Adalah suatu
keberuntungan atau ketidak sengajaan ketika aku bisa mengikuti salah satu event
terbesar di kota Tasikmalaya, kota yang jauh dari asal yaitu Tour De
Pangandaran Kala itu yang ke-7 itupun berkat menemani miss Nana my bikingsoulamte yang notabene adalah ketua B2W Semarang, kala itu penyelenggaraan TP-7
dibarengkan dengan event gathering B2W se-Indonesia dan miss Nana
"Memaksa" kita untuk ikut. klik link cerita disini ya. Sebenarnya udah dari dulu pernaha
mendengar mengenai event TDP tapi habis itu lupa, hingga TDP -7 baru tahu dan
ngeh lagi. Kala itu sih kita pernah bilang setidaknya pernah ikut sekali ..
Jikalau nanti ga bisa ikut lagi. Nhah ditahun 2017 ini TDP memasuki event yang
ke-8 tadinya sih belum ada niat untuk ikut namun ternyata para pelorers yang
pernah mendengar cerita soal event TDP mengutarakan keinginan mereka untuk ikut
event TDP-8. ya sudah akkhirnya kita berenam pun bersama berniat menabung untuk
mengikuti event TDP-8.
Setelah dihitung
berapa biaya yang dikeluarkan seirit mungkin, kalau tahun lalu kita naik bus menuju tasik hari kamis malam, menginap semalam istirahat seharia maka tahun ini kita memutuskan berangkat
menggunakan kereta ekonomi Pasundan jurusan Solo-Bandun, yang ternyata
jadwalnya bisa sesuai jika digabung dengan kereta Kalijaga via Semarang jadi kita bisa berangkat hari jumat dan tiba jumat malam di tasikmalaya.
Tugasku yang mengurus tiket mencari penginapan dan memastikan bocah-bocah bakal
aman di Tasik dan pangandaran nantinya. Ketika memesan tiket Pasundan dan
Kahuripan untuk pulangnya, sudah ada kejadian gegara ada ibu - ibu yang marah -
marah menyerobot antrian aku jadi ga fokus salah tulis nama kereta alhasil kudu
ganti dan kena 15% biaya. Tapi semua lancar. Tapi ada satu berita mengejutkan
saat memesan tiket yaitu KA Kalijaga tidak lagi berhenti di Purwosari ..
Alamaaaak maka rencana kita sudah berantakan lagi satu, karena kita tidak bisa
langsung ganti kereta melainkan harus berpindah dari St. Balapan saat turun dari
Kalijaga dan menuju Purowsari untuk naik KA Pasundan, ya Tuhan kenapa PT KAI
mengubah jadwal kereta saat saya sangat membutuhkan KA Kalijaga dari Purwosari.
Tibalah hari H
Hari Jumat 21 April 2017
Bertepatan dengan
hari Kartini, keberangkatan kita ke Tasikmalaya, anak - anak plus miss Nana,
minus Hesti berangkat dari Semarang Poncol menggunakan KA Kalijaga, untunglah
mereka semua tepat waktu (bangunnya), saya cukup menunggu di Solo sambil
mengecek kabar mereka. Namun baru beberapa saat saya dapat kabar bahwa kereta
Kalijaga berhenti karena kabarnya ada motor yang tersambar kereta ..
Astagaaaaah para pengemudi itu jiaaan. Cukup deg - degan dan was - was karena
apakah kereta akan berhenti lama dan tiba tepat waktu, maka saya selalu mengecek perjalanan kereta dan
sudah sampai mana, karena kalau yakin bahwa kereta terlambat maka saya akan
langsung ke stasiun untuk menukar tiket pasundan dengan KA Kahuripan yang
berangkat sore hari. Untunglah kemudian kereta berjalan lancar, jika kuhitung -
hitung KA akan tiba sekitar pukul 12 siang, masih ada waktu.
Maka sambil menunggu
saya membelikan nasi untuk mereka makan siang, kemudian menuju balapan untuk
menjemput mereka, namun alaaamaaak ada kejadian lagi, jalan di menuju balapan
di tutup dan dialihkan karena ada rombongan Ibu presidan,haiiish padhal kalau memutar
membutuhkan waktu lama, untunglah bapak Polisi berbaik hati mempersilahkan saya
mlipir menuju St Balapan, sambil menunggu saya dibuat was - was lagi, karena
ternyata kereta harus berhenti beberapa kali untuk langsir hadeeeeeh …. Waktu
bakal mepet nih mana saya ntar harus ke warung ambil pesenan nasi geprek ….
