Menghabiskan waktu
selama 3 hari, di perjalanan antar kota, penuh peluh yang menguras tenaga,
menguras pikiran. Mungkin tidak akan mudah bagi 5 orang perempuan yang berbeda
sifat dari berbagai latar belakang. Konflik munkin akan muncul, namun ternyata
tanpa berbasa - basi tanpa menjaga image. Semua sifat asli kita keluar justru
masing - masing menerima apa adanya. Saling menjaga, saling beradu argumen,
namun bercanda, saling semena - mena justru tidak ada permusuhan yang datang
menghampiri.
Sebenarnya di setiap tempat kita menginap mereka selalu menawarkan dua kamar untuk kita, agar tidak
berjubelan di satu kamar, namun ternyata kita lebih memilih berjubel bersama,
entah agar bisa ngobrol bareng atau agar bisa ada yang membangunkan. Malam itu
di kamar yang cukup sejuk dari dinginnya AC, kita berbicara panjang lebar
mengenai sejarah bangsa Indonesia, entah bagaimana ini pembicaraan bisa muncul,
tapi ternyata topik ini cukup seru dan membuat kita segara kembali malam itu,
sambil menikmati sate yang kita beli di gang dekat rumah kakak miss Nana.
Ternyata pemikiran teman - teman cukup terbuka untuk membicarakan yang mungkin
bagi orang lain terlalu sensitif dan tembok tinggi yang tidak mau dicampuri
dari pendapat orang lain. Tidak disangka ternyata pembicaraan yang sangat seru
ini membuat kita hingga lupa waktu, meski belum terlalu larut malam. Kita pun
akhirnya tidur setelah dirasa cukup diskusinya.
Senin, 26 Desember
2016, Day 4
Pukul 6 pagi, kita
bangun tanpa beban, namun avit masih malas - malasan sebetulnya, namun akhirnya
dia justru yang bangun dan mandi mendahului yang lain. Selesai mandi, kita
menikmati the dan camilan yang telah di sediakan di teras rumah, sambil ngobrol
bersama om Yusdi dan tante Nana (disini yang dimaksud adalah istri om Yusdi
kakak dari miss Nana) dan menikmati pagi. Aku sempat mengguyur pockie sepedaku
dengan air karena penuh dengan semut. Setelah menikmati the kita lanjut
bersiap, tujuan kita pertama kali adalah mencicipi kuliner khas cirebon yaitu
nasi Jamblang.
Setelah mendapat
petunjuk arah kita dengan pasti kembali dengan riang menyusuri jalan di kota
Cirebon menuju daerah Pejaksan, yang kita tuju adalah salah satu warung Nasi
Jamblang yang cukup terkenal di Cirebon yaitu Warung Nasi Jamblang Bu Nur.
Karena kita sampai di tujuan cukup siang sekitar pukul 9, saat itu warung cukup
penuh hingga timbul antrian panjang hingga pintu masuk. Karena kita memakai
Kaos yang kembar dengan tulisan yang cukup mencolok, ternyata cukup menarik perhatian sehingga
menimbulkan rasa ingin tahu dan pertanyaan dari beberapa orang. Dari sekeddar
menyapa dan bertanya mengenai perjalanan sepeda kita.
Nasi Jamblang BU Nur
Ke Cirebon tentu
tidak lengkap kalau belum mencicipi kuliner nya, salah satu yang terkenal
adalah empal gentong dan nasi Jamblang, karena saya tidak makan santan, maka
kita mencicipi kuliner nasi Jamblang dan meski banyak penjual nasi jamblang
yang terkenal, namun kita memilih nasi Jamblang bu Nur yang terletak di daerah
pejaksaan tepatnya Jl. Trangkil II no 34, di belakang Apotek Pejaksan seberang
Mall Cherbon. Nasi jamblang sendiri merupakan nasi yang dibungkus daun jati
yang di hiasi dengan berbagai lauk. (kalau di Solo mungkin nasi bandeng kali
ya) namun dalam nasi bandung pilihan lauknya sangat beragam, ada empal, jeroan,
pepes, bacem dan lain - lain. Konon kata jamblang berasal dari daerah di
kabupaten Cirebon yaitu desa Jamblang asal para penjual nasi tersebut. Di
warung ini harga nya cukup terjangkau alias sesuai harga pasar, segelas es the
seharga dua ribu lima ratus, dan saya nasi plus empal sekitar 15 ribu.
