Masihkah Kau Bersepeda Kekampus Jika Jaraknya lebih dari 100km?
Udara pagi masih
terasa sejuk kala itu, mentari pagi menunjukan sinar yang begitu mesra, sawah
sawah yang menguning di pinggir jalan menghiasi pemandangan jalan raya teras
solo - semarang. Dengan backpack dipunggung yang berisi laptop dan teman
temanya, serta beberapa buku tebal tentang algoritma dan java. Bebarapa buku
yang tidak muat dan photocopian makalah pun terpaksa di tali diboncengan.
Kukayuh sepedaku sedang - sedang saja, menikmati udara pagi dan jalanan yang
masih tidak terlalu ramai oleh mobil dan motor juga bus truk yang biasa lalu
lalang. Sesekali kulihat mobil bak pengangkut sapi bersliweran, dan terkadang
beberapa pengendara sepeda lain dengan kecepatan tinggi pun menyalip namun
hasrat untuk kebut - kebutan itu kutahan, karena tujuan kita berbeda. Mungkin
mereka akan gowes ke pengging. Sedangkan aku harus mengayuh sepedaku untuk
sampai di kampus. Yep namaku adalah ranz, ananda ranz setiap jumat pagi ritual
gowes ku adalah bike to campus. Gowes dari rumah ku yang terletak di laweyan
solo, menuju kampus tercintaku yang terletak di jalan imam bonjol semarang.
Dari solo ke
semarang Gowes??? Itu juga yang pernah ditanyakan oleh dosen dan teman
sekelasku :D "memang tidak capek?" well ya biasa capek, kalau capek
tinggal naik bus :p jawabku santai. Ya aku memang suka bersepeda, pertama kali
kuputuskan untuk bersepeda pulang pergi dari rumah ke kampus adalah ketika pada
tanggal 2 februari 2012, saat aku baru pertama kali masuk kuliah. Kala itu aku
memang secara spontan berniat untuk gowes ke semarang dengan sepeda lipat tua
ku, meski frame dari besi dan ban Cuma 16' dan single speed. Ternyata mampu
menngantarku selamat sampai semarang bahkan kembali gowes ke solo meski harus
dihadang dengan hujan deras.
Sepeda lipat??
Kenapa tidak memakai MTB atau Road bike biar lebih ringan untuk dikayuh, biar
bisa ngebut dan lebih cepat sampai? Pernah ada yang menyarankan itu, tapi waaah
kalau Cuma butuh ngebut dan cepat mending aku naik bus saja kesemarang, Cuma
20ribu patas AC empuk dan hanya perlu 2 jam 30 menit sampai 3 jam untuk sampai
kesemarang ha ha ha ha ha ... Sedangkan kalau gowes aku membutuhkan waktu
sekitar 6 jam :D aku memilih sepeda lipat karena memang aku tida butuh untuk
kecepatan tinggi, alasan aku suka bersepeda adalah agar aku bisa menikmati
jalan yang kulalui, melihat hal yang tidak terlihat ketika aku naik bus/motor
atau kendaraan lain dengan kecepatan tinggi.
Yaa selama aku gowes
ke semarang ternyata aku menemukan tempat, tempat menarik untuk dikunjungi
meski untuk itu aku harus memutar jauh :D seperti candi ngempon yang terletak
di pringgapus yang orang semarang pun tidak banyak yang tahu. Juga dengan
bersepeda aku bisa mampir ke Museum kereta ambarawa yang terletak diambarawa.
Yaa banyak pengalaman unik saat aku bersepeda memang bahkan ketika aku hendak
ke kampus gowes solo - semarang aku tersesat ke gedong songo :p yaa waktu itu
aku berniat mampir ke Goa Maria yang terletak di kerep ambarawa, namun ternyata
aku tersesat hingga membawaku sampai ke candi Gedong songo bandungan. :D
ahahahaha. Bukan hanya sepeda lipat shaun (dahon dabike 16') ataupun
pockie(pocket rocket 20') yang sering kubawa gowes terkadang aku pun gowes
menggunakan BMX ku :p ahahahahaha
Bus patas Solo -
Semarang saja Cuma 20ribu rupiah kalau gowes bukanya lebih mahal?? Well memang
target ku ketika gowes kekampus harus tidak boleh melebihi 20ribu rupiah,
paling aku bawa bekal air mineral dari rumah dan roti. Agar tidak perlu cari
sarapan atau jajanan di luar. Medan solo - semarang bagiku lebih bersahabat
daripada semarang - solo. Saat gowes dipagi hari dari solo sampai salatiga
masih didukung cuaca pagi yang sejuk namun keluar dari salatiga hadeeeh
panasnya gila. Dari solo - ke boyolali memang jalannya menanjak halus sejauh
25kilometer sampai terminal boyolali dan setelah itu akan roling. Namun bagiku
setelah melewati terminal bawen. Jalanan lebih nikmat karena banyak nya turunan
(meski turunan gilak :P) namun jika dari semarang, untk keluar dari semarang
sendiri sudah disuguhi tanjakan gilak mulai mau lewat manapun tanjakan nya
gilak dan tentu Gombel akan menjadi menu utama.
Selama ini untunglah
tidak pernah ada masalah dengan sopir truk dan bus, asal kita saling mengerti
saja. Aku selalu gowes mepet garis aman putih dikiri jalan. Dan begitu kudengar
deru mesin dari belakang aku akan pelan pelan pindah kebadan jalan, sehingga
bus dan truk tidak perlu membunyikan klakson mereka. Terkadang mereka justru
berterimakasih dan memberi semangat :D justru para pengguna mobil pribadi lah
yang sering membuatku geram.
Banyak tempat -
tempat yang ternyata bisa dikunjungi sepanjang perjalanan solo -semarang, dan
aku masih belum mampir kesemua tempat tersebut mabe next time, tapi tentu saja
tempat photo favorit adalah pabrik teh ternama yang terletak di ungaran :D.
Well begitulah selama aku masih bisa dan masih kuat, aku akan selalu mencoba
bersepeda ke kampus meski jaraknya lebih dari 100km. Kalaupun capek toh tinggal
berhentiin bus hijau favorit, lipat
sepeda dan duduk santai di jok ber AC hahahahaha ....
jadi begitulah pengalamanku bersepeda kekampus :D semoga masih akan terus setia untuk menikmati dengan sepedaku
0 comments:
Post a Comment