Maka sekeluar mereka dari stasiun saya langsung ngebut menuju purwosari .. Khi
khi cuckup di kejar waktu ya.
Tiba di purwosari
kita masiha da 15 menit sebelum kedatangan kereta, begitu kereta Datang kita
menempatkan diri namun ternyata gerbong kita berada di ujung paling bontot kita
pun berlari menuju gerbong paling balakang, mana ketika menaikan sepeda, beberapa
spot udah terpakai tas dan kardus, mana sebelum kita semua naik masih sudah ada
pengumuman kereta akan diberangkatkan udah deh pada panik, mana si Tami masih
belum sempat naik lagi … hadeeeh
untunglah pada akhirnya kita semua berhasil naik, setelah menata sepeda.
Kita pun bisa bernafas lega dan menertawakan kejadian yang telah kita alami
sepagian ini. Perjalanan menuju tasik cukup lancar meski mengalami
keterlambatan 30 menit dari jadwal. Kita tiba di tasikmalaya pukul 20.00 WIB.
Tidak lupa kita
selalu memantau keadaan Hesti, sebetulnya hesti bisa bernagkat lebih sore naik
bus, namun agar amannya Hesti pun kita barengkan dengan kenalan sepeda kita
yang juga akan berangkat TDP yaitu Pak Sur, dari hesti kita mendapat kabar dia
ketinggalan charger jadi harus irit batreee hadeeeeh ada ada saja. Beruntung
setiba di stasiun Tasik, ada beberap orang yang menolong kita menurunkan
sepeda, setelah membuka sepeda kita. Beruntung juga ingatanku tentang letak
stasiun tasik dengan telkom masih ada, jadi aku sudah tahu arah jalan dari
stasiun ke Telkom itu cukup dekat. Keluar dari stasiun kita menuju telkom dan
anak - anak pun terkejut ternyata kita hanya menempuh beberapa ratus meter
saja, mereka cukup lega :D.
Tiba di telkom kita
sudah bertemu dengan teman - teman B2W ada om Tekad, om Sugeng, nte Ria, om
Putut, Om Eka, juga atlet sepeda asli Pangandaran Yazi dan lain - lain. Beruntung
juga ternyata kita mendapat jatah kamar dari nte Ria sykurlah kita tidak jadi ngemper,
kita bisa beristirahat setelah kejadian - demi kejadian beruntun yang kita
alami seharian ini. Setelah beramah tamah, kemudian makan menikmati tutug
oncom, dan camilan yang di sediakan, kita pun menuju hotel Abadi yang letaknya
cukup dekat dari telkom, dan saat itu pula aku sadari itu adalah Hotel dimana
aku pernah menginap ketika Srikandi 2012 lalu hoo hoo hooo.
Malam itu aku, tami,
dwi dan Avit memutuskan untuk keluar berjalan - jalan mencari minuman segar
alias es The, dan saat itu juga anak - anak mendapati shock culture bahwa
sangat sulit untuk mendapatkan es teh manis yang nasgitel di Tasikmalaya,
apalagi es hi hi hi beruntunglah di depan hotel masiha ada warung buka dan kita
sempat menikmati es the meskipun Cuma the celup. Tapi cukup melegakan
tenggorokan. Kitapun kembali ke hotel dan beristirahat.
Hari Sabtu 22 April
2017 the D Day
Akhirnya tibalah
hari H, aku terbangun sekitar pukul setengah lima pagi, sempat menanyakan kabar
Hesti, miss nana mengatkan belum ada kabar lagi, dipikiranku hesti sudah akan
sampai di Tasik. Namun selesai mandi aku
mendapat kabar bahwa beberapa jam lalu Hesti memberi kabar bahwa Bus hesti
masih berada di Majenang gegara ada trailer terguling .. Whaaat?? Bakalan
terlambat dia nih. So aku ke kamar Dwi, Avit dan Tami untuk membahas jika Hesti
turun Banjar saja, namun betapa kagetnya lagi ketika tahu dari Avit bahwa dia
dapat berita dari Hesti bahwa dia memutuskan untuk gowes bersama pak Sur dan Om
Rusli orang C5 magelang .. Whaaaat lagi!!! Mejenang ke Tasik masih jauuuuh
binget dan aku tahu trek nya rolling banget .. So segera aku sebisa mungkin
mengontak Hesti dan memberi tahu bahwa dia langsung menuju Banjar saja, nanti
kita ketemu disana.