Keraton Kasepuhan
Setelah kita
menikmati sarapan, tujuan kita selanjutnya adalah Keraton Kasepuhan, kita pun
kembali bersepeda menyusuri jalan kota Cirebon via Pelabuhan dan menyempatkan
dulu Eksis, baru ke Keraton Kasepuhan. Keraton kasepuhan sama seperti keraton
pada yang lainnya di depannya terdapat lapangan alun - alun, untuk masuk kita
membayar tiket seharga 20.000 rupiah (tiket masuk keraton termahal yangpernah
saya beli :D). Keraton kasepuhan di dbaian luar di dominasi bangunan bata
merah, (mengingatkanku pada dinasti Majapahit). Dari info sebenarnya ada
beberapa keraton di kota Cirebon, seperti keraton kanoman. Namun pilihan kita
jatuh pada keraton Kasepuhan, karena keraton ini adalah keraton termegah dan
paling terawat sehingga lebih banyak di jadikan destinasi wisata.
Keraton kasepuhan
adalah keraton para pendiri kerajaan Cirebon yang konon menjadi inspirasi
kerajaan Mataram. Di dalam bangunan utama keraton, terdapat 2 museum, yaitu
museum benda pusaka, dan museum kereta Singa Barong di mana di dalamnya
terdapat kereta asli dan replika. Di
bagian tengah sendiri terdapat bangunan utama istana, dimana masih menjadi
kediaman sultan terakhir. Dan di tengah halaman terdapat dua bangunan yang
dulunya di jadikan ruang tamu, sekarang dijadikan ruang informasi. Di dalam
istana juga terdapat mushola yang masih di gunakan terutama saat 1 syawal.
Beruntung kita mendapat penjelasan dari guide tidak resmi yang banyak
berkeliling di Istana.
Setelah puas di
keraton Kasepuhan, kita tidak segera lanjut, namun istirahat dulu karena panas
terik siang itu, kita menuju depan taman parkiran, untuk menikmati segelas es
sari buah, dan tentu saja menikmati jajanan lain kota Cirebon yaitu Tahu
Gejrot, tahu yang di uleg dengan bumbu sederhana , bawang, brambang, garam dan
kuah asem. Tidak kenyang dengan tahu gejrot kita kembali nyemil seblak kali ini
khas tasik atau bandung. Setelah puas jajan dan menikmati camilan, kita
melanjutkan perjalanan. Kali ini kita menuju terminal untuk membeli tiket
pulang ke Semarang.
Di terminal sempat
terjadi keraguan karena petugas tiket tidak berani menjual tiket, karena saya
mengatakan kita berlima masing - masing membawa sepeda lipat. Meski di awal
ketika aku meminta ijin membawa sepeda dia mengiyakan, namun ketika ku beri
tahu bahwa ada 5 sepeda, dia agak ragu. Akhirnya kuputuskan tetap membeli
tiket.
Goa Sunyaragi
Dari Terminal kita
hanya perlu menempuh sekitar 1 kilometer lagi ketempat tujuan kita selanjutnya
yaitu Goa Sunyaragi, setelah menemukan trafic ligh, kita seharunya tinggal
menyeberang dan tiba di goa sunyaragi, namun yaah namanya bukan orang cirebon,
kita justru setelah menyeberang masuk ke dalam gang jalan sunyaragi dan
menyusuri goa sunyaragi dari luar, sambil kebingungan ini jalan masuk nya mana,
setelah memutari kita tiba lagi di jalan raya ^_^ an kali ini kita langsung
menuju pintu masuk, setelah memarkir sepeda dikarenakan cuaca yang sangat
panas, kita kembali kehausan, maka mampirlah kita ke sebuah warung untuk
menikmati es, karena aku tahu kalau warung di tempat wisata seeperti ini es the
nya meragukan aku hanya memesan es sari buah. Setelah sedikit menindinginkan
tenggorokan dan memulihkan tenaga, kita pun masuk ke kawasan Goa Sunyaragi.
