Km ke
Sukapura kita sudah disuguhi tanjakan, dan 15 Km Sukapura - Cemaralawang
tanjakan yang sebenarnya menanti. Kelelahanku tiga hari ini semenjak hari
pertama terjawab di hari ketiga dengan demam nya suhu badanku hingga 39
celcius. Mungkin karena hawa dingin di gunung, yang membuatku tidak sadar bahwa
sebetulnya badanku demam sejak pagi. Itulah mengapa semenjak keluar dini hari
aku sudah merasa lemas dan ada sesuatu yang salah di tubuhku karena terasa
berat dan tidak bersemangat. Untunglah setelah meminum obat siang harinya demam
ku sudah mulai turun meskipun belum yakin apakah besok demam ku tidak akan
datang lagi dan sudah betul - betul membaik.
penginapan kita di cemaralawang |
kamar kita di homestay kamar kita plus kamar mandi dalam |
Malam itu mungkin
karena efek samping obat yang kuminum semalam sebelumnya atau memang aku butuh
tidur, aku betul - betul tertidur nyenyak, meskipun kadang terbangun - bangun
mata dan tubuh ini terasa sangat berat untuk diajak bangun. Hingga akhirnya jam
menunjukkan pukul 6 pagi, aku pun bangun hanya untuk cuci muka dan gosok gigi.
Sekali lagi maaf ya kita melewatkan jatah mandi. Tubuhku sudah terasa agak
ringan sehingga cukup punya kekuatan untuk packing, sekitar pukul 7.30 kita
sudah diberi tahu bahwa sarapan telah siap. Kita berdua pun menikmati sarapan
di ruang tamu. Seperti yang kuceritakan di hari sebelumnya bahwa penginapan di
kawasan Cemaralawang memang akan sepi di pagi hari, karena tamu yang biasa
datang sore atau malam harinya sudah akan berangkat untuk tur sejak dini hari
dan kembali sekitar pukul 10 - 11 paginya.
Setelah sarapan kitapun berpamitan, bersiap memasang pannier kita menuju
terminal camara lawang, meski terminal bukan berarti terminal dalam artian
sesungguhnya, namun tempat oper pelancong dengan kendaraan umum menuju kota
terdekat, kita mendapat info sebelumnya dari traveler di depan kamar kita,
bahwa di pertigaan depan pintu masuk TNBTS terdapat kendaraan umum yang membawa
kita ke kota. Maka kita pun menuju kesana.
peritgaan tempat kendaraan umum ke probolinggo |
Yeeep dengan keadaan
tubuhku yang sangat drop sehari sebelumnya aku memang tidak yakin bahwa hari
ini bisa melanjutkan perjalanan nyepeda, maka untuk amanya kita berencana untuk
naik kendaraan umum saja. Alternatif lain adalah dengan naik pick up sayur, kita
diberi info bahwa setiap pagi pukul 7 hingga 11 akan banyak pick up pengangkut
sayur maupun peladang dari cemaralawang ke Sukapura kita bisa nebeng pickup
tersebut kebawah. Saat menuju pertigaan kita sempat melihat pick up yang
dimaksud tapi kita belum berniat naik. Kita tetap menuju pertigaan terminal
cemara lawang depan pintu masuk TNBTS kita berfoto sejenak sambil mencari -
cari kendaraan umum yang dimaksud, ketika berfoto kita melihat sebuah mobil Elf
dimana ada seorang seperti kenek yang langsung mencegat para penumpang jeep
yang baru turun dari jeep setelah selesai tur dengan mengatakan
"probolinggo - probolinggo berangkat masih ada terakhir" aku dan miss
Nana sempat berfikir mungkin elf itu adalah kendaraan yang dimaksud sebagai kendaraan
umum menuju probolinggo, aku dan miss nana sempat berpikir bahwa mungkin
kendaraan umum tersebut berupa L300 colt yang lebih longgar dan ada rak diatas
untuk sepeda kita. Karena memang banyak elf yang sepertinya mengangkut
travelers ke Probolinggo maka aku dan miss Nana ragu untuk naik itu karena
sepertinya akan tidak mungkin membawa sepeda kita di dalam Elf.