Setelah selesai
kepanikan pagi itu, kita kebawah untuk menikmati sarapan nasi goreng, untunglah
rasa nasi gorengnya cukup sesuai di lidah kita. Selesai sarapan kita langsung
menuju telkom yang sudah berjibun para pesepeda, kita pun tidak sempat berfoto
di wall of fame nya, ktia Cuma berdiri menunggu di depan garis start saja
sambil menanti peluit pemberangkatan. Disaat menunggu inilah kita bertemu
dengan beberapa kenalan, seperti nte Lies Ramona dari Ambarawa, om Hendrit dari
Batang yang pernah mengawal kita saat ke Cirebon. Sekitar pukul 8 pagi, bendera
start sudah dikibarkan, maka kita pun mulai start, disaat itulah kita mendapat
kabar dari Hesti bahwa akhirnya mereka memutuskan untuk mencegat pick up menuju
Banjar syukurlaaaah. Kita bisa agak lega menikmati etape pertama Tour De
Pangandaran. Kita pun menikmati gowes dengan cukup santai sambil berfoto dan
bernarsis ria.
Untuk rute TDP-8 ini
masih sama seperti TDP-7 yaitu Tasik via Manonjaya, Cimaragas, Banjar, ,Jl
Gerilya, jalan Banjar - Pangandaran, tepung kanjut, banjarsari. Kalipucang,
Emplak.
Di beberapa titik
saaat berhenti di Cimaragas aku menyempatkan diri share location ke hesti agar
dia ngeh dimana kita berada. Setibanya di perbatasan kota Banjar, kita pun
berhenti sejenak, dan mencoba mengontak hesti mencari keberadaanya namun masih
belum ketemu, hingga akhirnya ketika mau memasuki kota Banjar yang ada kita beberlok kekanan arah pangandaran via
jalan Gerilya, kita berhenti sejenak selain berfoto juga ingin membeli es the
dan juga sekalian mencob amengontak Hesti. Dan akhirnya ketahuan bahwa Hesti
berada di jalan Lingkar Selatan Banjar yang tentu saja sekitar 15 km di
belakang kita, alhasil segera saja kit memberi tahu Hesti tentang
keberadaannya, dengan share loc dan memberi petunjuk arah.
Ketika kita memasuki
tanjakan tepung kanjut, well bisa di rasakan dari orang - orang yang banyak
berhenti dan mungkin ada beberapa yang loading, ternyata lumayan curam juga ya,
well awalnya sih nanjak lumayan tapi setelah itu kelokan tajam dan nanjak lumayan
tinggi, terjadi sedikit insiden ketika aku dipanggil dan melihat ke belakang
ternyata Dwi terjatuh. Ketika aku turun ternyata sepeda Dwi bermasalah , kita
pun meminggirkan dan mencoba memeriksa ada apa. Sebenarnya di sepanjang
perjalanan sih emang aku sudah merasa Oddie bermasalah karena selama perjalanan
udah bunyi kiryeet kriyeet. Ketika di tepung kanjut crank nya seret, sempat ku
cek kayaknya RD nya, cukup lama ngutak ngutek, untung ada om Tekad dan om
Sugeng lewat aku bisa pinjam minyak, setelah itu lumayan lancar kita
melanjutkan perjalanan, namun tidak lama Dwi udah berhenti lagi, dan nampak
sedih ternyata Oddie trouble lagi, masih seret, aku sudah mencoba membujuk dia
untuk gantian dengan sepedaku namun dia merajuk dan menolak .. Hmm padahal
biasanya juga mau … maka aku coba betulin lagi, namaun gegara ga bawa tool jadi
ya ga bisa banyak untung ada om om yang meminjami tool, sehingga bisa bongkar
roda belakang, setelah di cek juga normal sproket nya, mur baut juga, maka
berpindah ke crank, ternyata crank nya terlalu mepet frame, sehingga
bushguardnya pecah dan membuat seret. Maka kuputuskan melepas bushguard crank,
alhasil semua lancar kembali. Disaat inilah hesti berhasil menyusul kami, dan
kita pun berkumpul kembali berenam.