Dengan membayar tiket seharga 10 ribu rupiah, kali ini kita masuk tanpa guide
sengaja agar lebih bebas berkeliling.
Goa sunyaragi
terletak di jalan by pass Brigjen Dharsono daerah kesambi, Cirebon satu jalur dengan terminal harjamukti Cirebon
hanya sekitar 1 kilometer saja. Goa sunyaragi atau juga dikenal dengan taman
air sunyaragi dulunya merupakan tempat bertapa atau meditasi Sultan Cirebon dan
keluarganya kala itu, makanya mungkin di tempat ini banyak ditemukan semacam
ruang dan meja untuk meditasi. Luas
taman ini sendiri sekitar 15 hektar, dimana dulunya gua ini di kelilingi dengan
danau.
Ada 2 area gua yang
pertama pesanggraha, dan bangunan gua. Karena gua sunyaragi dulunya adalah
taman air, maka bangunan - bangunan yang ada akan terlihat arsitektur bangunan
engan jalan air atau tempat air di sekitarnya. Baik berupa selokan maupun air
mancur. Dengan hiasan batu karang. Di gua juga banyak di temukan berbagai macam
reruntuhan patung yang konon mempunyai berbaagai macam mitos tertentu. Semakin
sore pengunjung semakin ramai. Kita pun menyuahi berkeliling gua sunyaragi
karena waktu sudah semakin sore, meski banyak yang belum kita eksplor.
Goa Sunyaragi |
Kita kembali via
jalan sunyaragi, jalan siliwangi hingga gunung jati. Kita sempat mampir di
minimarket untuk membeli air dan jajan cilok, selanjutnya kita kembali
melanjutkan perjalanan dan tiba di gunung jati pukul 6 sore. Malam itu aku
membeli kwetiaw dan nasi goreng untuk kita makan berlima. Malam ini kita
ngobrol sambil menikmati makan malam kita di depan hingga pukul 9 malam kita
bersiap packing karena besok pagi - pagi sekali kita sudah harus berangkat ke
terminal.
Day 5 Selasa 27 Des
2016 Waktunya Pulang
Pagi - pagi sekali
kita suah bersiap untuk meninggalkan rumah om Yusdi, seperti biasa the hangat
sudah di sediakan untuk kita di depan. Kita sambil packing menikmati the
hangat. Setelah waktu menunjukan pukul 7 kita pun berpamitan. Kita menempuh
sekitar 20 menit gowes santai dari taman trucuk menyusui jalan siliwangi hingga
by pass menuju terminal harjamukti. Tiba
di terminal kita sudah di sambut calo tiket. Tiba di pool sempat terjadi
keributan dengan petugas bus yang sebenarnya sudah tahu bahwa saya membawa 5
sepeda berlagak tiddak tahu dan kebingungan dan saya harus bayar, banyak teman
- temannya yang membujuki dia meminta uang lebih. Ketika bus datang kondektur
sempat emosi dengan petugas tiket, dan ketika saya menyutujui untuk membayar
ekstar 40 ribu untuk tiap sepeda dia pun menjadi ramah. Ya sudahlah ini long
weekend dan memang kita berlima membawa sepeda biar semua bisa bersama - sama.
Tapi next time kita tetap akan nego lagi.
di dalam Bus |
Perjalanan menuju
semarang cukup lancar bahkan lebih cepat dari perkiraan karena bus masuk tol
dan tidak banyak berhenti, berhenti cukup lama di pekalongan untuk toilet dan
agen. Kita pun tiba di semarang sekitar pukul 1 lebih, avit turun krapyak dan
kita berempat turun di kalibanteng. Untuk kemudian kembali kerumah masing -
masing, demikian petualangan kita berlima selama beberapa hari di kota orang.
"if you wana
find out, who's true friend is, screw up or go through challenging time
.." begitulah yang kita lewati bersama, kita semua tidak ada yang jaim
semua bikin masalah, semua melewati masa - masa menguji diri sendiri, dan kita
pun tetap bersama menghargai sifat kita masing - masing, tanpa ikut campur
urusan masing - masing.
Mungkin kita akan
ada kesempatan untuk melakukan perjalanan lebih jauh dengan personel yang lebih
lengkap .. Entah kapan kita kemana ….