Disekitar itu
sebetulnya kita juga melihat beberapa mobil L300 yang berhenti kita berharap
mobil itu juga kendaraan umum namum karena tidak menemukan sopir aku pun
mengatakan bahwa kita gowes saja. Yaa dengan niat dan kekuatan berharap aku
bisa cukup kuat untuk gowes. Miss Nana pun Setuju dengan catatan kita turun
pelan - pelan dan mungkin akan banyak berhenti. Setelah diberi tahu jalur turun
lebih bersahabat bila melalui penginapan kita, maka kita kembali turun menuju
penginapan ke arah sukapura. Yaah memang benar jalur yang kita ambil lebih
bersahabat, jalanan nya lebih luas dan tidak banyak mobil jeep. Maka kita pun
bisa bebas untuk behenti berfoto dan istirahat. Tiba di pertigaan
"Bromo" dimana pertemuan dari turunan tajam dan jalur kita, kita
mulai berpapasan dengan banyak jeep yang juga turun mengantar penumpang ke
bawah. Kita pun tidak ngoyo dan turun pelan - pelan. Ketika turunan mulai
panjang, kita sempat berhenti lagi untuk memberi nafas kampas rem yang bakalan
panas menggesek rim roda. Beruntung di bawah bukit di antah berantah ada satu
warung sederhana dimana kita bisa mampir untuk istirahat, dan memesan the
hangat dan ngemil gorengan panas. Si Ibu penjaja warung sudah cukup berumum
menjajakan camilan seadanya di samping warungnya ada api unggun dan para pemuda
yang menghangatkan diri. Harga the dan jajanannya cukup murah, satu gelas es
the, rambak, dan gorengan kita Cuma habis 5 ribu rupiah saja.
warung di antah berantah |
kabut mulai turun |
Kita kembali
melanjutkan perjalanan ketika kabut sudah mulai turun, kabut yang semula hanya
turun tipis - tipis lama kelamaan menebal, bahkan ada saat kabut sangat tebal
hingga jarak pandang sekitar cuman 100 meter. Alhasil aku minta miss Nana untuk
berhenti lebih dahulu karena terlalu berbahaya. Setelah kabut agak berkurang
kembali kita menuruni jalur yang kemarin kita daki pembalasan dendam yang
menyenangkan. Tapi turunan ini tidak semua mulus karena kemarin jalan rolling
berarti hari ini pun ada beberapa tanjakan yang harus kita daki. Setelah
turunan panjang dan beberapa tanjakan, kita mulai memasuki sukapura dengan
ditandai oleh hilang kabut dan hawa yang sudah mulai panas. Kita pun turun
hingga pertigaan sukapura. Di pertigaan sukapura kita sempat di sapa oleh
Penjual Bakso Iga yang dulu kita sempat mampir waktu menuju Bromo.
yang atas jalur jeep kita ambil jalur bawah |
kabut menebal |
Di pertigaan ini
sekitar pukul 10.00 aku dan miss Nana kembali berdiskusi, sebetulnya jadwal
hari itu adalah kita turun bromo sebelum ke Probolinggo kita mampir dulu ke air
terjun Madakaripura. Namun dikarenakan kondisiku dan jarak dari Sukapura ke
Madakaripura masih 17 km lagi ke arah lumbang, kita khawatir 17 kilometer itu
akan berupa tanjakan. Dan dari Madakaripura ke Probolinggo akan membutuhkan
waktu 36 Km lagi. Maka niat berkunjung ke Madakaripura pun harus kita urungkan.
Well sorry ya tapi semoga ini yang terbaik. Setelah mengambil keputusan maka
kita mengambil arah jalan menuju probolinggo. Dan melewati turunan tanpa henti
ini yeaaaaah. Kita harus kembali berhati - hati saat memasuki kawasan proyek
jalan Tol karena jalan aspal yang rusak dan becek dengan lumpur dan air bawaan
truk. Selain itu juga kita harus berhati - hati dengan truk yang melintas.