Meskipun sepertinya
kita udah ketinggalan jauh, tapi tetap kita pun memutuskan beristirahat dulu,
buat menata hati heleeeh menikmati es the buat hesti dan memberi waktu hesti
untuk istirahat. Setelah cukup istirahat kita kembali melanjutkan perjalanan, namun
baru beberapa ratus meter, Tami sudah memanggil ternyata ban pockie kempes pes,
aku meminta Hesti menyusul dwi dll di depan sementara aku menemani Tami, kita
menuntun mencari tambal ban. Beruntung ada beberapa pesepeda yang istirahat,
kita pun meminjam pompa untuk sementara memompa pockie dan melanjutkan
perjalanan. Ketika bisa menyusul hesti avit dll. Aku memutuskan menambal ban
pockie di tukang tambal terdekat. Sambil menunggu ban pockie di tambal kita
beristirahat dan menikmati minuman dingin yang dijual si Bapak. Saat ini lah
Dwi bilang crank sebelah kanan oddie sepeda dwi kocak, nampaknya cuman baut, so aku pinjam
kunci T ke bapak buat mengencangkan, saat itu ada pemotor yang lewat mencoba
membantu mengencangkan dengan kunci motornya, ga cuman yag kanan dia juga
mengencangkan baut crank yang kiri. Okee laaah. Selesai menambal ketika kita
akan jalan, Oddie sepeda Dwi menjadi tambah trouble karena crank nya sama
sekali tidak bisa diputar alaamaaaak … akhirnya kita berhenti dulu lagi untuk
mencoba membetulkan sebisanya, dengan mengendorkan baut dan mengencangkan lagi,
sementara sudah bisa.
Selesai semua kita
pun kembali melanjutkan perjalanan, yaah meski sendirian dan pelan - pelan di
barisan paling belakang, tujuan kita cek point 1 Toserba Samudra untuk makan
siang, masih sekitar 20 an kilometer lagi padahal sudah menunjukan jam 12
siang. Di kilometer 50 an memasuki jalan rolling, kita melihat performa hesti
menurun, iya mungkin dia kelelahan semalamam kejebak macet, terus gowes dari
majenang, naik pick up sampai banjar dan belum sempat istirahat juga makan,
lelah danlapar tentu menurunkan performa. So aku minta kita tukar sepeda saja,
aku naik rockie element putih si hesti dan dia naik urbano. Kita kembali
melanjtukan perjalanan sambil aku mendorong hesti.
Akhirnya tibalah
kita tepat jam 2 siang kurang 10 menit di Toserba Samudra, kita sempat
menikmati makan siang. Di cek point ini aku memutuskan untuk me Loading, dengan
banyaknya trouble dan kondisi Hesti yang tidak fit, meskipun bisa lanjut
takutnya kalau nanti ngedrop atau rusak di jalan, udah ga ada loadingan. Karena
di etape ini di sediakan truk panitia untuk loading. Setelah konfirmasi kita
pun me loading sepeda. Kali ini semua kompak untuk loading, meski di Jisok
kemarin anak2 pada melanjutkan etape sendiri, kali ini kita semua loading. Aku
juga tidak mungkin meninggalkan teman - teman loading di pick up sendiri. So
kita pun melanjutkan sisa etape via pick up.
Namun ternyata
perjalan tidak semulus yang dibayangkan, selepas tanjakan emplak memasuki
pangandaran, terjadi kemacetan panjang karena perbaikan jembatan, sehingga pick
up berhenti hampir tidak bergerak hadeeeeeh … rasanya pengen turun saja jalan
atau nyepeda. Ketika kurang 4 kilometer
dari finish truk dan pick up berhenti kukira kita mau diturunkan
ternyata drivernya isoma dulu hadeeeeeeeeeeeeeh nanggung rasanya pengen bongkar
muatan sendiri. Beruntung kita bertemu dengan Zen, jadi bisa melepas penat
sambil ngobrol. Kita pun tiba di pangandaran jam setengah 6 an, udah ga bisa
menikmati pantai dan sunset. Yasudahlah ketika kita sudah ingin istirahat,
orang yang kupesenin penginapan masih sibuk agak susah dihubungi, so sambil
menunggu kita menikmati makan malam di dekat panggung finish. Setelah ketemu
dengan orang yang kupesanin hotel kita di antar di pondok melati tempat kita
menginap kamar nomor 20 dan 27, seperti yang telah diberitahukan.