Akhirnya sekitar pukul 11.30 kita memasuki kota Probolinggo, kita berhenti di
suatu minimarket terlebih dahulu untuk buang hajat dan beli air. Well karena
kita telah tiba di daratan rendah kembali dengan matahari yang bersinar cerah
badan yang beberapa hari ini belum mandi mulai terasa gerah lol namun karena
waktu cek in masih lama, aku dan miss nana memutuskan untuk berhenti mencari
makan siang dulu sebelum kembali ke Penginapan. Setelah berofoto di batas kota
dengan tulisan Kota Probolinggo kita memasuki kota Probolinggo dan celingak -
celinguk mencari tempat makan yang cocok, selain rawon dan soto :p juga bakso
lol. Karena bingung akhirnya pilihan jatuh ke restoran cepat saji lokal yang
menjajakan ayam goreng. Kita pun mampir membeli "makan" yang mungkin
bisa disebut Cuma snack siang. Ketika kita sedang menikmati makan siang, ada
satu keluarga yang datang ayah, ibu beserta anak mereka. Mereka duduk di meja
sebalh kita agak kesana dikit, sebetulnya aku melihat gerak - gerik si ayah
yang mengamati kita entah karena penasaran atau memang kita terlihat sekali
seperti pelancong lol. Hingga akhirnya dia memberanikan diri mendekat dan berkata
"kemarin sampai bromo jam berapa?" heeh kok tahu "kemarin saya
papasan waktu kalian sedang mau naik ke Bromo" lanjutnya ,, whaaaaah kita
agak surprise dan senang kemudian kita lanjutkan sedikit bercerita bahwa kita
sampai bromo jam 5 khi khi dan menginap dua malam kemudian tadi turun jam 9
pagi. Setelah cukup bercerita dia kembali mempersilahkan kita menikmati makan
siang kita dan dia lanjut kembali ke mejanya :D. whaah kita selalu senang dan
excited ketika dalam perjalanan ternyata ada yang memperhatikan dan ingat sama
kita :p setelah waktu menunjukkan jam 13.40 dimana hanya kurang beberapa menit
lagi untuk waktu check in. maka kita pun bersiap untuk ke penginapan, dan di
penginapan kita sudah di sambut kembali oleh si Bapak penjaga penginapan di
Probolinggo "selamat datang kembali" sapanya ramah, setelah check in
kita pun menuju kamar kita untuk istirahat dan berebut mandi, well di kota
memang butuh mandi tidak seperti di Gunung yang berhari hari tidak mandi pun tidak
berasa lol.
civilization |
makan siang kita |
Siang itu kita hanya
istirahat di kamar, namun ada satu kondisi yang kembali membuat cemas, di
penginapan Cemaralawang di Bromo, sebelum turun aku sudah 3 kali ketoilet untuk
membuat hasil pencernaan, bahkan baru juga buka pintu perut udah mules, begitu tiba
di penginapan di Probolinggo ternyata perut ini juga mengalami hal yang sama
bahkan hari itu sampai malam aku sampai 13 kali buang air Besar. Sorenya setelah cukup kita istirahat siang
itu, kita keluar untuk gowes menikmati suasana kota Probolinggo, kita menuju
alun - alun jajan gorengan, tadinya mau masuk ke alun - alun namun karena tiba - tiba dihadang oleh
orang entah siapa dan diminta untuk memarikir sepeda mood ku udah jelek dan
langsung balik kanan cancel untuk nongkrong di alun - alun. Akhirnya setelah
gowes berputar kita menemukan sebuah halte, maka kita pun nongkrong di halte
sambil menikmati camilan gorengan. Disaat itulah kita berpikir betapa public
space itu memang sangat perlu lol so orang ilang kayak kita bisa duduk dan
istirahat sejenak tanpa harus beli sesuatu atau bayar lol. Setelah ngemil kita
pun kembali gowes muter Probolinggo mencoba menghafal jalan, dan melihat -
lihat kawasan. Hingga malam tiba kita pun mampir ke sebuah warung makan chinese
food yang telah kulihat sebelumnya yang terletak sebelum alun - alun. Warung
yang cukup sepi namun masakannya lumayan enak cita rasa chinese food halal
dengan harga yang terjangkau, malam itu miss Nana memesan Capcay sedag aku yang
tidak nafsu makan hanya minta the hangat.
tempat makan malam kita |
Setelah makan dan
sediki NR kita kembali ke penginapan, tiba di penginapan yang ternyata lumayan
ramai dari hari yang terdahulu kita datang. Di depan Reception ada sekelompok
bapak - bapak yang sepertinya sedang ngobrol, saat kita tiba sepertinya mereka berbisik
- bisik, dan salah seorang menghampiri dan bertanya "Habis dari
Bromo!" whaah kita jadi bahan pembicaraan sepertinya lol setelah ngobrol
obrol singkat dia pun berkata "silahkan nikmati Probolinggo, besok kemana
lagi …"
Yaa besok kemana
lagi coba?? Nantikan tulisan berikutnya yaa
To Be Continue ….
Kuat juga folding bike dibawa menanjak, gak oglak-oglek tuh sambungan engsel2 nya?
ReplyDelete