Tiba di hotel
ternyata kamar 20 dan 27 letaknya dilantai 1 dan 2, sempat minta tukar tapi
tidak ada kamar kosong lagi, kita sempat minta tukar kamar dengan rombongan
sepeda lain, namun ternyat akamar nomor 20, adalah seperti pondok kecil yang
ada ruang tamu dan terdiri dari 2 kamar. So kita Cuman ambil kamar 20 saja,
saya pun meminta pada joki yang
mengantar kita untuk membatalkan pesanan kamar no 27, kemudian si joki
mnghubungi om yang kupesanin kamar.
kujelasin kondisinyaNamun dia bilang udah pesan ga bsia dibatlana so Ok,
aku pun bertanay berapa sisa pembayaran jadinay, dia bilang sih sama so OK
that’s wwaaaaw .. Aku sempat berpikir ini adalah berkah kejadian yang telah
kita alami.
Jadi malam itu kita
segera mandi membersihkan diri, kali ini ga ada yang malas - malasan, semua
pengen membersihkan diri. Setelah mandi dan bersiap kita akan menuju hotel
beach view untk menikmati doorprize malam, namun ternyata hujan turun, setelah
menunggu sedikit reda kita pun nekad menuju panggung. Untunglah malam itu avit
berungtung mendapatkan doorprize meski kita gagal mendapat hadiiah utama
sepeda. Meski pada capek kita kembali ke penginapan, tiba di penginapan kita
memesan bakso yang mangkal di depan, eeeh kok pada dapat energi lagi, kecuali
tami yang sudah molor di kursi. Yang lain masih ha ha hihi, bahkan ketika sudah
masuk kamar pun, dikamar sebeleah mereka masih rame. Malam itu kita
beristirahat memulihkan energi.
Minggu 23 April 2017 and the Drama goes on ....
Okay hari ini hari
istirahat, namun demi berburu sunrise, anak -anak merelakan diri bangun pagi,
meski tidak perlu mandi yang penting sudah siap buat foto narsis. Kita pun
berangkat menuju pantai timur. Eh iya kecuali Avit yang lebih memilih untuk
melanjtukan tidurnya. Kita pun berjalan menuju pantai timur, di perjalanan
bertemu dengan Ayung Lim dari IDFB .. Hmmm kalau saya tidak kenal dan tidak
kenal saya berarti baru (bergabung) di dunia per - "persepedaan" :p
eh tapi aku sering kayak tahu namanya dari perjual belian kayakany, kita pun menikmati sunrise meski pun terbalut mendung, sambil nongkrong
sebentar di pantai Timur, kemudian melanjutkan perjalanan , ke cagar alam
Pangandaran dimana tahun lalu aku dan miss Nana terpaksa lewatkan karena takut
ketinggalan evak ke tasik.
pantai pasir putih pangandaran |
Kali ini kita mencoba mengeksplore memuaskan diri,
namun karena meski sudah membayar tiker sebesar 20 ribu, untuk masuk ke dalam
obyek yang didalam kita masih di minta iuran meski sukarela, jadi untuk
beberapa spot seperti goa - goa kita lewatkan, karena maklum kita bokek dan
lagi kita juga harus sewa senter .. Maaf kita beneran lagi ngirit :p, namun
untunglah kita masih bisa bermain hingga pantai pasir putih, juga mencoba
merasakan air dari Goa Rengganis yang katanya bisa bikin awet muda seperti Dewi
Rengganis :p. usai berkeliling cagar alam, kita kembali ke penginapan,
istirahat sebentar kemaddian kita mulai mandi dan berkemas sekitar pukul 10
pagi. Lalu check out dan menuju pantai barat untuk berfoto. Saat berfoto ini
kita bertemu om Aryo lampung, juga beberap orang dari BCC Batam yang ternyata
adalah anak buah dari Wowok Mardi teman kita alias suami dari Yani :D.
setelah mencari
makan siang di daerah pantai dengan menu dan harga yang berwisata sekali kita
lanjut keluar pangandaran menuju terminal mencoba mencari kendaraan untuk
kembali ke Tasik, tadinya mau cari sewa pick up, namun ternyata setelah nego
dengan bus, kita pun dikenai tarif 80 ribu plus sepeda, karena sepeda
dimasukkan ke dalam dengan membongkar kursi paling belakang. Kita menerima
tawaran tersebut, beruntung penumpang dari pangandaran tidak banyak sehingga
bus cukup longgar ketika kita naik. Sepanjang perjalanan cukup lancar, bahkan
di tempat kemacetan perbaikan jembatan juga lumayan lancar. Namun lepas dari
banjarsari memasuki manonjaya, bus melewati jalan berliku berkelak kelok tajam
yang jauh dari trayek nya ternyata bus menghindari adanya kemacetan di suatu
jalan (hasil translate seadanya dari bahasa roaming). Memasuki kota banjar waktu menunjukan masih
cukup sore jam 4 an kalau ga salah, sebetulnya ada keinginan untuk turun di
Banjar saja, namun mengingat teman - teman ada keinginan untuk kulineran dan
narsis di kota Tasik, aku simpan saja keinginan itu. Bus kembali melanjutkan
perjalanan, memasuki ciamis bus mulai ramai, dan langit mulai menunjukkan tanda
- tanda mendung. Dan betul saja, memasuki kota Tasik hujan lebat pun turun,
kita sempat kebingungan, setelah berkonsultasi dengan kondektur bahwa kita
tujuan kita adalah stasiun tasikmalaya awak bus berbaik hati, dia mengutarakan
akan menurunkan kita di stasiun kereta namun kita ikut mereka muter dulu, kita
pun menerima mengingat hujan yang turun sangat deras.
Kita tiba di stasiun
sekitar pukul setengah 6 malam, hujan masih mengguyur dan beruntung Bus benar -
benar mengantar kita hingga di gerbang depan Stasiun, jadi kita tidak begitu
terguyur air hujan. Karena hujan maka niat kita bernarsis di Tasikmalaya pun
pupus sudah, kita hanya ngemper di depan bangunan yang sepertinya adalah kantor
stasiun yang sudah tutup. Beruntung ada penjual nasi goreng keliling dengan
harga dan rasa yang bersahabat sehingga kita tidak perlu bingung mencari makan,
dan kita diijinkanmakan di warung depan stasiun yang ternyata adalah orang
Surabaya.
nyepeda dini hari |
Sambil menunggu
keberangkatan kita masih ngobrol di emperan, malam ini karena kelelahan dan
otot lenganku cidera, aku memutuskan menggunakan jasa poter saja. Kita memasuki
stasiun sekitar jam 8 lebih, lalu kita berisitirahat sambil menggu
keberangkatan kereta, disini kita ngobrol ngobrol bercanda dengan petugas
kebersihan lumayan menghibur. Kereta Kahuripan datang tepat waktu, dibantu
porter dan petugas kebersihan, sepeda kita naik dan ditata dengan lancar, kita
pun lega, kondektur yang memeriksa tiket kita pun ramah, dan menyapa kita dia
tahu kita baru saja ikut event tour de pangandaran. Namun sayangnya saat di
Ciamis, ada rombongan MTS yang bepergian dan semuanya membawa koper meletakkan
koper mereka sembarangan, tepat di bordes, bahkan entah siapa memindahkan
sepeda urbano ku di bordes dan menumpukinya dengan rockie hadeeeeeeeeeeeeeeh ..
Maka aku dan Hesti pun terpaksa kembali menata sepeda kita kembali.
Perjalanan ini kita
lalui dengan lancar, meski kecapekan, beruntung semua lancar dan tiba di
stasiun Purwosari pukul 3.41 pagi, kita dini hari pun bersepeda menuju stasiun
Balapan.
Teman - teman yang
lain kembali ke Semarang dengan Kereta Kalijaga. Saya kembali kerumah untuk
istirahat.
Hadeeeh begitulah
kisah kita di event TDP-8 banyak drama
yang seakan mengikut kita kemanapun .. :D